Perang Bintang Liga Perkutut Bali Seri X (16/12) di Ketewel Gianyar: Penuh Lima Kelas, Sukses Bersama Kung Mania Bali
Liga Perkutut Bali seri X yang sekaligus sebagai penutupan LPB 2018 akhirnya digelar Pengwil P3SI Bali Minggu, 16 Desember 2018 di lapangan Ketewel Gianyar Bali. Di lapangan yang baru hasil kerja bersama kung mania Bali, para peserta bisa menikmati hasil jerih payah bersama secara gotong royong untuk membangun sebuah lapangan yang permanen. Kung mania Bali tumpah ruah untuk mengikuti LPB terakhir yang sekaligus dirangkaikan dengan penyerahan trofi burung terbaik dan juga peternak terbaik LPB 2018.
Pelepasan burung perkutut oleh Bendesa Adat Ketewel Wayan Beratha, tokoh masyarakat Gianyar Wayan Arthana, ketua pengwil P3SI Bali Budi Dharma, Ketua PPDSI Bali Made Tendha, dan kung mania Bali yang hadir menandai dibukanya secara resmi lapangan Ketewel Gianyar dan LPB X yang menyediakan lima kelas yakni 1 kelas piyik hanging, 2 kelas piyik yunior, dan masing-masing 1 kelas dewasa yunior dan senior.
Ketua Pengwil P3SI Bali Budi Dharma kembali menekankan marwah P3SI sebagai organisasi sosial kehadirannya di Desa Adat Ketewel bakal memprogramkan aksi sosial baik penghijauan di areal lapangan, konservasi melalui pelepasan burung perkutut secara rutin dan bakal melanjutkan program peduli kasih buat peternak pemula khususnya di wilayah Ketewel. Program yang ditawarkan kung mania Bali melalui Pengwil P3SI Bali ini disambut hangat Bendesa Adat Ketewel Wayan Beratha. ‘’Kami berterima kasih kepada bapak-bapak penggemar perkutut yang sudah hadir di desa kami,’’ ujar Wayan Beratha singkat.
Di tengah semilir angin pantai, gaco-gaco mulai bertarung di masing-masing kelas, baik kelas piyik yunior di sisi paling barat, berjejer dewasa yunior dan dewasa senior paling timur serta piyik hanging di sisi tenggara.
Mengambil posisi paling timur yang berdekatan dengan podium penonton, para gaco senior begitu santer ketika memanggung. Seperti Putra Klungkung milik Suparlan bergelang AML yang mendapat nomor 35. Hanya membutuhkan waktu beberapa menit mengamati suasana lapangan, Putra Klungkung langsung kerja. Suara depan tengah dan ujung yang berirama tembus sampai keluar arena membuat juri terus menaikkan nilai.
Begitu juga Predator debutan H Salim Andriyanto yang tak kalah ciamik dengan anggungannya. Satu demi satu bendera didapatkan. Predator akhirnya memperoleh bendera tiga warna sedangkan Putra Klungkung mendapat tiga warna hitam.
Di babak kedua, dimana mentari mulai membuka diri dua bintang lapangan ini kembali bertarung. Predator dan Putra Klungkung tak pernah berhenti menunjukkan kualitas suaranya yang ciamik membuat juri satu demi satu menancapkan bendera hingga Predator kembali mendapat tiga warna. Namun Putra Klungkung yang tampil stabil sepanjang babak kedua mampu meraih bendera empat warna.
Untuk menurunkan ketegangan, maka peserta diajak istirahat makan siang prasmanan sate kambing dan ayam serta gule sumbangan dari Kaswari BF. Hanya istirahat beberapa menit, babak ketiga kembali dilanjutkan. Kali ini tidak saja Predator dan Putra Klungkung yang memanas tetapi sang nominator LPI Junior 2018 Bali Bergoyang milik Haryanto pun ikut unjuk gigi. Ketiga gaco ini akhirnya sama-sama meraih tiga warna. Dan ketika babak keempat para bintang ini kembali menunjukkan perfomanya, maka Putra Klungkung mutlak meraih juara pertama disusul Predator di tempat kedua dan Bali Bergoyang di posisi ketiga.
Di kelas dewasa yunior yang penuh peserta, hanya beberapa gaco yang mau kerja. Di antaranya Mama besutan Suparlan bergelang Inul yang tampil mewah di babak pertama dengan meraih tiga warna. Namun ketika memasuki babak kedua giliran Putra Idola milik H Achmad Thosan yang meraih tiga warna. Bahkan ketika babak ketiga, tidak ada satu pun yang sanggup kerja maksimal. Mama akhirnya menempati posisi pertama disusul Putra Idola serta Terminator milik H Salim bergelang JBM di tempat ketiga.
Di laga piyik yunior yang membuka 2 kelas hanya Chandra Gupta ring AKN milik H Sugik/H Edi yang tampil ciamik di babak pertama dengan bendera tiga warna. Namun di babak berikutnya para gaco masih melihat suasana lapangan baru. Hal yang sama di kelas piyik hanging. Tidak ada yang sanggup meraih posisi tiga warna, namun Angling Darma milik Suparlan bergelang A-A sukses naik podium utama disusul Jaka Tingkir milik H Anang bergelang Akor di tempat kedua.
Hasil yang dicapai pada LPB X sekaligus seri terakhir diakumulasikan dengan 9 seri yang sudah berjalan akhirnya menetapkan burung terbaik senior dan junior serta peternak terbaik dan peternak terfavorit. Terbaik senior Aku Rindu dan terbaik yunior Mama milik Suparlan. Sedangkan peternak terbaik 2018 disabet Wiras BF, dan peternak terfavorit disabet Kaswari BF.
Ketua Pengwil P3SI Bali Budi Dharma bersama Ketua Bidang Pengendali Lomba Triyasa Kusuma Negara mewakli panitia menyampaikan bahwa keberhasilan membangun lapangan dan keberhasilan LPB 2018 khususnya seri X adalah kesuksesan kung mania Bali. Karena kehadiran lapangan permanen yang bisa digunakan untuk jangka panjang bekerjasa sama dengan Desa Adat Ketewel ini adalah hasil dari guyub rukun – gotong royong kung mania Bali. Ada yang menyumbang dana, baju, trofi, makanan, perkutut, alat-alat berat, ide, tenaga, dan juga kritik yang membangun sehingga lapangan permanen bisa terwujud. ‘’Semangat guyub rukun ini benar-benar luar biasa, mari kita pertahankan demi kemajuan perkututan di Bali,’’ ujar Budi Dharma yang diamini Triyasa KN.
Selanjutnya, kini Pengwil bakal segera menggelar rapat untuk jadwal LPB 2019 karena jadwal LPI sudah keluar. Untuk mengisi kekosongan lomba, maka bakal dijadwalkan gelaran latber. *kb3