Berkah, Lahir Bukan dari Kandang Unggulan, Prestasinya Obrak Abrik Kejurnas Cup Semarang Kelas Dewasa Senior
Konkurs Kejurnas Cup 2018 Semarang, Minggu 9 Desember 2018, melahirkan jawara baru di Kelas Dewasa Senior yakni Berkah, perkutut orbitan H.Mohammad Aksan kung mania Sampang. Mengakhiri penjurian sebagai juara pertama, Berkah kini masuk daftar perkutut yang layak diperhitungkan lawan.
Predikat sebagai burung terbaik dalam Kejurnas Cup yang dihelat di lapangan Family Resident Semarang, kini disandangkan padanya. Prestasi apik yang diraih perkutut bergelang CTP 775 ini tergolong luar biasa, karena mampu meredam deretan jago-jago handal yang sudah memiliki nama besar sebagai perkutut tanpa lawan.
Hadir ke Semarang tanpa target, Berkah tampil tanpa beban. Terlebih jika melihat perjalanan Berkah menggapai sebuah prestasi gemilang, mungkin akan menjadi lebih luar biasa lagi. Informasi yang berhasil dihimpun media kontesburung.com, sebenarnya Berkah bukanlah produk yang masuk daftar sebagai burung favorit kandang CTP Bird Farm Bangkalan.
Hal itu disampaikan Ra Mahmud selaku owner CTP Bird Farm. “Berkah lahir bukan dari kandang unggulan CTP. Kandang yang ditempati indukan Berkah sebenarnya buat percobaan atau uji coba saja. Ternyata sekarang bisa jadi burung bagus,” terang Ra Mahmud. Perjalanan awal Berkah, terbilang biasa saja, tidak ada yang istimewa. Maklum burung yang lahir pada tanggal 17 Januari 2018, dinilai sebagai burung produk percobaan.
Tak satupun yang sempat memprediksi bahwa Berkah bakal menjadi burung kelas nasional, terlebih Ra Mahmud. Seperti layaknya burung produk CTP lainnya, Berkah yang kala itu masih dalam usia piyik menjalani hari-harinya bersama perkutut lain. Tidak ada perlakuan istimewa, semua berjalan apa adannya.
Berkah lahir dari kandang CTP A-12 (ACC D-5 x CTP F-1). Ra Mahmud mengaku, awalnya ia menjodohkan dua ekor burung dengan ring ACC D-5 berjenis jantan dan burung betina CTP F-1. Alasan penjodohan ini adalah bahwa indukan jantan tersebut merupakan tipikal burung power dan irama, sementara indukan betinanya burung suara besar tapi irama.
“Saya mencoba eksperimen dengan tipikal suara besar tapi irama, makanya saya memulai dari induka-indukan yang saya miliki,” lanjutnya. Meski sudah berjodoh, namun proses produksi kedua indukan tersebut, ternyata mengalami gangguan. Selama enam bulan, indukan ini sama sekali tidak mengeluarkan telor.
Namanya juga penasaran ingin mengetahui bagaimana hasil akhir dari produk indukan tersebut, Ra Mahmud tetap mempertahankannya meski belum melahirkan keturunan. Penantian cukup panjang, akhirnya berakhir. Diusia enam bulan penjodohan, keduanya bertelor sebanyak dua butir, namun hanya 1 butir yang menetes.
Telor yang menetas itulah adalah burung yang kini bernama Berkah. Pasca kelahiran Berkah, gangguan kembali datang. Lagi-lagi indukan tersebut mengalami macet produksi. Hal itu berlangsung lebih lama dari gangguan sebelumnya. Kali ini macet produksi berjalan selama delapan bulan.
Mungkin, jika bukan karena hobi, kedua indukan itu akan segera dipisah dan dicarikan jodoh lain. Sampai akhirnya diputuskan untuk memindahkan kandang indukan Berkah dari kandang CTP A-12 ke CTP B-3. Ternyata proses produksi berjalan lancar tanpa hambatan. Tanpa menunggu waktu lama, lahirnya adik-adik Berkah yang kini usianya baru 1,5 bulan.