Prestasi Cheng Hoo Bikin H.Djainuri Sultan BF Surabaya Makin Semangat Tekuni Hobi Perkutut
Hobi perkutut yang dilakoni H.Djainuri Surabaya sempat mengalami pasang surut. Kesibukan yang luar biasa menjadi penyebab terbesar. Sebagai pimpinan di salah satu perusahaan milik negara wilayah Jawa Timur, H.Djainuri harus membagi waktu antara pekerjaan dan hobi. Dua peran yang mesti dilakukan, salah satunya kadang tidak bisa berjalan secara maksimal.
Ada satu peran yang harus diabaikan meski sebenarnya amat disayangkan. Seiring perjalanan waktu, ketika kesibukan tersebut sudah bisa dikendalikan, ada kekuatan yang maha dahsyat untuk segera kembali menyapa hobi yang sempat ditinggal. “Saya mulai aktif diperkutut sekitar tahun 2016. Saya mulai ada waktu berlama-lama dikandang ternak,” terang pemilik Sultan Bird Farm Surabaya.
Utak atik indukan kandang yang dimiliki, menjadi aktifitas yang sudah mulai dilakukan. Mesti tanpa target untuk bisa mencetak anakan berkualitas, namun H.Djainuri begitu menikmati hobi perkutut yang lama ditinggalkan. “Bagi saya hobi tidak bisa diukur dengan apapun, yang penting saya bisa menikmati hobi,” lanjutnya.
Apalagi untuk target juara, baginya itu menjadi harapan yang tidak terlalu diprioritaskan. Maklumlah sebagai pendatang baru, Sultan Bird Farm harus menekuni hobi dulu sebelum menargetkan untuk bisa mencetak burung juara. Namun, apa yang dilakukan ternyata diluar dugaan.
Kandang Cepu yang berisikan indukan Cristal 917 A.20 yang berpasangan dengan KS 2456, menghadirkan Cheng Hoo, nama yang disematkan pada anakan yang kini mengkoleksi prestasi apik di Kelas Hanging. Beberapa konkurs yang sempat diikutinya, perkutut bergelang Sultan 712, membuat H.Djainuri tidak percaya.
“Saya sempat tidak percaya dengan prestasi yang diraih Cheng Hoo, karena Sultan BF adalah peternak baru, masih ada peternak yang sudah lama dengan kualitas indukan dan jumlah kandang yang lebih bagus,” kata H.Djainuri lagi. Namun dekimian, kenyataan telah membuktikan bahwa Cheng Hoo, telah mendongkrak nama Sultan Bird Farm Surabaya sebagai perkutut yang sukses mencatatkan prestasi apik di arena.
Tarung untuk pertamakalinya di konkurs Bupati Badung Cup Bali, 11 Agustus 2018, Cheng Hoo meraih posisi kedua di kelas Piyik Hanging. Sepekan berikutnya, tepatnya 19 Agustus 2018, Cheng Hoo tampil dalam gelaran Pengda Blitar Raya Cup, even yang merupakan agenda Liga perkutut Jawa Timur 2018, sebagai juara keempat dikelas yang sama.
LA Cup Lekok Pasuruan pada 26 Agustus 2018 menjadi medan perang berikutnya. Ditempat ini Cheng Hoo pulang dengan membawa trophy juara ketiga di Kelas Piyik Hanging. Pantura Cup Ketapang Sampang, pada 09 September menjadi agenda Cheng Hoo berikutnya. Juara 12 menjadi prestasi yang harus diterimanya.
Penampilan terbaru terjadi dalam pengda Cup Situbondo, 07 Oktober 2018. Cheng Hoo meraih prestasi sebagai diposisi 10. Selama dua bulan berturut-turut, bagi H.Djainuri merupakan prestasi apik yang harus diapresiasi. Pasca kemenangan Cheng Hoo, H.Djainuri semakin semangat untuk menekuni hobi perkutut.
Kandang ternak yang awalnya berjumlah 10 petak, kini sudah berdiri sekitar 50 petak. “Saya bangun kandang ternak lagi karena senang dengan keberhasilan Cheng Hoo meraih juara. Namun sayang, selama perjalanan Cheng Hoo, mengukir prestasi di arena, indukan perkutut satu ini mengalami gagal netas.
Diakui oleh H.Djainuri bahwa Cheng Hoo merupakan anak tunggal dari indukan Cristal dan KS dari kandang Cepu Sultan Bird Farm Surabaya. Sejak Cheng Hoo diangkat dari indukan, sampai delapan strip, telor yang dihasilkan indukan tersebut tidak pernah menetas. “Saya lihat kayaknya sekarang indukan bisa menetaskan anakan, mudah-mudahan bisa jadi,” harap H.Djainuri.