Program Indukan IBM BF Surabaya, Wujudkan Mimpi Slamet Banyuwangi Tambah Kandang Ternak Perkutut
Satu tahun, Slamet warga Desa Rejosari Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi menekuni ternak perkutut. Hanya tiga pasang indukan yang menghuni kandang ternaknya. Kualitas indukan yang ia miliki, diakui sebagai perkutut yang memiliki standart kurang bagus. Kenyataan inilah yang membuat dirinya malu dan sungkan untuk melepas atau menjual hasil ternaknya dengan alasan takut jelek.
“Selama ini saya belum pernah menjual hasil ternak karena kurang percaya diri. Saya khawatir hasil ternak saya kurang disuka,” terangnya. Keinginan untuk mengganti atau menambah jumlah indukan juga menjadi impiannya, namun tidak adanya modal menjadi kendala.
“Sebenarnya saya mau tambah jumlah kandang, namun tidak ada modal, ya terpaksa saya lakukan apa yang ada dulu,” lanjutnya. Jangankan untuk membeli indukan baru, gelang yang ia pakai untuk menandai produk ternaknya, ia dapatkan dari seorang teman sesama peternak yang kini sudah tidak aktif lagi.
Apalagi jika melihat kabar bahwa indukan perkutut saat ini harganya tidak akan mungkin terjangkau olehnya, semakin memupus harapan untuk memiliki indukan baru dengan kualitas yang lebih baik. Sampai akhirnya, ada informasi bahwa IBM Bird Farm Surabaya membuat program bagi masyarakat yang ingin menekuni ternak perkutut dan bagi peternak yang ingin menambah atau meningkatkan mutu dan kualitas indukannya.
Tanpa modalpun calon peternak ataupun yang sudah menekuni ternak perkutut, diperbolehkan untuk mendapatkan indukan dengan syarat sangat mudah, bisa dicicil sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Kabar itupun langsung direspon Slamet. Lewat beberapa informasi yang ia dapat dari sesama penghobi perkutut arus bawah yang dimilikinya, Slamet akhirnya bisa menghubungi H.Muhafi sebagai owner IBm Bird Farm.
Respon bagus langsung diberikan. Sepasang indukan langsung bisa ia dapatkan. “Saya tidak menyangka jika akhirnya saya bisa menambah indukan, padahal saya tidak punya modal untuk membeli indukan, cukup dengan ikut program di IBM Bird Farm Surabaya, mimpi saya bisa terwujud,” papar pria yang mengaku bekerja sebagai cleaning servis di Satpel Pelabuhan Ketapang Banyuwangi BPTD Wilayah XI Jatim.
Menurutnya andai saja ia mau, maka bukan hanya sepasang yang ia dapat. “Sebenarnya pak Haji (H.Muhafi, red) menawarkan saya beberapa pasang indukan, namun saya bilang cukup satu pasang saja,” lanjut Slamet. Pasalnya bukan dirinya tidak mau memiliki lebih dari satu pasang indukan dari IBM, tetapi ia khawatir tidak bisa membayar.
Ia mengaku benar-benar tidak punya modal untuk bisa mendapatkan indukan meski sistem pembayarannya dilakukan dengan cara dicicil. “Untuk sementara sepasang indukan dari IBM dulu, sambil saya cari indukan lokal yang harga murah dari sekitar tempat tinggal saya,” imbuhnya. Jika nantinya produksi ternak perkututnya lancar dan laku terjual, maka ia berani menambah jumlah indukan. *kb10