Gantang Bareng Perkutut Bangkalan, Mulai Diminati Kung Mania Luar Kota
Agenda dwi mingguan gantang bareng perkutut P3SI Pengda Bangkalan kembali digelar. Setiap selasa pagi, gantang bareng dijadwalkan secara bergiliran yakni Piyik Hanging dan dua Minggu berikutnya Setengah Kerekan. Cara ini ditempuh karena lokasi yang digunakan cukup terbatas. Kerekan pun dibuat bongkar pasang, artinya usai acara, tiang kerekan dicabut.
Sebaliknya, ketika waktu Piyik Hanging, maka gantangan yang dipasang. Begitu seterusnya. Untuk gelaran pada Selasa 21 Agustus 2018 kemarin, menjadi jadwal Piyik Hanging. Dan Jumlah gantangan kali ini mengalami penambahan. Awalnya hanya tersedia 50 nomor, bertambah menjadi 60 nomor gantangan.
Ternyata penambahan jumlah gantangan belum menjadi solusi untuk memberikan kesempatan kepada kung mania yang ingin mengikuti acara tersebut. “Ternyata penambahan jumlah gantangan sebanyak 10 nomor belum bisa memberikan tempat pada semua peserta yang hadir, ada beberapa burung yang terpaksa batal untuk digantang,” jelas Ra Mahmud, selaku pemilik gantangan.
Membludaknya peserta kali ini karena ada beberapa kung mania asal luar kota seperti Surabaya dan Sampang yang ikut ambil bagian. “Awalnya kami hanya membuat acara gantang bareng sesama peternak dan penghobi perkutut di Bangkalan, ternyata antusias peserta dari luar kota juga ada, kami jelas tidak mungkin untuk menolak kehadiran mereka, akhirnya burung milik teman-teman di Bangkalan ada yang batal digantang demi memberikan kesempatan kepada peserta luar,” imbuh pemilik CTP Bird Farm Bangkalan.
Hal senada dilontarkan Moh.Arifin selaku Ketua P3SI Pengda Bangkalan. “Alhamdulillah akhirnya agenda kami mendapatkan respon bagus dari teman-teman luar kota dengan hadirnya mereka disini,” terang Moh.Arifin. Kenyataan inilah yang kini menjadi perhatian pihak tuan rumah dan juga pengurus. Ra Zein salah satu tuan rumah mengungkapkan bahwa memang sudah waktunya lokasinya yang bareng dipindah mengingat perkembangan peserta yang sudah mulai banyak.
Namun menurut dirinya bukan persoalan mudah dan gampang menjadi lokasi. Karena harus memperhatikan segala dampak yang bakal ditimbulkan. “Sebenarnya ada lokasi yang bisa dipakai, tempatnya di areal sekolah dasar, namun setelah kami pikir lagi, nampaknya tidak mungkin karena acara Antang bareng bersamaan dengan acara pelajaran sekolah, ” tegasnya. Namun demikian dirinya memberikan solusi sementara agar kegiatan tersebut bisa tetap jalan.
“Insya Allah kami akan menambah jumlah gantangan sebanyak 25 lagi dengan jalan menggeser posisi gantangan yang sudah ada sehingga bisa menambah lagi,” imbuhnya. Cara ini mungkin bisa dijadikan solusi sementara sambil mencari dan menemukan lokasi lain yang lebih luas. Sementara itu, persaingan didalam lapangan berlangsung ketat. Empat babak penjurian yang diberikan, akhirnya memutuskan Bintang Madura orbitan Edy Bangkalan sebagai juara pertama.
Perkutut ring Batu Ampar yang digantang pada nomor 37 tampil tanpa perlawanan. Nilai 43 1/2 pada babak kedua telah mengantarkannya sebagai pemenang pertama. Disusul Brojogono milik H.Zaini Bilaporah ternakan Brojogono diposisi kedua. Menurut Rudi selaku juri mengatakan bahwa sebenarnya ada burung bagus, namun kurang bunyi. “Ada burung piyik bagus di kerekan 11, namun burung ini kurang bunyi, andai mau gacor, saya yakin pasti juara pertama,” kata Rudi. Meski kurang gacor burung tersebut masih berhasil menjadi juara keempat pada daftar kejuaraan. *kb10