Perkutut

Trijaya Bird Farm Mojokerto, Fokus Cetak Perkutut Berkualitas Harga Terjangkau

BERADA di pelosok pedesaan tidak membuat Trijaya Bird Farm berkecil hati dalam menghasilkan bakalan perkutut bersuara emas. Harga yang terjangkau membuat hasil tangkarannya selalu terserap kicau mania yang hobi perkutut.

Trijaya Big Farm berada di Dusun Jeruk Kidul, Desa Bajarsari, Kecamatan Gedek, Mojokerto. Gedon pemilik Trijaya BF tidak kemarin sore dalam mengeluti dunia penangkaran perkutut. Sejak 1993, ia sudah menernakkan burung yang dianggap sebagian orang bisa mendatangkan keberuntungan itu.

Trijaya Bird Farm
Trijaya BF. Menghasilkan perkutut berkualitas namun harga terjangkau.

Dulu di kampung tempat tinggal Gedon, banyak sekali orang yang beternak perkutut. Bahkan kampungnya sempat pula mendapatkan julukan Kampung Perkutut. Sekarang di kampung ini hanya ada sekitar 7 keluarga yang masih dengan serius menernakkan burung perkutut tersebut. Rata-rata kepemilikan mereka sekitar 50-70 kandang indukan.

Trijaya Bird Farm Mojokerto
Kampung Perkutut. Kandang perkutut yang berada di depan rumah, dulu dikenal sebagai Kampung Perkutut.

Dari 7 orang peternak perkutut itu, hanya Gedon yang sepenuhnya mengantungkan hidupnya pada breeding perkutut. Yang lain beternak perkutut hanya sebagai pekerjaan sampingan. Dari beternak perkutut itu, Gedon mengaku kehidupan keluarganya berkecupan. Ia bisa membangun rumah, membeli mobil, dan menyekolahkan anak-anak dari hasil breeding perkutut. Bahkan dulu waktu menikah, biayanya ya dari perkutut.

Trijaya Bird Farm
Penopang Ekonomi. Dengan kandang indukan sekitar 70, Gedon mengaku bisa untuk kebutuhan ekonomi keluarganya.

Sekarang kandang indukan yang dimiliki Trijaya BF ada 70 dan saat KONTESBURUNG.COM mengunjunginya pada Senin (19/3/2018), lelaki itu sedang menyiapkan kandang baru di belakang rumahnya.

“Perkutut memang pernah mengalami massa keemasan yang harga seekornya cukup mahal, tapi menurut saya harga perkutut itu kok selalu stabil.”

Menurut Gedon, beternak perkutut itu mudah. Beternak perkutut katanya cocok bagi seorang pemula yang ingin menekuni dunia kicau mania. Yang susah justru terletak pada menghasilkan perkutut yang suaranya berkualitas. Gedon mengaku hanya sesekali turun ke gantangan, tapi meski begitu ia selalu mengikuti perkembangan dunia perkututan. Ia misalnya sangat tahu jenis perkutut berirama bagaimana yang disenangi orang pada saat ini.

Baca Juga :  10 Ciri Perkutut Lokal Berkualitas Bagus untuk Dipelihara

Beternak perkutut kata lelaki beranak dua ini mempunyai keasyikan tersendiri. Mendengar suara perkutut membuat hatinya sangat tenang. “Beternak perkutut itu kuncinya adalah sabar, telaten, dan senang kepada burung ini,” ujarnya.

Meski saat ini tren dunia burung berkicau sedang dipegang lovebird, Gedon mengingatkan pecinta perkutut agar jangan pindah ke lain hati karena akibatnya bisa kurang baik. Pengalaman dirinya adalah contohnya. Gedon pernah tertarik untuk menambah penghasilan dengan beternak lovebird. Untuk biaya beternak lovebird itu ia menjual mobilnya sebagai modal. Namun, mungkin belum rejeki atau dirinya terlalu serakah, justru di lovebird ia tidak mendapatkan apa-apa selain kerugian.

“Boleh-boleh saja memiliki lovebird, namun hanya satu dua ekor saja sebagai pelengkap, untuk beternak lovebird secara serius saya tidak berani lagi. Sebab, di situ saya merasa bukan jodoh dan saya akhirnya merasa kurang fokus di perkutut,” ungkapnya.

Berada di pelosok pedesaan, tidak membuat Trijaya Big Farm kesulitan dalam menjual anak perkututnya. Ada saja yang datang ke rumahnya untuk membelinya, padahal dia tidak berjualan atau promosi online.

Untuk menghasil perkutut yang bersuara bagus menurut Gedon tidak mudah. Indukan yang bersuara bagus atau juara, belum tentu menghasilkan anakkan yang bagus. Karena itu perlu disilangkan lagi dengan yang lain, begitu seterusnya sampai menemukan suara yang paling pas. Beda dengan burung lain yang bisa dimaster atau diisi burung lain. Karena itulah maka menurut Gedon yang paling penting adalah kesabaran dan ketelatenan.

“Selain kesabaran, boleh percaya boleh tidak, rumah tangga yang harmonis, tidak bertengkar dengan istri juga berpengaruh pada hasil ternak perkutut kita,” ujar Gedon sambil tersenyum.

Baca Juga :  Putra BaliMadu Bird Farm Denpasar, Setahun Moncer di LPB

Meski sudah lama dalam beternak perkutut, namun Gedon mengakui jika brand atau nama besar farmnya, yaitu Trijaya BF masih dilevel yang sedang, karena itu ia kurang bisa menjual perkutut yang berkualitas suara bagus dengan harga tinggi.

“Rekor penjualan seekor perkutut saya yang suaranya bagus berkisar di angka Rp 15 juta. Pernah mendapatkan tawaran sampai Rp 50 juta, saya minta Rp 60 juta tapi kemudian tidak terjadi deal,” ucapnya.

Gedon tidak menyesal brand farmnya belum maksimal, justru itu kelebihannya, menjual perkutut berkualitas namun harga terjangkau.

“Saya pernah dibuat kaget oleh seorang penyuka perkutut dari Kalimantan yang kebetulan berada di Jawa Timur berani membeli seekor perkutut dengan harga mencapai Rp 350 juta, padahal suaranya belum maksimal, “ ujar Gedon.

Pada kesempatan lain, Gedon kemudian mengajak kicau mania asal Kalimantan itu untuk main ke farmnya. Begitu ditunjukkan perkutut hasil breedingnya, ia mengaku senang sekali. Perkutut hasil tangkaran Trijaya BF pun diborong penghobi asal Kalimantan itu karena harganya memang terjangkau. *)

Related Articles

Back to top button