MEMBEDAH DAPUR PECUT SAKTI MR. BAIM BALI, STABIL MESKI BEBERAPA KALI RONTOK BULU
PUNYA Ekor panjang membuat Pecut Sakti begitu eksotik ketika melakukan atraksinya di lapangan. Terlebih lagi ditunjang dengan rolingan lagu yang rapat full variasi, plus diselingi tembakan cililin yang super dahsyat, maka Pecut Sakti pantas menyandang gelar jawara di kelas murai batu di Bali.
Dalam catatan kejuaraan, debutan Mr. Baim Bali ini telah menorehkan banyak prestasi. Tidak saja mendominasi lomba PBI ketika kelas non ring masih diberlakukan, begitu juga di gelaran EO. Beberapa kali ganti bulu, Pecut Sakti tetap saja perfoma mempertahankan kondisinya. Meski musuh-musuhnya silih berganti menjadi sparing partnernya.
Tentu tidak mudah untuk mengkondisikan seekor gaco murai batu agar bisa bertahan dalam beberapa musim meski berulang kali mengalami fase rontok bulu. Di tangan Irul Fudo, Pecut Sakti mampu melewati masa itu dan justru kini penampilannya semakin ekstrem.
Semua perawat memahami bahwa setiap murai batu punya karakter spesifik. Baik dipengaruhi oleh umur, mental tarung, trah daerah, basic awal murai (muda hutan atau tetasan kandang) dll. Setiap karakter punya perlakuan yang berbeda yang wajib ditemukan oleh sang perawat. Begitu juga dengan Pecut Sakti, si ekor panjang berdarah medan yang diperoleh dari muda hutan.
Dari penuturan Irul Fudo, yang mau berbagi pengalaman tanpa bermaksud menggurui apalagi menyombongkan diri, bahwa perawatan Pecut Sakti begitu sederhana. Setiap hari hanya mengkonsumsi jangkrik 3×3 dan voor. Mandi tiap hari dan hanya dijemur sebentar. Karena punya power yang besar, Pecut Sakti setiap hari tanpa dikerodong siang dan selalu didampingi murai sebagai sparing partner. Full kerodong mulai dilakukan Kamis siang hingga minggu jelang lomba. Buka kerodong saban hari agar birahi Pecut Sakti tetap stabil mengingat umurnya yang masih segar. Begitu juga selalu didampingi seekor murai agar bersahut-sahutan untuk melepaskan birahinya. Namun ketika tampil di arena, Pecut Sakti justru dijauhkan dari suara murai dan sejenisnya untuk menyimpan tenaga dan daya fighternya.
Sesaat akan ngurak, ungkap Irul Fudo, ekstrapooding diganti dengan kroto agar bulunya cepat tumbuh. Jika bulu ekor mencapai 10-15 cm maka kroto distop dan diganti dengan jangkrik. Selain pola pakan yang pas juga membutuhkan master yang cukup agar lagu yang dibawakan bervariasi dan dahsyat. Pecut Sakti memiliki sekitar 15 master yang setiap hari ditempel 8 ekor dan diroling setiap pekan. Master utama Pecut Sakti yang tidak pernah lepas di sampingnya yakni cililin. Ada juga sogok ontong, kinoi, rambatan, parkit, love bird, srindit, platuk, jalak uret, kenari, prenjak gunung, kapas tembak, cucak jenggot, siri siri, dan kakatua. Salah satu ciri Pecut Sakti jika diawali suara siri-siri maka tembakan cililinnya akan keluar panjang. Selain tembakan cililin yang edan juga sering kali mengeluarkan tembakan love bird dan kakaktua.
Tidak mudah menampilkan keharmonisan lagu yang dibawakan melalui rolingan, besetan dan tembakan yang panjang, namun Pecut Sakti menunjukkannya ketika menjadi sang juara di arena. *kb3