GES Enterprize, Siap Hadir Dengan Warna Baru
Gantangan GES Samarinda Seberang terus berbenah baik sisi kepanitiaan juga dari sisi penjurian. Tak tanggung – tanggung dari sisi penjurian dibawah naungan GES Enterprize, Erik pentolan Gantangan GES mendatangkan Tjipto Widodo Kediri sebagai mentornya untuk membina dan sharing pengalaman dengan juri muda yang ada. “Benar mas untuk lebih memberi semangat juri muda yang ada di Gantangan GES, kami mendatangkan maestro penjurian Tjipto Widodo Kediri yang sudah banyak makan asam garam didunia perburungan nusantara. Semoga dengan kehadiran beliau selama kurang lebih 20 hari ini bisa bermanfaat dan menjadi kebaikan kita bersama,” ungkap Erik GES.
Sambung Tjipto Widodo bahwa namanya penilaian itu di EO manapun tetap sama mencari burung yang berkualitas dan terbaik, cuma caranya yang berbeda-beda dengan tujuan sama. “Sharing ini dilakukan untuk kebaikan bersama, membangun suasana nyaman, memberi kepercayaan juga chemistry juri yang semakin enjoy dilapangan. Karena kalau sudah nyaman itu meskipun juri tidak saling tidak kenal atau baru ketemu langsung bisa padu,” sambung Tjipto Widodo pada kontesburung.com.
Ditekankan juga bahwa sifat penilaian itu subjek menjadi obyek, disaat juri A ada di Blok A, burung dinilai kurang lebih 6 menit, kalau ternyata tidak bunyi juri yang bersangkutan tidak akan memberi nilai. Dan apabila juri berikutnya yang masuk di blok tersebut dan burung bunyi maka juri itulah yang dapat nilainya.
“Sehingga dengan sistim penilaian yang kita share seperti ini akan menjadi pengertian dan kepercayaan bersama baik juri maupun pemain. Oleh sebab itu kalau yang namanya diklat hanya 3 hari dengan komposisi juri muda saya rasa tidak akan maksimal. Sehingga saya berada di Samarinda selama 20 hari ini kurang lebih untuk saling sharing ilmu dan langsung praktek dilapangan, intinya bukan menggurui, karena saya rasa semua juri sudah punya dasar yang bagus. Hanya memberikan pengalaman saja supaya juri muda yang ada di GES Enterprize semakin terpacu semangatnya,” timpal pria berciri khas rambut gondrong tersebut.
Penancapan bendera koncer juga menjadi sorotan ramah ini, karena menurutnya meskipun simple tetapi harus ada adapnya dan bendera tidak boleh direbahkan, harus ditancapkan berdiri, karena itu salah satu nilai untuk memberikan apresiasi kepada pemain. Kalau metode juri tanpa kordinasi di tengah itu sangat bagus tetapi kembali melihat SDM yang ada sedangkan untuk kordinasi sendiri intinya difungsikan supaya bidikan tidak melebar. Tambahnya penilaian di form juri itu memang spele tetapi harus berbentuk angka dan bukan coretan seperti daftar hadir saja. Dan untuk penancapan bendera koncer harus diberi waktu supaya tidak terjadi salah tancap atau hanya ngikut teman bisa juga dibilang juga Gandol Bahasa Jawa Timurannya.
“Saya disini lebih mencoba memberi pembelajaran dengan kelas G yang lagi ngetrend diberbagai daerah. Visi kepercayaan, mental juri untuk pemantauan burung jadi lebih maksimal. Jadi juga bisa memantau burungnya masing – masing secara maksimal didukung tanpa teriak sehingga model kelas G ini diprediksi minim complain,” tutupnya. /// kb5.afd