Baru sehari ditake over, MB Sapurata yang kini memperkuat amunisi H M Hidayat dari Team 76 Medan Sumut, sukses membuktikan kualitasnya di gelaran akbar bertajuk Piala Kerajaan Kediri 2, Minggu, 19 Desember 2021 kemarin.
Lagi-lagi Team 76 menjadi perhatian kicaumania. Kali ini bukan karena aksi burung 1 milyar yakni MB Superman, tapi karena keseriusan H M Hidayat Batubara owner Team 76 Medan dalam membangkitkan kembali semangat pecinta burung ocehan tanah air. “Saya membeli burung semata-mata ingin memberi motivasi kepada para penangkar Murai Batu agar lebih semangat lagi dalam mencetak burung-burung bagus,” ujar H M Hidayat Batubara yang memberi alasan dibalik perburuannya ke burung-burung berkualitas dengan harga fantastis, yang sempat ditemui saat di Piala Raja 21 beberapa pekan silam.
Dan benar saja. Setelah mentake over Superman yang berlanjut memboyong Super Power, setidaknya 2 hari menjelang gelaran Piala Kerajaan Kediri 2 yang digebyar di wisata Goa Selomangkleng Kediri itu, Team 76 yang diwakili oleh Dewangga kembali meminang salah satu burung yang di prestasi terakhirnya meraih juara di Piala Ketua SMM pada 12 Desember 2021 kemarin.
Yup, MB Sapurata yang awalnya dimiliki H Roni / Huda Dredex itu emang bikin Team 76 khususnya H M Hidayat kepincut dengan performanya saat turun di gelaran SMM tersebut.
Usut punya usut. Ternyata ketertarikan Team 76 terhadap Sapurata tak lepas dari kualitasnya yang mewah nan stabil, dan bahkan Dewangga yang dipercaya oleh H M Hidayat itu sangat familiar dengan Saputara.
“Sebelum menjadi milik H Rono / Huda Dredex, kebetulan Sapurata ini adalah gaco lawas saya. Dan saya sangat tahu betul kualitas dan kemampuannya,” ungkap Dewangga yang baru mendapat kabar kalau Super Power baru saja juara saat turun di laga di Medan dan merebut juara utama sekaligus memboyong 1 unit sepeda motor, sedangkan Superman untuk sementara diistirahatkan untuk persiapan menuju Piala Presiden.
Sementara itu. Meski pada perhelatannya di Piala Kerajaan Kediri 2 ini, Sapurata hanya mampu mengoleksi 1 tropi mewah replika mahkota Raja Kediri sebagai runner up di sesi Ring Panjalu B. Dewangga mengaku cukup puas dengan penampilannya.
“Sapurata tadi turun di 3 kelas. Tapi karena kondisi cuaca saat itu sangat panas, Sapurata setidaknya masih mampu tampil maksimal dan merebut juara 2,” ujar Dewangga yang akan mempersiapkan Sapurata di even Raden Intan Lampung dan Presiden Cup, serta di even-even SMM.
Begitu menemukan teknik permainan saat turun di sesi Ring Panjalu B, Sapurata pun langsung tancap gass mengeluarkan keahliannya dalam mendubbing burung-burung masteran mulai dari Cungkok betina, Jalak, Srindit dan Lovebird, sekaligua sukses muntahkkannya dengan memainkan irama lagu yang dahsyat abis. Semakin indah penampilannya ketika aksi sujud-sujud yang menjadi ciri khasnya itu berhasil dipamerkannya dengan totalitas.
“Mewahnya Sapurata ini memang ada pada irama lagunya. Dan lagu-lagu masteran yang menjadi tonjolannya itu mampu dilantunkannya berulangkali secara bergiliran,” ucap Dewangga.
Dan meski sukses tampil all out dari awal digantangkan hingga berakhirnya penilaian, nampaknya dewi keberuntungan hanya mampu mengantarkannya sampai di podium juara 2.
Menariknya lagi. Selain mengantarkan Sapurata untuk bisa merebut prestasi di even yang menjadi ikonnya Kediri raya serta menjadi awal kebangkitan dunia perburungan Jawa Timur, Team 76 juga dikabarkan lagi memantau dan mencari burung-burung berkualitas.
Diungkapkan oleh Dewangga bahwa, saat itu pemantauan tidak hanya difokuskan pada satu atau dua burung saja. “Yang penting burung tersebut masuk dalam kriteria kami yakni Maha Mega Super Istimewa atau disingkat MMSI,” tutup pria yang pernah mengorbitkan MB Hammer yang kali ini berpindah tangan ke Kemas SKN.*