
Bertabur para bintang. Gelaran bertajuk Bolali 1 Klaten, 25 Okotober 2020 kemarin, menjadi ajang adu gengsi burung-burung papan atas lintas blok terutama di kelas neraka Murai Batu. MB Pesona 56 dan MB Bodrex salah satunya yang sukses membuktikan kualitasnya di hadapan publik kicaumania Jateng.

Kerasnya persaingan sebenarnya sudah diantisipasi oleh Bambang AB Galeh BF Pekalongan pada perhelatan yang digagas oleh PBI Klaten bersama gantangan Pradana Bolali Wonosari Klaten tersebut. Maka doi pun sengaja menurunkan Pesona 56 dan Raja Tega yang beberapa pekan ini emang berada dalam kondisi on fire.
Bahkan di kelas utama dan beberapa kelas tiket besar, Bambang justru menurunkan MB Raja Tega. Walau sudah tampil prima di beberapa sesi yang diikutinya namun sayangnya dewi fortuna belum menghampirinya, meski begitu Raja Tega masih mampu berada di jalur prestasi. Salah satunya dengan bertengger di posisi 3 sesi Ring 36 G Kharisma dan posisi 5 di sesi utama 36 G BOB plus Ring 36 Bolali.
Kekurang beruntungan MB Raja Tega itu pun akhirnya terbayarkan dengan aksi gemilang dari MB Pesona 56 yang emang tak hanya diandalkan untuk turun di sesi ring umum dan tapi juga di ring silver. Bahkan burung muda yang baru mau memasuki fase ngurak yang keempat kalinya itu menjadi satu-satunya burung peserta yang berhasil menguasai 2 sesi Murai Batu alias juara nyeri, sehingga cukup pantas jika bintangnya lapangan patut disematkan pada Pesona 56.

Karena seperti diketahui bahwa sengitnya persaingan di semua sesi Murai Batu yang dijubeli beberapa burung berlabel bintang lintas blok seperti dari Jateng, Jabar dan Jatim saat itu, menjadi sangat sulit bagi para peserta untuk bisa tampil mendominasi di lebih dari satu sesi. Namun hal itu berhasil dipatahkan oleh burung andalan Bambang AB Galeh itu setelah mampu menguasai jalannya pertandingan di sesi Ring Lestari dan ring PBI Silver Konservasi.
Cukup beralasan, karena begitu digantangkan Pesona 56 langsung tancap gass dengan memainkan variasi lagu yang didominasi dengan gayanya yang khas sesekali sujud-sujud yang semakin bikin juri kian terkesima. “Kalo bawain lagu sih tajem-tajem dan untuk materi lagu juga pakem dengan lagu kecil-kecil nyeleneh seraya memanggil juri, sedangkan untuk tonjolan Cililin mampu dialunkannya dengan cukup panjang yang disambung dengan Kenari dan Lovebird,” ungkap Bambang.
Usut punya usut. Ternyata burung pemakai ring silver itu merupakan hasil tangkaran sendiri di bawah bendera AB Galeh BF Pekalongan, yang merupakan anakan dari indukan 8 Dewa. Diungkapkan oleh Bambang, bahwa Pesona 56 ini adalah pemakai ring silver pertama dari indukan yang kerap melahirkan burung-burung berkualitas lomba itu.

“Bahkan adeknya yang juga pemakai ring silver, juga kerap merebut juara di beberapa lomba yang diikutinya dan bahkan sempat pula meraih juara di sesi utama G36 saat berlaga di PBI Sragen Terkendali beberapa bulan silam,” celetuk pria yang cukup ramah itu.
Berkat performa dan prestasi yang dicapainya saat ini, Bambang pun semakin yakin untuk terus mengawal gaco-gaco andalannya itu untuk bertanding di beberapa even besar dan salah satunya di Piala Raja Kediri 2020 mendatang. “Untuk saat ini sih yang siap hanya Raja Tega dan Pesona 56, karena tidak memungkinkan untuk membawa gaco yang terlalu banyak. Dan agar lebih maksimal kerjanya, kayak Pesona 56 baru bisa digeber setelah istirahat selama kurang lebih 2 minggu,” ujarnya.

Kerasnya persaingan juga ikut dirasakan Mr Erick LM SF Kediri. Apalagi MB Bodrex yang menjadi gaco andalannya saat itu berada dalam kondisi on fire, setelah beberapa bulan terakhir ini aksinya selalu mengundang perhatian dan dapat dipastikan tak pernah meleset dari target juara yang diincarnya. Bahkan sempat pula menyapu bersih 3 kelas Murai Batu yang diikutinya serta merebut juara di kelas utama seperti yang terjadi di even Walikota Cup Blitar 2020 sekitar sebulan silam.

Cukup beralasan, mengingat tak hanya dikenal sebagai burung yang cukup powerfull tapi MB Bodrex juga dikenal sebagai salah satu burung yang memiliki topform stabil di setiap penampilannya. Tak cukup hanya di satu sesi aja, tapi burung yang dipandu langsung oleh Indra LM selaku pemandu bakat itu juga sanggup melakoni laga lebih dari 3 sesi dalam satu even dengan selalu tampil totalitas dan seolah memiliki tenaga yang tak ada abisnya.
“Untuk menjaga staminanya agar bisa selalu stabil nan powerfull saat berlaga, Bodrex sengaja kita turunkan setiap 2 minggu sekali. Dan itu sudah berlangsung selama beberapa tahun setelah saya pegang,” ujar Indra LM yang sudah mengenal betul akan kondisi dan karakter dari burung yang selalu haus akan prestasi di berbagai even besar hingga kolosal.

Tepat 2 minggu setelah aksi gemilangnya di gelaran Anniversary BnR “MKBC” Kediri yang sukses menyapu bersih 3 sesi yang diikutinya, Bodrex kembali menunjukkan kualitasnya. Turun di kelas Murai Batu pembuka, Bodrex yang berada di nomer gantangan paling pinggir sukses bikin heboh kicaumania yang turut menyaksikan dari luar pagar pembatas gantangan. Apalagi seperti di even-even sebelumnya, kinerjanya yang edan langsung dipamerkan sesaat usai digantangkan hingga berakhirnya penilaian. Namun sayang, aksinya itu masih belum bisa menarik perhatian terlalu dalam sang pengadil untuk bisa memilihnya sebagai juara dan hanya puas berada di posisi 5.
Masih penasaran dengan hasil yang diterima di kelas pembuka Murai Batu tersebut, Alven LM selaku manajer Langgeng Mulya pun tetap menurunkan Bodrex di kelas utama G36 BOB. Nyaris seperti perform di sesi sebelumnya dan bisa dibilang aksinya jauh lebih gila, membuatnya kembali jadi pusat perhatian Murailovers yang ikut memantau aksinya. Dan lagi-lagi, topformnya itu masih belum menyentuh hati juri yang bertugas untuk menancapinya bendera koncer dan harus puas dengan pilihan juri sebagai pengisi posisi runner up.
Tak patah arang, Bodrex pun akhirnya kembali diturunkan di sesi Ring 36 Pradana. Salutnya meski turun yang ketiga kalinya, stamina Bodrex tak terlihat mengalami penurunan. Bahkan meski mendapat serangan dari peserta lain yang juga tampil ngotot, justru membuatnya kian menjadi-jadi dan podium juara pun akhirnya berhasil direbutnya.
“Syukurlah akhirnya penantian kita untuk mempertahankan tradisi juara di berbagai even lintas EO pada tahun ini kembali kita pertahankan,” celetuk Alven LM yang kembali mendapat tambahan hadiah saat Bodrex berlaga di sesi terakhir Ring Lestari sebagai juara ke 3.*



