Suasana haru kebahagiaan yang dirasakan crew Dewa 99 saat moment pemotongan kue Ultah, menjadi pembuka kemeriahan gelaran yang mengambil tajuk Anniversary Celebration 21 Dewa 99 Sidoarjo. Minggu 20 September 2020 kemarin.
Yup benar saja. Pada acara puncak gelaran Anniversary gantangan tertua yang digebyar selama 4 hari yakni dimulai dari Selasa, Kamis, Sabtu dan Minggu (15, 17, 19 dan 20 September ) tersebut memang menjadi ajang yang benar-benar dinantikan kicaumania dan kekekmania Jawa Timur hingga Jateng dan Jogja. Mengingat terbatasnya jumlah peserta di semua session yang dipertandingkan yakni maksimal 30 peserta dan burung-burung yang ikut serta rata-rata juga dikategorikan berlabel bintang.
Salutnya, walau digelar cukup meriah. Namun gelaran yang start sekitar jam 09.30 wib itu dapat terlaksana dengan cukup sukses dan bahkan nyaris tidak ditemukan aksi ketidak puasan yang ditunjukkan para peserta. Ditambah lagi, beberapa aturan protocol kesehatan juga benar-benar diterapkan mulai dari kewajiban peserta menggunakan masker, adanya jaga jarak dengan membatasi jumlah para peserta yang masuk area gantangan, pengecekan suhu badan hingga mampu menyelesaikan gelaran saat matahari masih menampakkkan diri yakni sekitar jam 17.30 wib.
Bahkan dari kabar yang diterima panitia, tiket di semua kelas di kategori Murai Batu dan Cucak Ijo telah ludes terjual sekitar 2 minggu jelang lomba, dan begitu juga untuk kelas Kacer, Cendet, Anis Merah hingga Tledekan juga telah full 30 peserta di tiap sesinya. Ditambah lagi dengan disediakannya sesi tambahan di kelas Murai Batu ‘Bintang Idola’ G 20 tiket Rp 1 juta yang langsung ludes terjual, padahal belum sampai 1 jam dibuka.
Yang tentunya hal itu akan menjadi suatu kebanggaan yang cukup prestisius bagi siapa pun yang berhasil mengawal burung-burung andalannya untuk bisa meraih hasil terbaik di tiap kelas yang diikutinya. Karena tidaklah mudah untuk bisa bertengger di posisi puncak, ditengah gempuran burung-burung jawara yang rata-rata dalam kondisi on fire itu.
Salah satunya di kelas Murai Batu yang menjadi kelas terpanas saat itu. Tercatat pula beberapa burung berlabel bintang yang sukses mempertahankan gelarnya sebagai burung burung juara seperti MB X Trail AE1 besutan Andri Bolang, MB Rock N Roll amunisi Abah Hudan 911 Sf dan MB Bodrex gaco Erick LM yang nyaris hattrik sekaligus meraih gelar Murai Batu terbaik.
Sulitnya menembus pertahanan para burung papan atas di kelas Murai Batu juga sempat dirasakan Herry Buser SMM yang saat itu mengusung bendera Duta PBI Bersama. Namun angin segar menjadi pintu semangat seorang pria yang dulu dikenal pemilik Cucak Jenggot Ahmad Dani tersebut setelah burung tergress miliknya yakni MB Fadil berada di jalur prestasi sebagai juara 4 sesi utama Bintang Idola.
Keinginan untuk mengawal burung gacoannya meraih prestasi tertinggi akhirnya terwujud berkat gaco terlawasnya yang diberi nama MB Bantex yang mampu tampil ngotot abis sejak usai digantangkan hingga berakhirnya penilaian. Lagu-lagu isian yang menjadi tonjolannya berhasil ditembakkan panjang-panjang beserta volumenya yang begitu keras, hingga menjadikan juri yang bertugas pun terkesima dan membuatnya bersepakat satu suara untuk menancapkan bendera koncer di nomer gantangan yang ditempatinya pada sesi Murai Batu ring B.
“Kita sudah berusaha semaksimal mungkin dalam mempersiapkan burung agar bisa tampil powerfull, selanjutnya ya kita hanya bisa berdoa saja agar burung bisa topform,” celetuk Herry Buser yang sempat rehat dari dunia perburungan beberapa tahun, hingga akhirnya kembali semangat setelah menemukan gaco Murai Batu yang menjadi kesayangannya kali ini.
Walau di kategori Murai Batu, andalan Dwi Jalu belum hoki untuk bertengger di posisi puncak, tapi setidaknya MB Sosro Bahu miliknya tetap berada di jalur prestasi sebagai juara 3 sesi Murai Batu A. Begitu juga dengan Kacer Siliwangi miliknya yang mampu tampil gemilang dengan gayanya yang khas ngobra saat mengalunkan roll tembakan di sesi A, namun sayangnya dewi fortuna belum berpihak kepadanya dan hanya puas berada di 3 besar. Di 2 kelas tersisa, Siliwangi masih mampu pertahankan prestasinya walau harus melorot ke posisi 4 dan 5.
Di kelas Anis Merah. Gelar bintang patut disematkan pada Anis Merah Livina besutan Marvell Surabaya, yang sukses tampil mempesona berkat aksi teller hipernya yang cukup stabil anti ngetem mulai dari awal digantangkan hingga berakhirnya penilaian. Sehingga cukup pantas jika di sesi A AM Livina merebut podium juara dan meraih runner up di sesi B. Berkat prestasinya yang nyaris nyeri, menjadikannya mendapat gelar sebagai Anis Merah terbaik.
Keberhasilan meraih burung terbaik juga ikut dirasakan Abah Samsul Putra Jogja SF yang mengawal langsung Kenari Voxy andalannya. Meski tak berhasil berada di posisi puncak, namun posisi runner up tetap dipertahankannya di 2 sesi yang diikutinya yang membuatnya meraih poin lebih unggul katimbang sang juara 1 di 2 kelas yang berbeda.
Sementara di akhir gelaran, selain menyerahkan penghargaan kepada beberapa burung terbaik juga turut mengukuhkan Duta PBI Bersama yang dikomandoi Abah Samsul dan Dwi Jalu SF dan Yudhistira SF sebagai juara umum BC dan SF.