Road To 2nd Walikota Cup Madiun – DiMeriahkan Komunitas Konin, Dwi Jalu Kediri Rebut Juara Umum
Dukungan Walikota Madiun Drs. H Maidi SH, MM, M.Pd terhadap penyelenggaraan lomba burung berkicau di tengah status kota Madiun yang baru berubah jadi zona hijau, membawa angin segar kicaumania lokal maupun luar kota.
Betapa tidak. Tak kurang dari 3 bulan lamanya, kicaumania tanah air terpaksa harus rehat dari kemeriahan lomba burung berkicau. Sehingga ketika digelarnya even Road To 2nd Walikota Cup Madiun (21 Juni) kemarin, antusias kicaumania tak hanya datang dari area Madiun Raya saja, tapi para pemain dari luar kota pun tak ingin ketinggalan untuk meluapkan rasa kangen berebut prestasi di beberapa kelas yang menjadi incarannya.
Salah satunya Dwi Jalu Kediri yang sengaja menurunkan beberapa burung andalannya mulai dari MB Kresno, MB Adipati, Kacer Raja Getar dan Mutiara Laut, LB Ramayana dan Sogol. Walau tak sesuai target, namun beberapa burung andalannya itu ada yang masih mampu mendulang prestasi di penampilan perdananya. Diantaranya LB Ramayana yang sukses bertengger di posisi puncak kelas LB Umum Sejati.
Bahkan aksi heboh sempat ditunjukkan Kacer Raja Getar versus Mutiara Laut yang posisinya saling berdampingan yakni di nomer 48 dan 49, pasalnya kedua-duanya saling menunjukkan kemampuan terbaiknya. Sayang, meski perform dari Raja Getar saat begitu powerfull dan sedikit lebih unggul dari Mutiara Laut, namun dewi fortuna masih belum berpihak padanya dan hanya berada di posisi runner up di kelas Kacer Executive. Begitu juga di kelas lanjutan, Raja Getar tetap berada di posisi runner up kelas Kacer Bintang.
Belum beruntungnya beberapa burung berlabel bintang di even yang digebyar di Taman Bantaran Kota Madiun, cukup dimaklumi oleh Dwi Jalu mengingat kali ini merupakan tampilan perdana dari beberapa burung yang masih memerlukan penyesuaian. Apalagi perjuangan kali ini terbayarkan dengan keberhasilan Dwi Jalu merebut juara umum BC.
Sementara itu, sang bintang baru yang sempat menghebohkan di Road To 1st Walikota Madiun seminggu sebelumnya, kini juga kembali memukau kicaumania yang turut menyaksikan aksi super hiper dari Cucak Ijo yang diberi nama Protein Kroasia. Sayang, sikap didis beberapa saat membuatnya tak berhasil memboyong tropi juara di kelas Executive dan Bintang. Namun di pertarungan terakhir, amunisi Agus Pia Kediri itu langsung tancap gas dan akhirnya posisi puncak pun berhasil direbutnya.
Ajang Silaturahmi Pecinta Konin
Dan ada yang menarik pada gelaran yang digebyar di Taman Bantaran Kota Madiun saat itu, yakni ikut meramaikannya beberapa komunitas diantaranya pecinta Kolibri Ninja (Konin) yang dimotori langsung oleh KNI AE Madiun.
Alhasil 2 kelas yang dsediakan panitia untuk pecinta Konin itu setidaknya lebih dari separuh jumlah nomer gantangan yang disiapkan panitia telah full. Tak hanya diramaikan oleh peserta dari Madiun raya saja, tapi berbagai komunitas dari luar kota pun tak ingin melewatkan. Diantaranya seperti KNI Bojonegoro, Ngawi, Ponorogo, Jogja, Komando Caruban hingga Brotherhood Surabaya.
Diungkapkan oleh Gun Permata yang merupakan salah satu pencetus dan pendiri KNI AE Madiun itu bahwa membludaknya jumlah peserta di kelas Konin tak lepas dari rasa kangen antar pecinta Konin yang setidaknya sekitar 3 bulan lamanya tidak menjalin silaturahmi dengan bertatap muka. Sehingga ketika ada lomba yang menyediakan kelas khusus bagi pecintanya, maka sebagian besar dari mereka menyambutnya dengan cukup antusias.
“Dengan perbolehkannya kembali ajang kumpul seperti saat ini, setidaknya hal itu sedikit banyak bisa kembali menggairahkan roda perekonomian di dunia hobi terutama pecinta Konin mulai dari jual beli burung, pakan hingga sangkar,” celetuk Gun Permata seraya mengatakan bahwa KNI AE Madiun sendiri sudah terbentuk sejak 4 tahun silam tepatnya pada bulan Mei 2016.
Sementara itu, Gun Permata yang mengusung gacoan andalan yakni Konin Lembu Ireng sukses mengantarkannya merebut runner up di 2 kelas yang berbeda. “Yang khas dari Lembu Ireng ini adalah pada kinerjanya yang stabil serta nancap dan neklek plus kepalanya yang goyang-goyang, saat membawakan lagu-lagu rambatan berdurasi panjang-panjang,” celetuk Gun seraya mengatakan bahwa di setiap penampilannya dalam setahun terakhir ini, Lembu Ireng hanya 4 kali saja tak masuk dalam posisi 5 besar.
Untuk perawatannya, Gun mengaku bahwa selama pandemi yang mengharuskannya berhenti lomba, Lembu Ireng diberi tambahan susu kental manis serta pengurangan pemberian kroto yang diberikan pada keseharian. “Persiapan sebelum lomba, Lembu Ireng tidak dikasih kroto selama 2 hari sebelum hari H dan baru diberi kroto di hari H,” ujarnya seraya mengatakan bahwa berkat aksinya yang cukup stabil, beberapa tropi di even Asia Cup, Kartonyono, Buoati Cup Ngawi hingga beberapa even regional dan besar di Madiun dan Ponorogo.*