News

Angela Kenari Solo, Kenari Tak Pernah Ingkar Janji

Selasa 9 Juni 2020, kontesburung.com berkesempatan menyambangi Angela Kenari, salah satu peternak kenari di kota Solo, Jawa Tengah.

Lokasi peternakan kenari ini ada di kawasan Gandekan Kiwo RT 01/02 Jayengan, Kartopuran, Solo. Untuk mencapainya gampang, Angela Kenari hanya 50 meter dari jalan Kali Larangan. Dari mulut gang sudah terdengar sayup-sayup suara burung yang memiliki nama latin serinus canaria ini. Didit Tribusono, pemiliknya, sudah menunggu kontes burung.com diteras rumahnya.

Didit menggunakan ruang depan rumahnya untuk breeding kenari. “Dahulu ruangan ini kamar tamu. Karena saya tak memiliki lahan maka ruang tamu ini kemudian saya ubah menjadi tempat breeding kenari,” kisah Didit. Ruangan berukuran 3×3 meter ini terlihat bersih. Di dinding tembok ruangan ini tertempel berderet kandang-kandang kenari dikanan kirinya. Beberapa kandang tersebut berisi kenari-kenari berpostur gede yang biasa disebut Yorkshire.

Pejantan pakai kenari jenis Rasmi Iran

Semua tertata dengan rapi, seperti sebuah show room. Menurut Didit kunci keberhasilan beternak kenari adalah kebersihan. JIka kandangnya bersih otomatis burung-burung yang ada di dalamnya juga sehat.

Bagi penggemar kenari nama Didit mungkin masih awam. “Saya ini termasuk pemula,  baru dua tahun yang lalu breeding ini saya rintis,”cerita pria berpenampilan kalem ini.

Awalnya pria berusia 31 tahun ini diberi kenari betina jenis AF oleh saudaranya. Didit belum pernah memelihara burung sebelumnya. Lambat laun ia pun mulai suka mendengar suaranya. Lambat laun pula insting bisnisnya mulai berbicara. Kenapa tidak diternak saja agar berproduksi dan menghasilkan uang? Tekadnya membulat ketika sang istri ikut mendukungnya.

Suami Heni Maryani ini kemudian mulai membeli kenari pejantan AF. “Setelah saya campur ternyata mau kawin dan berproduksi,” ungkap Didit. Didit pun lebih termotivasi. Lalu ia membeli kenari pejantan seri F. Pertimbangannya , dengan pejantan seri F ini harga anakan kenari lebih tinggi dibandingkan anakan seri AF. Mujur, tak berapa lama, kenari pejantan seri F ini juga menghasilkan anakan.

Baca Juga :  Komunitas Cendet Indonesia. Bawa 100 Orang Ke Piala Raja

Tahap berikutnya adalah seri besar. Didit mengaku support teman-temannya lah yang membuat dia makin bernyali. “Padahal dulu saya tidak berani bermain di seri besar,” ungkap Didit. Dia pun mengimpor jenis Yorkshire yang kemudian dia kawinkan dengan seri AF. Tangan dingin Didit pun membuahkan hasil, silangan lokal impor ini berproduksi. Didit pun naik kelas lagi,  tak hanya pejantan, betina impor pun dia beli guna memperkaya produksi kenarinya.

Belgie Busso AOB 18 yang sedang tren juga ada

Dari mana ilmunya?Didit mengaku otodidak pada awalnya.  Seiring dengan waktu, pengetahuannya bertambah. Dia tak segan bertanya pada para peternak kenari senior di kota Solo seperti Beni Agung Nugroho, Renaldi Paburi Boyolali, Irwan Kristianto, Sylvian Adi yang akrab dipanggil Copet SF dan masih banyak lagi. “Kami sering bertukar pikiran mulai dari mengobati kenari yang sakit hingga mengkondisikan indukan. Mereka tak segan membagi ilmunya,” ungkapnya.

Kini lengkap sudah materi indukan yang dimiliki pria berusia 31 tahun ini. Ada 6 pejantan impor yang menjadi unggulan bird farm ini. Salah satunya adalah BB AOB 18. Belgie Busso milik Didit ini memiliki durasi tembus 30 detik up, cocok bila trahnya diturunkan pada anak-anaknya. Kini pejantan tangguh ini tengah disilangkan dengan  YS TKF(kode ring dari peternak Turki) 2019. “Kiblat  penggemar kenari sekarang ini tertuju pada jenis BB AOB. Saya hanya berusaha mengikuti selera pasar,” tambahnya.

Angela Kenari hanya menjual anakan jantan sementara anakan betina di simpan untuk regenerasi bird farm. Didit menggaransi output yang dia jual. “Kalau tidak jantan uang bisa kembali,”tegasnya. Anakan yang dijual tersebut berusia paud. Harganya bergantung warna, postur serta seri-nya. Misalkan untuk F1 SF harga pasarannya sekitar 350-400 ribu. Bila warna dan posturnya bagus banderolnya bisa naik menjadi 500 ribu. Lain lagi dengan seri BB, harganya mencapai 600 ribu hingga 1 juta.

Baca Juga :  Rizky Ardha: No Jaga Jarak, No Latber, Sabian Rajendra: Jaga Jarak, Kayak Musuhan Saja
Anakan ternakan Didit siap jual

Pangsa pasar kenari milik Didit ini adalah penghobi burung rumahan , untuk diperjual belikan kembali dan penghobi yang gemar mengikuti lomba burung. Prosentase 40:30:30. “Perbandingannya mungkin bisa berubah-ubah, apalagi saya juga berencana mengikuti lomba burung,” tambah Didit yang mengaku belum pernah mengikuti hingar bingarnya lomba burung berkicau.

Saat ini penjualan anakan dilakukan Didit secara online melalui grup-grup jual beli yang ada di facebook. Pembelinya masih kebanyakan dari kota Solo dan sekitarnya, walau kadang-kadang pembeli luar kota juga tertarik dengan postingan-postingan Didit di facebook. “Kalau harga cocok ya saya kirim. Yang jelas untuk penjualan tidak banyak kendala,”ujarnya.

Ada yang pakai pejantan Yorkshire asal Turki

Meskipun di tengah wabah corona seperti ini? Ya, lantaran ceruk pasar kenari masih lebar. “Berdampak sih tapi tidak terlalu banyak. Saya tidak memiliki kesulitan menjualnya,” katanya. Didit bersyukur memiliki Angela Kenari. Ditengah resesi ekonomi seperti sekarang ini, peternakan kenari ini tampil menyelamatkan ekonomi keluarganya. “Dulu pekerjaan utama saya sebagai salesman, usaha kenari ini hanya sebagai sampingan. Kini karena corona saya rehat, usaha kenari ini berganti menjadi penghasilan utama saya. Kenari  Tak Pernah Ingkar Janji,  bila suatu hal ditekuni pasti bakal membuahkan hasil,” pungkasnya. yon

Related Articles

Back to top button