Pasar Splindit Malang Mulai Pulih Ditengah Wabah Covid-19
Munculnya pandemi virus Covid-19 di tanah air benar benar melumpuhkan banyak sektor ekonomi, termasuk pasara umum maupun pasar khusus seperti pasar burung. Tak terkecuali pasar burung yang ada dikota Malang yang lebih dikenal sebagai pasar Splindit. Dipasar yang menjual aneka hewan hias berikut kebutuhan pakan dan asesorisnya itu menjadikan tempat mengais rejeki bagi ratusan pedagang.
Sebelum ramai soal wabah virus Corona seperti saat ini, banyak pedagang yang bisa memenuhi kebutuhan hidup dari usahanya berjualan disana, tapi sejak muncul wabah virus pengunjung yang biasanya ramai dihari biasa kini berkurang banyak. Demikian pula dihari Sabtu dan Minggu yang biasanya penuh orang jalan jalan sambil belanja juga berkurang.
Hampir sebulan kondisi pasar yang terasa sepi, kini secara perlahan lahan tampak mulai kembali pulih meski belum kembali seperti saat akhir tahun lalu. Meski ada pedagang yang masih merasakan menurunnya penjualan burung daganganya, disisi lain juga ada pedagang yang mulai merasakan kembali proses membaiknya pasar. Hal itu diakui Irawan pedagang berbagai macam burung ocehan mulai jenis burung kecil Black Throat, Sanger, kenari sampai burung ocehan besar seperti kacer, Murai batu, Hwa Mei dan sebagainya.
Masih menurut Irawan yang punya kios dipintu masuk pasar Splindit no 28 -29 sebelah kiri, saat pertengahan maret dimana wabah virus ramai di Malang, kondisi pasar burung terasa sepi. Pengunjung jarang sekali, beda jauh dengan hari hari biasanya. Kini setelah sebulan ini, kondisi pasar mulai kembali berangsus angsur ramai. Dagangan burung juga mulai ada yang beli, dulu sebelum ada virus Irawan bisa menjual 10 burung, kini sudah bisa jual sampai 7 ekor sehari.
“Dengan kembalinya jumlah burung yang terjual dari setiap pedagang seperti saya atau lainnya, itu kan bisa menunjukkan kalau pasar mulai pulih. Dan semoga cepat pulih, karena seperti saya dan pedagang lain yang ada di Splindit, berdagang disi merupakan mata pencaharian kami. Kalau pasar sepi penjualan tidak ada tentu kamipun kelimpungan,” terang Irawan.
Irawan termasuk salah satu pedagang yang beruntung, karena burung jualanya jenis ocehan yang banyak dicari penggemar burung, tapi bagi pedagang burung jenis yang bukan ocehan seperti Beo, Kepodang dan lainnya, mengaku sepinya pembeli sampai sekarang ini. “Kalau biasanya bisa jual dua tiga ekor tiap hari sabtu dan Minggu yang banyak pengunjung, sekarang ini hanya bisa jual seekor saja. Dihari hari biasa yang sepi pengunjung kadang sehari tidak ada burung yang laku,” terang Cak Tam
Beda pedagang burung beda pula dengan pedagang pakan dan obat obatan, bagi pedagang obat obatan dan pakan burung atau pakan kucing sebulan lalu memang sempat merasakan sepinya orderan, karena banyak pedagang yang biasa kulak di pasar takut kena Corona, tapi setelah ada edukasi dengan pemakaian masker dan jaga jarak, tampaknya mereka sudah berani kepasar.
Terbukti hari Sabtu kemarin dan Minggu siang ini pengunjung mulai kemballi ramai, dan para pedagang yang kulak juga sudah seperti biasanya. Kondisi itu bisa dilihat dikios Aba Budi nomer 38 – 39. Toko Aba Budi ini dikenal sebagai tempat kulaknya para pedegang pakan burung yang ada di Malang maupun dari luar kota Malang. Sehingga toko Aba Budi bisa dijadikan parameter ramai tidaknya transaksi dipasar, kerena menjadi tempat kulakannya pedagang.
Menurut Aba Budi, Alhamdulilllah saat ini kondisi pasar mulai pulih meski belum normal, para pedagang yang kulak sudah berani datang kepasar, demikian pula dengan penggemar burung juga mulai banyak yang berani datang kepasar untuk beli pakan, obat, sangkar dan lainnya. “Bahkan pengunjung yang beli burung seperti love bird juga mulai ada, tiap hari beberapa ekor love bird selalu terjual meski harganya murah,” ujar Dian putra Aba Budi pada kontesburung.com