Perkutut

Gabungkan Ilmu Breeding dan Metode Spiritual, MHR Bird Farm Jombang Sukses Cetak Perkutut Jawara

Sampai saat ini ternak perkutut masih menjadi sesuatu yang misteri. Tak ada yang mampu menebak hasil breeding yang dilakoni menjamin bisa melahirkan produk sesuai harapan dan keinginan. Indukan bagus dan berbandrol mahal bukan jaminan bisa mencetak anakan dengan kualitas sama bahkan diatas indukan.

Gus Irul (kanan) bersama peternak asal Mojokerto

Kenyataan inilah yang dirasakan betul oleh Gus Irul Jombang. “Dulu saya beli perkutut juara dan perkutut dengan harga mahal, setelah saya ternak, sama sekali tidak ada anakan yang keluar bagus. Kualitas anakannya tidak ada yang menurun dari indukannya,” terang pemilik HMR Bird Farm Nglele Sumobito Jombang.

Sharing yang pernah dilakukan dengan beberapa peternak juga ternyata tidak memberikan hasil yang diimpikan. Pengalaman pahit inilah yang akhirnya membawa Gus Irul mampu menyelami bahwa segala sesuatu tidak bisa dilakukan seorang diri. Kemampuan dan keterbatasan manusia, tidak bisa dipaksakan untuk terus dipertahankan. Harus ada bantuan dari sang pencipta yakni Allah agar apa yang menjadi hajat kita bisa terkabul.

“Kita lahir karena diciptakan Allah, maka dari itu ketika ada hal-hal yang sekiranya kita tidak mampu mengatasi, maka hendaknya kembali pada Allah,” tuturnya. Kenyakinan inilah yang ia terapkan dalam menekuni ternak perkutut. “Apa yang saya lakukan dalam mengembangkan ternak perkutut mungkin lain dari orang kebanyakan, tapi saya menyakini dan saya harus melakukannya” imbuhnya.

Gus Irul, pemilik MHR Bird Farm Jombang, gabungkan dua metode dalam ternak perkutut

Menurut Gus Irul, jika kebanyakan peternak menjodohkan sepasang indukan berdasarkan trah atau darah serta tipe irama yang dimiliki, misal tipe indukan jantan volume besar maka akan dicrossing dengan betina yang memiliki irama bagus, atau juga trah bagus akan dicarikan calon indukan dengan trah lain tetapi memiliki daya turun yang bagus, begitu seterusnya. Namun tidak demikian dengan yang dilakukan Gus Irul.

Baca Juga :  Perang Bintang Liga Perkutut Bali Seri X (16/12) di Ketewel Gianyar: Penuh Lima Kelas, Sukses Bersama Kung Mania Bali

Ketika akan menjodohkan sepasang indukan, dirinya lebih memprioritaskan pada faktor kenyakinan. Dirinya yakin, maka itulah yang akan dilakukan. Sebagai contoh saat ada 1 calon indukan yang di yakini memiliki prospek bagus untuk diternak, maka Gus Irul akan mencarikan jodoh berdasarkan kata hatinya. Metode yag dilakukan unik. Prosesnya demikian, pada saat ia memegang calon indukan yang sudah dipilih berdasarkan feelingnya, selanjutnya Gus Irul melakukan ritual do’a memohon petunjuk kepada Allah SWT untuk dicarikan jodoh agar bisa menghasilkan anakan bagus.

Selesai berdo’a seakan ada kekuatan yang menggerakkan dirinya menuju ketempat dimana calon indukan itu berada. Jika betulan arah yang dituju berhenti pada salah satu kandang, misal kandang A, maka itulah jodoh calon indukan yang ia pegang. Apabila kandang A ternyata sudah tinggal sepasang indukan, maka indukan tersebut akan dibongkar dan dipasangkan dengan indukan yang ia pegang.

Misalnya, Gus Irul membawa calon indukan jantan, kemudian mencari calon indukan betina, dan petunjuk itu mengarah pada kandang A yang ternyata sudah ada penghuni sepasang indukan, maka indukan indukan kandang A akan dikeluarkan dan diganti dengan indukan yang ada ditangannya.

Meski tergolong nyeleneh dan gak masuk dinalar, namun itulah yang selama satu tahun belakangan ini diterapkan, hasilnya sudah mulai terbukti, ada beberapa calon jawara yang siap orbit. Bom-Bom dan Sogol menjadi dua diantara sekian produk yang berhasil dilahirkan dengan metode demikian. Meski prestasi kedua burung tersebut tidak sampai melegenda karena sudah berada ditangan orang lain dan masuk kandang, namun setidaknya Gus Irul merasa apa yang sudah dilakukan memberikan bukti nyata.

Lokasi ternak MHR Bird Farm Jombang yang berjumlah 100 kandang

“HMR adalah peternak baru dan dari desa, namun Alhamdulillah bisa mencetak burung kelas lomba dengan prestasi bagus,” lanjutnya. Metode yang dilakukan memang harus didukung oleh materinya yang tidak mengecewakan. Artinya ada trah bagus yang mengalir dalam calon indukan tersebut sehingga bisa lebih mendekatkan pada proses keberhasilan.

Baca Juga :  Lebih Fokus Urus Ternak, Hasil Produk Dhetira BF Jombang Makin Nyata

Meski tidak mahal yang penting ada darah bagus.  Seperti yang kini tinggal di kandang HMR . Dari 100 petak kandang yang berdiri, ada indukan-indukan trah bagus dari Lion, DND, Tri Murti, Mikel, Fajar, Atlas, Cakrawala, Haas dan beberapa farm lain. Indukan-indukan tersebut memang bukan berada di level atas, namun tetap mampu melahirkan anakan dengan prestasi level atas.

Beberapa kandang yang saat ini menjadi kandang favorit adalah Kandang M.10 (CC 3A x Fajar A.6), Kandang H.2 (Cristal x Cakrawala Messi 4), Kandang M.09 (Lion x Alib), Kandang I.1 (MHR x MHR), Kandang L.03 (MHR x MHR). Menurut Gus Irul, hampir semua kandang M.01 sampai M.20 mencetak anakan bagus. M.11 yang dihuni indukan jantan HDL dan betina MHR, saat ini sudah mencetak anakan yang dinilai luar biasa, usianya masih 3,5 bulan.

“Tunggu saja tanggal mainnya, anakan kandang M.11 bakal buat kejutan,” lanjut Gus Irul. Satu pesan yang disampaikan Gus Irul untuk peternak adalah, jangan menjelek-jelekkan produk peternak lain dan membanggakan produk ternaknya sendiri. Karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi esok hari.

Related Articles

Back to top button