Tanpa Bantuan Perawat, H.Fathor Arcor Bangkalan, Sukses Orbitan 6 Jenis Burung Berprestasi
Apa yang dilakukan H.Fathor Arcor BC Bangkalan, tergolong luar biasa. Sejak berkiprah dalam dunia hobi burung berkicau pada tahun 2000 lalu, H.Fathor mampu mengorbitkan banyak burung dengan prestasi apik dilapangan. Bukan Cuma satu jenis burung yang berhasil dia orbitkan, namun enam jenis burung sekaligus.
Proses orbitnyapun bersamaan, artinya bukan diorbitkan dalam beberapa selang waktu berbeda, misal tahun ini hanya bisa mengorbitkan jenis satu burung yang sama, tahun berikutnya ganti jenis burung yang berhasil ia orbitkan dan begitu selanjutnya. Namun, dalam satu kesempatan, H.Fathor mampu mengorbitkan burung dengan jenis berbeda, yakni cucak hijau, murai batu, kenari, cendet, love bird dan kacer.
“Alhamdulilah selama saya main burung, susah banyak yang berhasil saya menangkan diarena dalam sekali main,” jelas H.Fathor. Yang mungkin lebih luar biasa lagi adalah, selama ia sukses mengorbitkan burung, tak pernah sekalipun dibantu oleh seorang perawat. Dirinya mengaku melakukan rawatan, pemantauan dan melombakan hanya seorang diri.
“Sejak dulu saya tidak pernah punya perawat meski burung dirumahnya banyak, namun Alhamdulillah semua burung yang saya punya bisa meraih juara dalam setiap kali turun lomba,” jelas H.Fathor. Apa yang dikatakan memang bukan isapan jempol. Sederet nama burung yang berhasil dia orbitkan pada prestasi terbaik adalah Kacer Carera, Cucak Hijau Kartel, Murai Batu Narsis, Love Bird Cantik, Kenari Istri Muda dan Cendet Mercy.
Soal prestasi jangan ditanya. Bukan hanya gelaran yang ada di Madura saja yang pernah membuktikan kehebatan jago-jago miliknya, namun juga even bergengsi yang digelar di tanah Jawa. “Saya bukan pemain lokal, beberapa lomba besar pernah saya hadiri dan burung yang saya bawa bisa meraih hasil bagus,” lanjutnya.
Apa yang sebenarnya menjadi rahasia sehingga dirinya bisa melakukan hal demikian. H.Fathor mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang menjadi kunci suksesnya mengorbitkan burung dengan jumlah cukup besar namun tetap bisa juara. Menurutnya setiap kali akan membeli burung, dirinya tinggal pantau di lapangan.
Mayoritas burung yang menjadi incarannya bukanlah burung juara, tetapi burung prospek. Dirinya lebih memilih burung prospek meski tidak juara. Hal ini lebih disebabkan oleh feeling yang dimiliki. “Burung juara diarena lomba belum tentu burung itu bagus atau istimewa, sebab bisa jadi pada waktu burung tersebut juara, lawan yang dihadapi kurang maksimal penampilannya,” katanya.
Sebaliknya burung prospek menurut penilaiannya akan memiliki peluang besar untuk menjadi juara. Burung prospek yang ia maksudkan adalah burung bagus, tapi belum juara, mungkin karena kondisinya kurang bagus atau faktor lain. Nah, dengan pengalaman berkiprah di dunia hobi burung berkicau, bukan persoalan sulit bagusnya memilih burung prospek.
Tinggal pantau di lapangan, jika cocok maka langsung diburunya. Setiap kali burung prospek yang ia beli, sesampai di rumah akan dilakukan perawatan menurut versinya. Rawatan yang diberikan oleh pemilik burung sebelumnya, sudah tidak berlaku lagi. “Setiap kali saya beli burung, saya tidak pernah tanya soal menu rawatan, saya punya cara sendiri untuk memperlakukan burung tersebut,” kata mania yang selalu mengenakan sarung ketika lomba.
Adapun menu rawatan yang dipakainya cukup nyeleneh, jika pada umumnya para pemilik burung atau perawat memiliki menu dan cara rawatan rutin, bagi H.Fathor itu semua tidak sama. “Selama ini kebanyakan orang punya agenda rutin merawat burung, mandi dan jemur selalu menjadi rutinitas setiap hari. Jumlah extrafoiding berupa jangkrik dan menu lainnya diberikan rutin. Tapi bagi saya tidak,” imbuhnya.
Jangankan untuk memberikan takaran jumlah jangkrik dan menu tambahan, rawatan saja tidak setiap hari dilakukan. Ia melakukan rawatan disesuaikan dengan waktu yang dimiliki. Jika tidak ada waktu, maka rawatan tidak dilakukan. Namun yang penting dirinya sudah memahami kondisi burung yang sebenarnya.
Menurutnya bagaimanapun bagus menu rawatan, kalau tidak mengerti kondisi burung, maka semua itu sia-sia. Dirinya memahami kondisi burung pada saat ada waktu untuk merawat. Pada saat burung dimandikan kemudian dijemur, saat itulah dirinya memantau perkembangan burung, apakah dalam kondisi bagus atau tidak.
Jika kondisi kurang bagus, maka ia melakukan langkah ektra, salah satunya memberikan vitamin sebagai menu tambahan. Dari sanalah ia bisa menciptakan kondisi burung selalu siap dibawa kapan dan dimana pun ke arena lomba. “Mengingat saya tidak pernah melakukan rawatan rutin, maka pada saat saya melakukan rawatan, saya selalu memantau perkembangan burung, dari sanalah saya tahu kondisinya. Bisa jadi dalam satu mingu saya hanya melakukan rawatan sebanyak dua kali,” imbuhnya lagi.
Menurutnya yang paling utama adalah mengerti kondisi burung. Burung ini kurang birahi, terlalu birahi atau kurang sehat. “Mau ngerawat burung, sehebat apapun rawatannya kalau tidak tahu kondisi burung, akan percuma. Semewah apapun burungnya kalau tidak bisa membaca kondisi burung, maka percuma,” kata H.Fathor lagi.
Jadi intinya rawatan burung harus mengikuti apa yang H.Fathor mau, namun dengan catatan dirinya juga harus paham bagaimana kondisi burung pada saat itu. Satu hal yang juga dilakukan adalah bahwa ketika memantau burung, dirinya selalu berkonsultasi dengan juri berpengalaman untuk mengetahui tipe burung bagaimana yang lagi ngetrend sehingga dirinya masih tetap bisa memilih burung yang tepat. *kb10