Sepakat di Angka Rp 125 juta, Debar-Debar Resmi Jadi Amunisi Baru Budi SP Semarang
Belum puas dengan sederet jago handal, Budi SP Semarang kembali mengambil alih kepemilikan Debar-Debar, perkutut orbitan H.Iwan Jombang. Nilai transaksi yang disepakati berada di angka yang terbilang sangat wajar. “Baru saja saya berhasil meminang Debar-Debar dari H.Iwan Jombang senilai Rp 125 juta,” jelas Bos Indonesia Prokung.
H.Iwan yang dikonfirmasi membenarkah hal tersebut. “Memang benar, Pak Budi SP baru saja mentake over Debar-Debar seharga Rp 125 juta. Harga tersebut sebenarnya harga persaudaraan karena kami adalah rekan yang selalu mendukung untuk menyalurkan hobi burung perkutut,” terang H.Iwan.
Alasan Budi SP untuk meminang perkutut bergelang Atlas Bird Farm Semarang ini dikatakan tidak asal. Beberapa pantauan yang dilakukan, performa Debar-Debar semakin hari menunjukkan perkembangan yang luar biasa. Dalam sebuah pertarungan yang sempat dilakoni, perkutut yang kini berada pada usia sekitar enam bulan, mampu menampilkan kemerduan suaranya dengan kualitas nilai penjurian bendera 4 warna.
“Sebenarnya saya sudah lama mengincar Debar-Debar, usianya yang semakin bertambah makin menunjukkan peningkatan kualitas yang bagus,’’ jelas Budi SP. Meski reputasi Debar-Debar belum sepopuler kakaknya yakni Monster, namun Debar-Debar dipredikasi bakal menjadi penghalang baginya untuk terus berada di puncak.
Menyempatkan diskusi disela-sela kesibukanDebar-Debar merupakan adik Monster, lahir dari satu indukan dan kandang yang sama yakni Atlas Bird Farm Semarang K.333 (Atlas K.Buldoser x Viva Fox). Monster memakai gelang dengan nomor 1152, sedangkan Debar-Debar 1306. Monster adalah anakan kedua sementara Debar-Debar anakan kelima.
Meski lahir dari satu indukan, secara kualitas, Debar-Debar memiliki perbedaan yang bisa menjadikannya sebagai burung yang bakal bersaing ketat. Namun secara kualitas, Debar-Debar masih berada di atas angin meski catatan prestasinya belum sebagus Monster. Pengakuan ini pernah disampaikan oleh Henryarto Susilo, pemilik Atlas sekaligus peternak Monster dan Debar-Debar.
Debar-Debar kini resmi menjadi amunisi Budi SP. “Kualitas Debar-Debar dan Monster memiliki plus minus, namun yang pasti keduanya adalah produk terbaik yang saya hasilkan dari kandang ternak. Kalau soal memilih mana yang terbaik, tergantung dari pembeli,” terang Henryarto kepada kontesburung.com. Bahkan Mat Rouf, mekanik Monster dan Basa Basi mengatakan bahwa antara Monster dan Debar-Debar memiliki perbedaan. “Kalau saya nilai Monster masih kalah dengan Debar-Debar, dari sisi irama lebih bagus, tengah lebih senggang, volume lebih besar, ujung mewah,” kata Mat Rouf.
Dengan bergabungnya Debar-Debar dalam skuad Budi SP Semarang, maka akan melengkapi jago-jago lain yang sudah bersama sebelumnya, yakni Monster, Basa Basi, Mayapada, Barokah, Bintang Baru, Wismilak, Syahrini, Podomoro, RI satu, Kamasutra, Golden Star, Dunhill dan sederet jago lain.
“Saat ini saya memiliki koleksi jago lengkap dari berbagai daerah di Indonesia. Dari Jabar ada Barokah milik Koh Abah L’drago, dari Jakarta ada Bintang Baru ring Bagus, dari Sampang Madura ada Mayapada ring AKN, dari Surabaya ada Basa Basi ring Trimurti, Wismila, Syahrini, Podomoro, RI Satu ring HDL, dari Jawa Tengah ada Monster dan Debar-Debar ring Atlas, Kamasutra ring Aulia, dari Solo ada Golden Star ring CMN, Dunhil ring ACC, dari Thailand ada TL 45 dan ZNB,” papar Budi SP.