Piala Paku Alam 8 Yogyakarta – Dijubeli Kicaumania Lintas Propinsi, Super Power & Adipati Masih Terlalu Kokoh

Setelah 2 tahun vakum lantaran Pandemi Covid-19, gelaran kolosal Piala Paku Alam jilid 8 Yogyakarta (19/6) kemarin, akhirnya mampu mengobati rasa kangen Kicaumania Nusantara terhadap even kolosal bertagline Prepare Menuju Piala Raja 2022.

Secara simbolis penyerahan tropi khas Piala Paku Alam 8

Dibuka dengan tarian tradisional semi modern dan kirab prajurit Keraton Yogyakarta, gelaran kolosal yang dibuka langsung oleh ketua umum H. Bagya Rahmadi dan H .M Samsul selaku ketua Pelaksana Paku Alam 8 bersama pengurus pusat lainnya. Dan hadir pula pejabat pemerintahan Propinsi DIY dan Kabupaten Bantul itu kembali sukses menyuguhkan gelaran prestisius.

2 lap disediakan untuk mewadahi Kicaumania nusantara

Dalam kesempatan ini, H. M. Samsul Hadi selaku ketua pelaksana menyampaikan banyak terimakasih atas support dan partisipasi Kicaumania yang turut mensukseskan gelaran, dan tak lupa pula penyampaian permintaan maaf jika ada kesalahan selama berlangsungnya gelaran baik yang disengaja maupun tidak.

H Bagya Rahmadi (kiri) Dan H M Samsul Hadi (ketua pelaksana)

Tak ketinggalan dalam kesempatan tersebut, Bagya Rahmadi juga kembali mengingatkan bahwa PBI sebagai pengendali lomba sangat memprioritaskan penyelenggaraan lomba hanya bagi burung-burung hasil tangkaran. Maka diharapkan, setelah sukses dalam mewadahi Murai Batu hasil tangkaran dengan menghapus kelas non ring seperti kelas Murai Batu, Cucak Rawa, Branjangan, hingga Anis Kembang maka peraturan yang sama juga bakal diterapkan kelas Kacer.

Pemberian piagam penghargaan kepada kicaumania

“Saya berharap para penangkar semakin semangat dalam mencetak Kacer berkualitas, karena targetnya sekitar tahun 2024 semua peserta burung hitam putih itu wajib memakai ring hasil tangkaran,” ujar Bagya Rahmadi yang juga menghimbau kepada kicaumania agar bisa segera menemukan formula yang tepat dalam menangkarkan burung Cucak Ijo.

Tamu undangan dan peserta disambut dengan tarian

Dengan begitu, ketegantungan para pecinta burung kicauan terhadap burung hasil tangkapan hutan akan semakin berkurang. Yang tentunya cita-cita PBI untuk melombakan burung-burung hasil tangkapan saja maka akan segera tercapai.

Kirab prajurit Keraton

Sementara itu. Kesuksesan gelaran di lokasi yang nantinya juga akan dijadikan tempat terselenggaranya Piala Raja 2022, tak lepas dari support dan partisipasi Kicaumania Nusantara. Yang tak hanya datang dari lintas blok Pulau Jawa dan Madura, tapi juga dari Sumatera, Kalimantan hingga Bali.

Tak ayal, dengan diturunkannya burung-burung papan atas, menjadikan persaingan untuk memperebutkan gelar juara pun tak bisa terhindarkan salah satunya di kelas Murai Batu.

H. M Hidayat 76 Team antar Superpower juara kelas utama

Dengan mengandalkan Super Power dan Sapurata, H, M. Hidayat dari 76 Team Medan sukses memboyong 3 tropi juara. Prestasi membanggakan tentunya diperoleh berkat aksi gemilang dari Super Power di kelas utama Adipati yang mampu bertengger di podium juara, setelah berhasil memainkan kepiawaiannya dalam mendubbing lagu-lagu masteran dengan mengunggulkan aksi pukulan-pukulan panjangnya.

Dan kemampuan dalam mengolah lagu-lagu itu pun kembali dipertontonkan saat turun di sesi Ring Bupati. Walau ada sedikit penurunan perform, namun Super Power masih mampu memberi perlawanan burung-burung lawan yang akhirnya sukses mengantarkannya merebut podium 2.

Tak ingin ketinggalan dalam mempersembahkan tropi juara, Sapurata yang diturunkan di sesi Ring Pangeran masih bisa membanggakan tuannya. Aksi roll tembak yang mampu dimainkannya dengan cukup stabil selama masa penjurian, menjadi kunci utama baginya untuk naik podium dua. 

Dwi Jalu sukses antar Adipati dan Sosrobahu juara di kelasnya

Tak ingin melewatkan untuk merebut juara di kelas Murai Batu, Dwi Jalu juga menurunkan 2 gaco terbaiknya yakni adipati dan sosrobahu. Diandalkan untuk turun di kelas utama, Adipati sebenarnya sudah totalitas dalam menampilkan kemampuan terbaiknya namun faktor hoki belum berpihak kepadanya.

Sempat menggeleng-nggeleng kepala sebagai tanda keheranan lantaran tidak masuknya Adipati di daftar juara kelas Adipati, namun kekecewaan itu akhirnya bisa terbayarkan setelah keberhasilannya bertengger di tahta juara kelas Pariwisata B. 

Keberhasilan Adipati juga diikuti Sosrobahu di kelas ring silver Sultan Agung. Tampil ngotot dengan aksi sujud-sujudnya sembari melontarkan lagu-lagu roll tembak terdahsyatnya dengan cukup panjang-panjang, menjadi kunci sukses baginya untuk bisa naik podium juara. 

Ramayana andalan Dwi Jalu tetap dijalur juara

Perolehan tropi juara tak hanya ditorehkan dari kelas Murai Batu. Romeo yang turun di kelas Kacer Ring Bintang PBI juga masih bisa membanggakan tuannya meski hanya berada di 3 besar. Begitu juga dengan lb Ramayana yang sempat mencicipi podium sebagai Runner up di sesi Pariwisata B.

Sulthanudin tetap bangga dengan kinerja gaco andalannya

Sementara bagi Sulthanudin Kicman Course Mojokerto yang sempat kecewa lantaran sang andalan yakni Laduni belum berhasil memboyong tropi juara. Namun dengan masuknya nama Laduni di daftar juara kelas Murai Batu Ring Pariwisata B, setidaknya mampu sedikit mengobati kekecewaan pemilik School Of Birds Talent itu.

“Sebenarnya tadi sudah menemukan permainannya sih, tapi ya mungkin belum hokinya jadi belum bisa dapat tropi juara,” ujar Sulthanudin.

Duta Surabaya Cup juara umum Bc

Diakhir gelaran. Panitia yang dikomandoi H. Samsul itu menganugerahkan Duta Surabaya Cup sebagai juara umum BC dan Gus Ibad dari Ubed 61 Malang sebagai juara umum SF.*

Gus Ibad Ubed 61 juara umum Sf
Juara Runner up Bc
Kondang sulit dibendung di kelas Lovebird

Data juara :

Kanary Kraft

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here