Profil

Pa’ Nana Sugiana Kicaumania Lawas Depok, Sudah 28 Tahun Tetap Eksis Turun di Lapangan

Bagi Pa’Nana Sugiana kicaumania dari Depok, hobi burung kicauan sudah dilakoninya sejak usia remaja saat masih tinggal di Bandung. Turun ke lapangan lomba dimulainya diera tahun sembilan puluhan. Sebagai kicaumania lawas yang tetap eksis dia berbagi tips untuk para pemula.

Sebelum main dijenis cucak hijau dia lebih dominan dimurai batu, disela kesibukannya sebagai anggota Polri saat itu dia masih bisa eksis menampilkan burung andalannya di lomba. Kini dia beralih ke cucak hijau dengan dua andalannya, Radikal dan Algojo.

Merawat burung buat ke lomba menurutnya tidak perlu beli burung juara, apalagi sejenis cucak hijau. Cukup beli bahan muda hutan pilihan yang terseleksi, dirawat dan dikondisikan burung akan bisa tampil juara. Ini yang sudah dibuktikannya.

Nana Sugiana Depok
Pa’Nana orbitkan Algojo

Radikal dan Algojo, kedua gaconya sudah banyak menuai prestasi dari berbagai even organiser yang diikutinya, khususnya wilayah Depok dan sekitarnya. Sebelumnya dia mengandalkan Codet. Namun sejak burung tersebut mati, kini dia lebih fokus pada kedua gaconya tadi.

Radikal dan Algojo memang memiliki materi irama lagu isian dan tembakan berkualitas baik, mulai dari isian celilin kapas tembak, dan lainnya. Bahkan khususnya Radikal, memiliki kualitas suara yang tajam tembus. Durasi kerjanya di lapangan juga dari awal hingga akhir.

Namun, menurutnya main di cucak hijau punya tantangan tersendiri. Tidak hanya bagaimana caranya menampilkan burung agar bisa juara di lapangan, namun bagaimana mengkondisikan birahi burung cucak hijau agar bisa tampil stabil. “Makanya, Radikal dan Algjo kalau kondisinya lagi sedang bagus harus turun minimal 2-3 kali dalam seminggu. Untuk menjaga kestabilan kerjanya,” terang dia.

Dan yang lebih utama lagi, cara menyiasati kebiasaan burung cucak hijau yang kerap ngedidis di gantangan agar bisa duduk anteng ditangkringan sambil mengeluarkan materi isian dan tembakan saat berhadapan dengan lawan di lapangan.

Baca Juga :  Sehari Diangkat Dari Kandang Ternak, Murai Batu “Guncang” Boyong Hadiah Mobil di Presiden Cup V Jakarta

Pa’Nana mempelajarinya dengan cara merawat burung-burung tersebut disaat masih muda hutan. “Ya sebagian besar burung-burung koleksi cucak hijau saya dapatkan dan dirawat sejak muda hutan,” ungkapnya.

Dengan begitu punya tantangan tersendiri. Pemilik bisa memahami karakter burung apa yang disukai dan tidaknya pemilik jadi lebih tau. Karena meskipun jenisnya sama, karakter dan sifat burung satu sama lain berbeda-beda.

 

Perawatan Harian

Dalam merawat burung cucak hijau, dasar perawatannya sama pada umumnya, terutama dalam hal pakan dan ekstrafooding. Misalnya buah sebagai makanan utama dia lebih mengutamakan pisang kepok daripada buah-buahan lainnya.

Dengan begitu sipemilik tinggal menyediakan jumlah ekstrafooding serangga seperti jangkrik dalam kesehariannya. Penempatan burung cucak hijau satu dan lainnya diruang berbeda, kalaupun berdekatan dibatasi dengan penyekat agar tidak saling melihat satu sama lainnya. Karena kesehariannya, cucak hijau koleksinya ini dibiarkan dikandang harian terbuka tanpa krodong, kecuali disore menjelang malam hari untuk istirahat. Dia juga tidak pernah menempatkan gaco-gaconya ini di kandang umbaran. “Semuanya tanpa diumbar,” tandasnya.

Untuk keseharian, pagi setelah buka krodong burung dijemur, tidak lama cukup 30 menit hingga satu jam. Setelah itu dianginkan untuk kemudian dimasukan ke keramba mandi. Beres mandi, burung dianginkan kemudian dijemur kembali. Dipenjemuran ang kedua kali ini lebih lama, berkisar 1 hingga 2 jam tergantung kondisi cuaca panasnya.

Selain buah pisang diberikan 3 ekor jangkrik setiap burungnya. Begitu juga disore harinya diberikan dengan jumlah porsi yang sama. Yang membedakan antara cucak hijau Radikal dan  Algojo adalah jumlah porsi jangkriknya terutama menjelang persiapan turun ke lapangan. “Untuk Algojo jumlah jangkriknya lebih banyak,” ungkapnya.

Begitu juga tambahan ekstrafooding seperti ulat hongkong, diberikan disaat menjelang digantang di lapangan. Itupun dilihat dari kondisi burung tersebut. Dan ini semua sudah dibuktikannya, sudah belasan ekor cucak hijau mengorbit dari tangannya. *kb4

Baca Juga :  Tampil Ngedur, Jenggot Boom Bali Tut De Ariana Double Winners di Sarang Macan Terajana Cup III Singaraja

Related Articles

Back to top button