MERAWAT PIYIK ANIS : Jemur, Mandi dan Tanpa Lampu
Penempaan basic anis merah sejak dini sesuatu hal penting untuk mengangkat potensi maksimal piyikan sehingga kelak dewasa tampil sesuai dengan keinginan. Karena itu, seorang perawat mesti pintar-pintar mengasuh piyikan agar benar-benar tumbuh sehat menyamai perawatan yang dilakukan oleh si indukan sendiri di alam atau bahkan lebih.
Samhari asal Pupuan yang sudah bertahun-tahun suntuk menjadi agen anis merah mau berbagi pengalaman dengan rekan-rekan kicauan bagaimana merawat piyikan anis merah sejak baru dipanen hingga siap dipasarkan. Kata Samhari, anis dipanen saat umur 6 hari netas atau bahkan bisa saat umur empat hari karena sudah ada pakan burung yang khusus untuk piyikan yang sudah terbukti manjur cepat membongsorkan piyikan.
Saat dipanen biasanya langsung dengan sarang agar lebih nyaman karena jika tanpa sarang asli terkadang akan membuat kaki burung cacat. Pindah sarang dari cacahan kertas dilakukan ketika sudah mulai bulu penuh.
Selama di bawah perawatan, piyikan pada pagi hari dijemur maksimal setengah jam bagi daerah berhawa sejuk seperti di Pupuan. Kalau sampai mangap biasanya akan loyo sore harinya.
Kemudian diberikan makan dari bubur voor dengan cara mencampurkan dengan air panas. Satu jam istirahat dari makan lanjut dimandikan dengan jalan disemprot uap bagi piyik yang masih bulu jarum. ‘’Cukup lima semprot dalam sarang,’’ papar Samhari.
Namun jika sudah berbulu penuh mandi boleh sampai basah. Dalam kondisi habis mandi kotak langsung ditutup agar burung dapat istirahat penuh. Piyikan sebaiknya diberikan makan setiap dua jam sekali. Saat bersamaan dilakukan pembersihan kotoran agar sarang tetap bersih dan sarang kertas bisa diganti dua sampai tiga kali sehari. ‘’Yang perlu diingat adalah, jangan menggunakan lampu untuk menghangatkan piyikan. Karena cahaya lampu akan merusak pertumbuhan bulu dan mata,’’ saran Samhari.