Latpres Rutin Minggu 3 Bismo Tulungagung – Peserta Membludak Namun Tetap Tertib, Lakon Bintangnya Kelas Murai Batu
Tertib, tanpa teriak, tenang dan nyaman. Bisa jadi hal itulah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan Latpres rutin minggu ke 3 Bismo Tulungagung, 21 Agustus 2020 kemarin.
Cukup menarik untuk diikuti, karena meski tanpa ada pagar pembatas antara gantangan dengan para peserta, namun selama pertandingan yang dimulai sekitar jam 15.30 – 18.15 wib itu nyaris tak dijumpai teriakan atau pun tepuk tangan dari kicaumania maupun kekekmania dan yang terdengar hanya ocehan burung peserta. Alhasil peserta yang datang pun benar-benar bisa menikmati pertarungan kicauan burung peserta di tiap kelasnya.
Diungkapkan oleh tim dari Bismo Ronggolawe yang ber tkp di Kedungwaru Tulungagung, bahwa dari awal dibukanya gantangan sekitar 2 bulan silam usai libur pandemi Covid 19, panitia sudah menerapkan aturan tak dapat juara bagi peserta siapa pun yang melanggar aturan berteriak saat penilaian berlangsung. “Jika peserta ada yang teriak, maka kita akan ngasih bendera peringatan. Kalau tetap teriak dan mendapat 2 bendera yang berwarna putih tersebut, maka burungnya tidak berhak masuk dalam juara 10 besar,” ujar Wahyu AG tim Bismo yang juga pemilik Murai Batu Sukhoi.
Tak hanya tertib untuk tidak berteriak, para peserta juga tertib untu segera menggantangkan tanpa harus saling menunggu dan tanpa membuang waktu yang terlalu lama. Sehingga 19 kelas mampu tergelar dengan cukup lancar dan kelar sampai dengan waktu yang ditentukan.
Untuk jumlah peserta juga bisa dibilang cukup membludak. Tak hanya diikuti peserta lokalan Tulungagung saja, tapi dari Kediri , Blitar hingga Trenggalek pun ikut menyemarakkan gelaran. Beberapa kelas khususnya kelas Murai Batu dan Cucak Ijo juga nyaris full di dua kelas yang digelar di tiap kategorinya,begitu halnya di kelas ocehan lainnya dan kelas kekean yang cukup banyak peminatnya.
Dan bintang lapangan kali ini patut disematkan pada MB Lakon amunisi Tutut Jatayu Tulungagung, yang berhasil menyapu bersih 2 kelas Murai Batu dan merajai kelas BOB. Cukup beralasan karena begitu digantangkan, burung muda yang usianya sekitar 2 tahunan itu mampu tampil mendominasi dengan gayanya yang khas sujud-sujud nan mengeluarkan roll tembakan durasi panjang-panjang.
“Kalau lagu-lagunya sih cukup komplit ya, bahkan banyak ngeluarkan suara unik-unik, namun yang paling panjang biasanya saat membawakan Kenari,” celetuk Tutut.
Aksi menawan juga ditunjukkan CH Parangtritis besutan Erick Langgeng Mulya SF Kediri di kelas Cucak Ijo A. Begitu digantangkan, gaco yang bakal dipersiapkan menuju even Canting 5 Pekalongan di 6 September mendatang itu langsung melancarkan jurus andalan roll tembak berdurasi panjang-panjang dengan power tembus dan gayanya yang ngentrok abis. Berkat kestabilannya itulah, bendera koncer pun akhirnya tertancap di nomer yang ditempatinya. Dan sebenarnya aksinya justru lebih menggila di kelas Cucak Ijo B, tapi sayang di detik-detik menjelang berakhirnya penilaian, CH Parangtritis malah didis, sehingga targetnya meraih juara nyeri akhirnya pupus.
Di kelas BOB Cucak Ijo, Eplekenyes amunisi Kenthop Serut yang sebelumnya hanya mengoleksi tropi juara 3 di kelas Cucak Ijo B, justru tampil dominan di kelas bergengsi sekaligus memboyong pulang tropinya.
Pertarungan sengit juga terlihat di kelas Kenari. XX gaco Adi Ndok Trenggalek yang sukses tampil powerfull dan mampu merebut podium juara, harus mengakui keunggulan dari Kenari PU besutan Tangan Daem Tulungagung yang mampu merebut tahta juara kelas Kenari B. Bahkan di kelas BOB Kenari, PU kembali memainkan lagu-lagu khas berdurasi panjang nan gayanya yang keren abis sekaligus sebagai modal baginya untuk meraih juara BOB Kenari.
Ada yang menarik di kelas Lovebird reguler A. Terjadi tawar menawar pada kelas yang juga menjadi kelas bursa itu kepada sang juara 1 yang menempati nomer gantangan 8, tapi sayangnyaa pinangan senilai Rp 15 jeti itu ditolak sang pemilik. “Saya ya baru melihat aksinya kali ini,namun justru joki saya yang sempat lebih dulu melihatnya aksi kekean mewahnya,” ungkap Bagus Wahyu Joko Kandung yang terkesima dengan burung peserta yang sempat ngekek mencapai durasi P16.
Sedangkan untuk juara BOB Lovebird sukses direbut LB Mukiyo andalan SiBoen SF yang sebelumnya berhasil bertengger di posisi juara kelas Lovebird reguler B.
Diakhir gelaran, panitia menghaturkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang mensupport gelaran dan kicaumania serta kekekmania yang ikut menyemarakkan gantangan yang kawal bersama oleh tim dari Bismo Ronggolawe itu.*
DAFTAR JUARA :