Kejurnas dan Rakernas 2018, Kepercayaan dan Pertaruhan P3SI Pengda Semarang
Awal Desember 2018, tepatnya Sabtu dan Minggu, 08 dan 09 Desember 2018, seluruh komunitas perkutut (kung mania) tanah air akan memfokuskan pandangan dan pikiran mereka pada pelaksanaan Konkurs Nasional Seni Suara Burung Perkutut Kejurnas Cup 2018. Gelaran yang merupakan agenda Liga Perkutut Indonesia seri ini menjadi ajang pamungkas di tahun 2018.
Ada dua agenda penting yang akan dilaksanakan sebagai rangkaian kegiatan yakni konkurs bertajuk Kejurnas 2018 dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas). Kejurnas akan menempati lokasi di lapangan perkutut Royal Family Resident, jalan Puri Anjasmoro Semarang, sedangkan Rakernas akan dihelat di Oak Tree Emerald Resort, Jalan Papandayan, Gajah Mungkur Semarang.
H.Surachman, sekertaris P3SI Pusat mengaku bahwa ada beberapa agenda yang akan dibicarakan dalam Rakernas, diantaranya konsolidasi, peletakan rencana kegiatan P3SI tahun 2019 dan beberapa agenda lain. “Ada beberapa usulan dari kung mania untuk kegiatan di tahun 2019, salah satunya adalah penyegaran juri, diklat atau apalah istilahnya. Makanya usulan tersebut kita bawa ke rakernas untuk dibahas bersama-sama,” jelas H.Surachman.
Penunjukan Kota Semarang sebagai tuan rumah penyelenggaraan even bergengsi ini memang tanpa alasan. Yan Suta selaku Ketua Pengurus Wilayah Persatuan Pelestari Perkutut Seluruh Indonesia Jawa Tengah (Pengwil P3SI Jateng) mengaku bahwa Semarang adalah kota yang siap untuk menjadi tuan rumah Kejurnas.
“Biasanya P3SI Pusat kalau ada even nasional seperti halnya Kejurnas, selalu menawarkan, daerah mana yang sanggup dan bersedia menjadi tuan rumah. Pasalnya even ini tidak sembarangan, terlebih untuk Kejurnas. Selain ada konkurs juga ada Rakernas. Dua agenda ini pelaksanaannya berat dan tidak bisa dibuat manin-main,” papar Yan Suta.
Ada tanggungjawab besar yang harus dilakukan. Beda halnya sama konkurs-konkurs dalam skala lokal dan regional. Penanganan Kejurnas berbeda sekali dengan konkurs biasa. Selain akan dinobatkan atau ada penyerahan juara Liga Perkutut Indonesia, juga ada penyerahan juara Liga Perkutut Jawa Tengah.
Jadi trophy dan juga pernah pernik yang harus diberikan, tidak bisa dianggap remeh dan enteng. “Pengaturan dari segi biaya untuk pelaksanaan Kejurnas dan Rakernas sangat besar. Karena Kejurnas harus mengumpulkan peserta dalam jumlah besar dan Rakernas menghadirkan Ketua Pengwil se Indonesia. Makanya jarang yang mau,” lanjut Yan Suta.
Untuk itulah dibutuhkan pengalaman, keberanian dan loyalitas yang tinggi untuk bisa merealisasikan agenda ini. Sementara itu, Budi SP yang menjadi tuan rumah penyelenggaraan Kejurnas dan Rakernas mengaku siap menjalankan amanat tersebut. “Agenda ini adalah sebuah kehormatan bagi P3SI Jateng dan P3SI Semarang,” tegas Budi SP.
Dirinya mengaku siap memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh peserta, baik tempat dan suasana. Bahkan Budi SP mengatakan bahwa Kejurnas dan Rakernas 2018 bukanlah menjadi sebuah beban. “Bagi saya dua agenda besar yang kini akan dihelat di Semarang merupakan hal yang biasa bagi kami, karena kami memiliki pengurus serta kung mania yang berpengalaman, mendukung penuh dan bisa bekerjasama dengan baik,” kata Budi SP.
Meski penyelenggaraan masih menyisakan waktu satu pekan lagi, semua persiapan dinilai sudah nyaris selesai. “Saat ini persiapan sudah 85 persen, tinggal menyelesaikan pernak-pernik kegiatan yang saya kira bisa dilakukan dengan cepat,’” lanjutnya lagi. Sigapnya panitia menyelesaikan persiapan dua agenda besar ini diakui oleh Yan Suta.
“Saya katakan bahwa Pak Budi memiliki komitmen kuat untuk menggelar dua agenda besar dengan lancar dan sukses. Saya sangat senang bekerjasama dengan Pak Budi. Orangnya memiliki keinginan kuat untuk terus belajar. Kali ini kami benar-benar all out melakukan persiapan,” terang Yan Suta.
Masih menurut Yan Suta, perkutut adalah organisasi yang tidak mengedepankan bisnis, namun lebih pada bentuk kerja sosial. Ada hal baru yang akan ditampilkan oleh Budi SP dalam penyelenggaraan Kejurnas kali ini, yakni kebersamaan antara kung mania dari berbagai kota di Indonesia.
Langkah yang bakal dilakukan adalah dengan menghimbau kepada seluruh kung mania yang bersedia, untuk membawa jajanan khas daerah masing-masing. Pada saat acara kerjurnas, jajanan tersebut akan dikumpulkan dan dimakan secara bersama-sama. “Kami tidak akan melihat besar kecilnya jajanan yang akan dibawa peserta dari masing-masing daerah, tetapi saya ingin membangun kebersamaan diantara mereka,” lanjutnya.
Pada saat penjurian berlangsung, mereka bisa makan bareng. Biarlah penjurian burung diserahkan pada juri dan dewan juri. Cukup burungnya saja yang bertarung, sementara pemilik dan jokinya bisa santai dan makan bareng, mengikat tali silaturrahmi.