Perkutut

Gema Nada Bird Farm Sidoarjo, Bangun Kandang Eksperimen dari Indukan Trah Talenta BF Malang

Sukses mencetak Soponyono dan Dewa Daru sebagai perkutut yang melambung dengan prestasi terbaiknya di konkurs tingkat nasional, membuat Hanis Wiratno pemilik Gema Nada Bird Farm Sidoarjo semakin bersemangat untuk mencetak produk-prouk lain dengan kualitas yang lebih bagus.

Meski dirinya sadar bahwa hal ini bukan sebuah pekerjaan  gampang, namun setidaknya Hanis memiliki alasan kuat bahwa ternak perkutut jika dilakukan dengan perhitungan matang, hasilnya juga tidak akan mengecewakan. “Saya banyak belajar pada Pak Yohanes Talenta Bird Farm Malang tentang ternak perkutut yang benar. Saya memiliki rasa optimis bahwa apa yang kita lakukan, jika memiliki perhitungan matang dan tepat, maka jalan menuju kesuksesan lebih dekat dan peluangnya lebih besar,” papar Hanis.

Memantau burung yang merupakan produk Gema Nada Bird Farm Sidoarjo.

Sopoyono dan Dewa Daru sebenarnya merupakan dua perkutut yang membuktikan bahwa apa yang selama ini ia lakukan, memiliki bukti jelas dan nyata. Tidak heran jika indukan yang saat ini menghuni kandang miliknya didominasi oleh produk Talenta Malang. Dewa Daru sendiri, sebenarnya sudah diprediksi oleh Yohanes Talenta saat masih berusia piyik, untuk tidak dilepas dahulu karena bakal menjadi burung prospek.

“Saya baru sadar bahwa perkutut bergelang GM 371 (Dewa Daru,red) adalah burung pilihan Pak Yohanes untuk disimpan, tetapi ternyata lepas ke pembeli,” jelas Hanis. Namun demikian dirinya bangga dengan prestasi yang ditorehkan Dewa Daru semakin membuat dirinya yakin untuk bisa mencetak kembali produk dengan kualitas yang lebih bagus.

Produk perkutut ternakan Gema Nada yang siap untuk ditampilkan ke publik.

Langkah awal yang dilakukan adalah dengan membuat kandang yang dia namakan sebagai kandang eksperimen. Indukan kandang yang berjumlah enam petak ini masih didominasi oleh produk Talenta Malang dan sebagian produk sendiri yang merupakan produk dari kandang 04 yang dihuni oleh indukan Sopoyono.

Dipilihnya Talenta sebagai indukan karena berdasarkan pengalaman dan pembuktian, produk Gema Nada moncer dilapangan tidak terlepas dari dukungan indukan dari Telanta. Tipikal indukan yang dimiliki Talenta dalah besar, tebal dan power. Sedangkan produk Gema Nada sendiri masih membawa trah Talenta dan trah dari peternak lain.

Hanis mengaku ingin mengembangkan hasil ternakan dari kandang K.04 sebagai indukan dari kandang eksperimen. Adapun kandang yang dimaksud adalah kandang 01 (Talenta 064 K.4 X Talenta 2762 K.8), kandang 02 (Talenta 2649 K.01 X Gema Nada 409 K.4) Gema Nada 409 adalah adik Sopoyono, kandang 06 (Gema Nada 399 K.04 X Talenta 2090 K.02) Gema Naga 399 merupakan perkutut yang lahir bersamaan dengan Soponyono atau satu tetesan dengan Sopoyono.

Kandang 03 (Gema Nada 363 K.05 X Talenta 420 K.15) Telenta 420 K.15 adalah keponakan Cinderalas, kandang 07 (Baht 715 K.3 X Talenta 2626 K.03), kandang 08 (Talenta 2615 K.08 X Talenta 2608 K.19). satu kandang yang juga tetap dalam tahap perhatian adalah  kandang 04 (Talenta 2582 K.02 X Talenta 2833 K.07) merupakan indukan Sopoyono.

Ditambahkan oleh Hanis bahwa eksperimen yang bakal dilakukan, hasilnya tidak instan. Butuh proses dan waktu sebanyak tiga kali penyilangan sehingga hasilnya akan benar-benar bisa dibuktikan. Yang pasti dengan langkah ini kini Gema Nada Bird Farm semakin optimis memandang kedepan dan berhasil menghadirkan perkutut yang selama ini menjadi cita-cita dan impian dirinya dan juga banyak peternak. *kb10

Related Articles

Back to top button