Cak Goendul Bird Farm Surabaya, Sukses Sebagai Peternak, Perawat Burung dan Berhasil Antar Pemula Raih Prestasi
Sekitar dua tahun Cak Goendul menekuni hobi perkutut, tepatnya November 2017. Berawal dari pertemuan dengan seorang rekan, dirinya mengaku menjadi cikal bakal dirinya masuk ke komunitas kung mania. “Awalnya saya tidak tertarik ke perkutut, namun ketika ada teman yang cerita bahwa perkutut memiliki peluang bisnis yang menggiurkan saya mencoba masuk, meski teman tadi melarang saya untuk melakukannya,” terang Cak Goendul.
Kekhawatiran teman bahwa dirinya akan menemukan kegagalan dalam menekuni hobi baru ini, akhirnya terbantahkan. Bahkan sebaliknya Cak Goendul kini menjadi salah satu peternak sukses di Surabaya dengan nama ternaknya Cak Goendul Bird Farm. Sudah berapa banyak produk yang berhasil dikeluarkan dari kandang ternaknya dengan prestasi yang mampu menembus daftar kejuaraan konkurs, baik skala regional ataupun nasional.
Sebut saja Lambe Turah, Bull Dog dan Bagong. “Pertama kali saya menjadi peternak perkutut hanya 3 kandang, setelah berhasil menetaskan anakan, saya akhirnya menambah kandang menjadi 24,” imbuhnya pria bernama asli Rachmad Hidayat. Materi kandang dari Cristal, Imoba, Jupiter dan Holiday menjadi burung yang pertama kali ia beli untuk dijadikan indukan. Materi-materi yang ia boyong adalah basic dari masing-masing peternak tersebut.
Alasannya masuk ia mengaku agar tidak keliru memilih calon indukan. Karena menurut Cak Goendul, peternak yang mengembangkan materi dari indukan basic, pastinya memiliki kualitas yang bagus, dari pada berspekulasi membeli anakan bukan dari basic, lebih baik langsung memboyong anakan dari kandang basic tersebut. Kehadiran materi itulah yang akhirnya membuat kesimpulan bahwa dirinya harus mengembangkan trah MMC 2 dan HIKL 30.
“Ketika saya mendapatkan indukan dari basic peternak yang saya beli, saya pelajari mengapa burung ini diajdikan basic, sampai akhirnya saya menemukan jawaban,” imbuhnya. Dijelaskan oleh Rachmad Hidayat bahwa MMC 2 memiliki daya turun irama yang kuat, sementara HIKL 30 punya volume besar dan irama nekan-nekan. Feeling Cak Goendul untuk mengembangkan kedua trah import tersebut, ternyata membuahkan hasil. Produk ternaknya menghasilkan perkutut kelas lomba, semisal Lambe Turah, Bull Dog, Bagong dan sederet nama lainnya.
Sementara itu kesuksesan Cak Goendul merawat burung-burung produk kandangnya hingga moncer dilapangan didasarkan oleh pemikiran cerdas. Menurutnya jika ingin menjadi pemain, maka harus punya burung bagus dan mau bunyi dilapangan. Nah, untuk menuju kesana tentu dibutuhkan kehadiran dan campur tangan seorang perawat. Berapa banyak dana yang harus dikeluarkan.
Akhirnya ia berfikir untuk menemukan satu solusi, yakni bisa memoncerkan burung tanpa bantuan perawat. Lewat berbagai eksperimen yang dilakukan, ia menemukan satu jawaban bahwa burung mau bunyi dilapangan sebenarnya tergantung dari tiga faktor, yakni burung sehat, tidak stres dan birahi.
Tiga jawaban inilah yang membawa Cak Goendul untuk meracik formula ampuh. “Saya menggunakan obat-obatan resep dokter yang sudah terstandardisasi dan terukur. Artinya resep yang ia buat itu sudah tercantum jelas manfaat dan kandungan yang ada dalam obat tersebut. Dari resep inilah ia membuktikan bahwa burung miliknya selalu moncer dilapangan.
Apa yang saya lakukan hanya sekedar membuat burung sehat sehingga mau tampil di lapangan, kalau kalau soal menata interval bunyi, mengurangi noklak dan permasalah lain, saya belum bisa melakukan,” paparya lagi. Namun demikian, setidaknya Cak Goendul telah membuktikan bahwa apa yang dilakukan sudah memberikan rasa senang dan puas bagi pemilik burung.
Burung yang berhasil ia orbitkan adalah burung milik orang lain, namun produk ternak miliknya, yakni perkutut bergelang CG. Tidak itu saja, keberhasilan Cak Goendul dalam membina para pemula, patut diapresiasi. Sekitar lima pendatang baru, saat ini berada dalam binaannya.
Mereka adalah Ruddy Akasa BF Surabaya, Toni Hong BF Surabaya, Wito RR BF Surabaya, 7 BF Pasuruan dan Bambang JBC BF Kebumen. “Saya kasihan ketika ada burung milik pemula yang ia beli mahal, ternyata tidak bisa tampil. Makanya saya bantu sebisa mungkin agar orang-orang seperti ini tidak sampai kecewa dan biar tetap eksis,” imbuhnya.
Cak Goendul mengaku selalu mengarahkan mereka untuk belajar dan memahami seputar hobi dan ternak perkutut. Dengan adanya pendekatan seperti ini, Cak Goendul berharap agar muncul pemain baru yang akan menjadikan hobi perkutut makin semarak dan maju. Selama ini Cak Goendul selalu mengawal burung milik pendatang baru yang berada dalam binaannya sehingga keberadaan mereka bisa tetap eksis. Karena yang pasti semakin banyak pemula, maka hobi perkutut akan semakin meriah.