Mengenal burung Tepus Pipi Perak, salah satu jenis burung endemik di pulau Jawa dan Bali. Tepus Pipi Perak memiliki hubungan kekerabatan dengan Tepus Gelagah atau burung Kaso-kaso.
Burung bertubuh kecil yang mempunyai nama latin crescent-chested babbler (Stachyris melanothorax ) ini, mempunyai ukuran panjang hanya sekitar 12 cm. Penampilannya mirip dengan burung Tepus Gelagah, tapi yang membedakan adalah warna hitam pada bagian dada. Spesies ini juga masuk dalam jenis burung dilindungi.
Wilayah persebarannya hanya ada di pulau Jawa dan Bali. Warna tubuhnya didominasi dengan bulu berwarna cokelat, dengan alis putih, serta mahkota dan sayap berwarna cokelat kemerahan. Bagian atas punggung dan ekor berwarna cokelat zaitun. Di bagian tenggorokan terdapat putih yang dengan kombinasi batas warna hitam tidak teratur. Bulu tubuh bagian bawah berwarna abu-abu.
Di alam liar burung Tepus Pipi Perak mempunyai karakter pemalu, suka bersembunyi dalam kerapatan semak belukar atau tumbuhan yang rimbun. Biasanya hidup dalam kelompok kecil dan gemar memakan serangga dan laba-laba.
Burung betina menghasilkan 2-3 butir telur. Sarangnya berbentuk menyerupai kubah berongga yang terbuat dari susunan daun-daun dan rumput kering, umumnya sarang Tepus Pipi Perak dibangun tak jauh dari permukaan tanah. Sedangkan untuk musim kawinnya berlangsung setiap bulan.
Habitat Tepus Pipi Perak cenderung berada antara areal hutan perbukitan, pinggiran hutan, dan tak jarang memasuki pekarangan dan perkebunan dalam rentang ketinggian 500 – 1500 Meter Dari Permukaan Laut (MDPL).
Tepus pipi-perak termasuk burung dlindungi Pemerintah sesuai dengan PP Nomor 7/1999 dan UU Nomor 5 / Tahun 1990. Perlindungan diberikan karena habitatnya terus berkurang, juga karena daerah persebarannya yang sangat terbatas pada beberapa lokasi di Jawa dan Bali saja. (berbagai sumber)