NewsProfil

Rakerda PBI Jatim – Usulkan Kelas G36 & G48 Diambil 10 Kejuaraan, Perlunya Support Lomba Untuk Cabang

Seperti Rakerda (Rapat Kerja Daerah) PBI (Pelestari Burung Indonesia) Jatim di tahun 2022 silam, Rakerda kali ini juga kembali digelar di Hotel Surya Pare Kediri, 2 Mei 2024 kemarin. Dengan memiliki visi dan misi yang sama dalam memajukan organisasi perburungan tertua di Indonesia itu, para peserta rapat dari berbagai perwakilan cabang se Jawa Timur ikut memberikan pelaporan serta aspirasinya kepada Pengda Jatim.

Pimpinan Rapat

Dipimpin langsung oleh Pengda Jatim, yakni Heri Soegihono ketua Pengda Jatim, Samuel Bambang Tridjanto Sekertaris PBI Jatim dan Dwi Jalu Bendahara Pengda Jatim yang juga selaku tuan rumah. Rapat tahunan Pengda Jatim itu juga dihadiri oleh hampir semua pengurus maupun perwakilan PBI cabang se Kabupaten dan Kota se Jawa Timur.

Dengan banyaknya pengurus cabang yang hadir, hal itu tentu menunjukkan keinginan yang besar dari para peserta yang bersama-sama menginginkan kemajuan PBI di kedepannya. Alhasil, di rapat tersebut juga lebih mengedepankan pada penyampaian aspirasi, masukan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan program PBI di setiap cabangnya hingga kendala-kendala yang dialami oleh pengurus cabang selama setahun terakhir. Sehingga pada Rakernas PBI di tahun 2024 mendatang, segala aspirasi dan uneg-uneg dari berbagai cabang di Jatim akan disampaikan langsung oleh Pengda Jatim di bawah komando Heri Soegihono.

Rakerda dihadiri hampir semua pengurus cabang se Jatim

Dan berbagai usulan hingga masukan pun telah terangkum dalam catatan Pengda Jatim. Salah satunya mengusulkan dipilih 10 kejuaraan di tiap kelas G36 dan G48, dengan pendaftaran Rp 200 ribu kebawah. Sedangkan untuk G24 tetap akan dipilih 5 kejuaraan.

Dan untuk mewujudkan hal tersebut, maka tentunya dibutuhkan biaya yang sangat besar, sehingga diperlukan kerjasama dari berbagai pihak baik dari instansi Pemerintahan, support dari Pengda maupun pusat.

Baca Juga :  Bagaimana Kabar Mr.Wewe Galery, Tokoh Senior Perburungan Wilayah Timur Jawa Timur

Dengan adanya support tersebut, maka tak hanya bisa menutup anggaran lomba PBI yang cukup besar karena menerapkan hadiah lomba tanpa potongan. Tapi hal itu juga diharapkan bisa menekan aksi main-main para oknum fungsional maupun oknum penyelenggara lomba yang bermain juga dengan peserta.

Heri Soegihono, Ketua Pengda Jatim

“Kalau cabang menggelar lomba pasti akan berat, maka diperlukan support dari instansi terkait ataupun Pengda maupun pusat,” ungkap Heri Soegihono yang berharap bahwa untuk mengatasi kejenuhan, lomba tak harus dilakukan terlalu sering namun cukup setahun sekali dan menjadi even yang dirindukan oleh Kicaumania.

Bambang Honda, Sekretaris Pengda Jatim

Dan untuk memberi semangat dan agar penangkaran binaan PBI ring silver bisa lebih dikenal oleh Kicaumania secara meluas, maka diperlukan kerjasama yang lebih intensif dengan para media burung dan para content creator untuk meliput para penangkar. “Dengan begitu, maka diharapkan bisa menarik perhatian Kicaumania terhadap hasil tangkaran binaan PBI tiap cabangnya,” ujar Samuel Bambang Tridjanto yang akrab disapa Bambang Honda.

Dwi Jalu, Bendahara Pengda Jatim

Disambung oleh Dwi Jalu, bahwa untuk masalah penangkar binaan seharusnya tidak sampai pada penjualan ring silver saja. Tapi diharapkan sering ada interaksi antar pengurus PBI cabang dengan para penangkar binaan dalam bentuk kegiatan-kegiatan positif yang bisa memberi semangat untuk terus melakukan penangkaran. Salah satunya menyediakan kelas khusus bagi para penangkar di gelaran latber atau pun lokal terkendali.

Jadi selain dijadikan wadah untuk membangkitkan semangat para penangkar, adanya latber dan lokal terkendali bisa mengasah kemampuan juri-juri muda PBI. “Udah lama juga even lokal terkendali tidak digelar di Jatim,” celetuk Dwi Jalu.*

 

Related Articles

Back to top button