Kenyamanan dalam berlomba benar-benar dirasakan pada Piala Bupati Cup Blitar yang dihelat di RTH Kanigoro Kab. Blitar (27/11) kemarin.
“Baru kali ini saya ikut lomba di PBI tanpa teriak, jadi kita merasa lebih nyaman saat berlomba,” ujar Iwan salah satu pemain Anis Merah asal Blitar Park.
Hal senada juga diungkapkan Andri Bolang Ngawi. “Dengan sistem G-24 kita bisa memantau serta membandingkan langsung burung-burung peserta dan kinerja juri juga bisa terlihat jelas,” ungkap Andri yang berhasil andalkan Bromo dan DX 87 merebut juara di kelas Murai Batu.
Respon yang sangat positif itu pun tentu tak lepas dari terobosan yang dilakukan PBI Kabupaten Blitar di bawah komando Ainu Rofiq, ST, MSi., selaku ketua PBI Kab. Blitar dan Satya Nova Trilaksana, ST (Sinyo Speed) wakil ketua PBI Kab. Blitar yang bertugas sebagai ketua Panitia dan Pelaksana.
“Kita ingin lomba yang berbeda dari yang selama ini dikemas PBI, agar lebih nyaman dan fairplay,” ujar Sinyo Speed yang mengaku dengan terobosan yang dilakukannya mendapat respon yang sangat besar dari Kicaumania, bahkan pesanan tiket sudah sold out sebulan sebelum hari H.
Menariknya lagi, agar kinerja juri lebih terpantau serta pemain bisa dengan mudah membandingkannya dengan burung lawan maka jarak antara gantangan dengan pagar pembatas hanya 2 meter. Sedangkan untuk para joki dan pemilik burung dipersiapkan tempat khusus di galam gantangan lengkap dengan kursi yang telah disediakan.
Alhasil, konsep dianutnya tersebut mampu menjadikan peserta yang datang dari berbagai kota di Jatim hingga Jateng dan Jogja itu lebih tertib. Bahkan selama masa penilaian, hampir tak terdengar suara atau teriakan dari para peserta sehingga yang terdengar hanya saut sautan suara kicauan burung.
Imbasnya, tingkat kepuasan peserta dengan kinerja juri yang bertugas cukup tinggi. Hal itu dibuktikan dengan nyaris tidak dijumpainya aksi protes yang dilakukan oleh peserta ke ruangan juri.
Namun sayangnya, dibalik kesuksesan gelaran yang disupport penuh oleh Pemda Kabupaten dan Dinas Peternakan Kabupaten Blitar itu, tersimpan kekecewaan peserta. Banyak dari mereka yang mengaku sulitnya mendapatkan tiket. “Saya justru hanya mendapatkan 1 tiket aja di kelas Cendet,” ujar Ir Heru cendeters asal Kediri.
Hal senada juga diungkapkan Jalu Kediri yang hanya bisa memainkan gaco Murainya di 3 kelas saja. “Sayangnya jumlah kelas Murai Batu yang disediakan panitia tak banyak, ditambah lagi dengan diprioritaskannya kelas Murai khusus komunitas,” ucapnya.
Menurut Sinyo Speed selaku ketua panitia dan pelaksana bahwa dengan terbatasnya jumlah tiket menjadikan banyak peserta yang tidak kebagian tiket. “Kami menghaturkan permohonan maaf kepada Kicaumania yang tidak kebagian tiket atau pun yang hanya mendapatkan beberapa tiket saja,” ungkapnya.
Hal itu cukup beralasan, mengingat untuk pesertanya sendiri diprioritaskan bagi pemain lokal Blitar Raya, mulai dari penangkar Murai Batu binaan PBI Kab. Blitar hingga komunitas-komunitas lokalan. “Setidaknya ada 60 persen peserta didominasi para pemain lokal Blitar sendiri, sisanya dari berbagai kota tetangga hingga Propinsi lain,” ungkapnya.
Sementara itu, selain sukses menggelar lomba burung berkicau yang kedua kalinya di tahun 2022 yakni yang pertama bertajuk Proklamator Cup pada 6 Januari 2022 silam, PBI Kab. Blitar juga dikenal cukup getol dalam melakukan konservasi. “Alhamdulillah hingga hari ini sudah ada 70 penangkar Murai Batu binaan PBI Kab. Blitar yang tersebar di Blitar raya dan bahkan kita juga merangkul peternak Konin yang terlah berhasil membudidayakannya,” ujar Ainu Rofiq dalam sambutannya di depan para petinggi PBI dan Instansi Pemerintahan yakni dari Dinas Peternakan dan perwakilan dari Bupati Kab. Blitar yang berhalangan hadir.
Selain itu pelepasan burung-burung endemik seperti Jalak Suren dan Kacer juga dilakukan di Area kawasan Wisata Hutan Gogoniti Blitar yang akan dilakukan setelah penyelenggaraan lomba burung berkicau.*
Klik daftar juara :
Daftar Juara Bupati Cup Blitar, Duta Bupati Sidoarjo dan Sumber Makmur Juara Umum