Balaikambang terlihat bergeliat pagi itu, Minggu (13/11/2022). Lokasi paling favorit untuk menggelar lomba burung di kota Solo, Jawa Tengah itu memang tengah bersiap diri menggelar lomba bertajuk Balaikambang Kumandang 6 yang dihelat oleh PBI Solo. Tak heran bila sejak pagi lokasi ini sudah dipadati kicau mania.
Usai selebrasi yang biasa dilakukan oleh PBI, lomba akhirnya digelar sekitar pukul 11.00 WIB. Dari serangkaian kelas pada lomba paling ditunggu oleh masyarakat kicau mania Jawa Tengah ini ada fenomena menarik yang patut untuk disimak yakni kelas Murai Batu Solo Raya atau MBSR.
Memasuki sesion ke-7, peserta dikelas ini begitu membludak. 60 gantangan yang disediakan panitia lomba semua terisi alias full gantangan. Padahal jadwal lomba di area Solo Raya begitu padat.
Baiknya, meski jumlah peserta begitu banyak, kelas ini berlangsung kondusif, peserta lomba sangat menikmati jalannya lomba. Keluar sebagai pemenang adalah MB Kresno milik Agung dari Wonogiri disusul MB Osama milik Andang dan MB Pasoepati ditempat ketiga.
Sumardi, ketua MBSR mengatakan bahwa, saat ini, untuk event-event gede, animo anggota MBSR memang begitu besar.
“Full 60 gantangan seperti ini tidak hanya terjadi pada Balaikambang Kumandang 6. Dulu pada even Piala Pradana 1 dan Balaikambang Kumandang 5 juga full dengan gantangan berjumlah 60 buah, “kata bapak dua anak ini.
Fakta ini makin menegaskan bahwa komunitas Murai Batu Solo Raya memang tengah populer di mata murai batu lovers Solo Raya. Dari penuturan Sumardi, jumlah anggota MBSR kini membengkak menjadi sekitar 500 orang.
“Mereka terdiri dari pemain lomba, pedagang online, peternak hingga pengrajin yang berhubungan dengan burung, “tambah laki-laki yang akrab dipanggil Mardi Sukh ini.
Banyaknya anggota ini tak lepas dari sikap konsisten MBSR inidalam menggelar lomba. “Kita selalu meminta EO harus fairplay dlm penjurian, tidak melihat itu burung punya siapa, tapi menilai kerja burung saat diatas. Jadi yang keluar sebagai pemenang memang burung-burung berkualitas walaupun dari burung tersebut dari kalangan akar rumput atau menengah kebawah, “ujar Sumardi.
Poin lain, harga burung-burung ini masih terjangkau, tak heran bila banyak bos-bos yang mengincar burung-burung yang berlaga todi kelas MBSR. Penggemar olahraga tepok bulu alias bulutangkis ini menambahkan bahwa kisaran harganya sekitar 25 juta keatas untuk yang sudah juara.
Sekarang MBSR memang tengah naik daun dan kian solid. Bila dulu mereka yang menawarkan diri kepada EO, sekarang banyak EO yang ngantri ingin menggandeng MBSR. Meski demikian, MBSR tak lantas bersikap jumawa. Selain even gede, gelaran latpres dengan senang hati mereka layani.
“Kita memang dekat dengan penggemar menengah kebawah, “tutup warga Tegalrejo 03 /VIII Kal. Dukuh Kec.Kab. Sukoharjo ini. (*)