Selalu on fire di tiap perhelatannya, Batosay kembali bikin bangga H Wiwied Batu Malang dengan meraih juara 1 dan double Runner up di Cucak Ijo Vaganza yang dikemas gantangan The Sultan Malang (23/10) kemarin.
Dalam beberapa bulan terakhir ini, nama Batosay kian melambung seiring dengan berpindahnya KTP burung tersebut ke tangan H Wiwied. Apalagi dalam perjalanannya yang nyaris tak pernah gagal dalam meraih prestasi di beberapa even besar yang diikutinya.
Yup, setelah lama menghilang dari dunia perburungan tanah air, H Wiwied pun kembali menjadi bahan pembicaraan di kalangan pecinta burung ocehan khususnya Murai Batu setelah berhasil meminang burung yang dulunya bernama Lambada. Dan tak tanggung-tanggung, bidikannya pun tertuju pada even-even tertentu khususnya yang menerapkan konsep G24 yang digagas oleh SMM selama ini.
Mencuatnya nama H Wiwied tentunya tak lepas dari perhelatannya yang perdana di SMM feat 76 Team, setelah burung yang dimahar Rp 250 juta itu berhasil menorehkan prestasi sebagai juara nyeri. Karena tak mudah bagi seorang pemain untuk bisa mengantar sang andalan meraih prestasi prestisius di penampilan perdananya, mengingat sengitnya persaingan burung-burung terbaik lintas Propinsi seantero negeri.
Begitu halnya di even-even yang mengusung sistem G-24 lainnya, nama Batosay nyaris tak pernah ketinggalan untuk bisa terpampang di kolom daftar juara. Seperti yang ditorehkannya di gelaran yang berlokasi di Denpal jalan Ronggolawe Malang itu.
Diturunkan di kelas pembuka Croffle A, Batosay sebenarnya masih belum menunjukkan performa terbaiknya. Meski begitu, kepiawaiannya dalam memainkan lagu-lagu roll tembak yang cukup panjang-panjang menjadikannya masih sulit untuk dikejar.
Bertemu dengan lawan terberatnya saat itu yakni Arjun besutan Abah Hudan 911 SF dan Superman gaco H M Hidayat 76 Team, menjadikan pertarungan antar ketiganya sulit untuk dihindari mengingat kedua rivalnya itu yang juga sama-sama on fire. Tak ayal pertarungan ketiganya mampu menghibur Murailovers yang ikut menyaksikan jalannya pertarungan tersebut.
Kerennya lagi. Meski Superman menjadi satu-satunya burung yang mendapat 4 pengajuan juri, sedangkan Arjun dan Batosay masing-masing mendapat 3 pengajuan juri. Bukan jaminan bagi Superman untuk meraih juara 1, karena justru Arjun dan Batosay lah yang akhirnya masing-masing mendapat 2 bendera koncer A, sedangkan Superman sendiri harus puas sebagai posisi 3 besar.
Dengan diperolehnya 2 bendera koncer yang sama, maka penentuan juara 1 dan 2 terpaksa harus dilakukan dengan cara tos yang akhirnya berhasil dimenangkan Arjun dengan diikuti Batosay di posisi kedua. “Tadi kita sepakat untuk menggabungkan hadiah uang juara 1 dan 2 untuk dibagi 2 secara adil, sedangkan penentuan juaranya itu tetap dilakukan tos,” ujar H Wiwied.
Berlanjut ke kelas Croffle B, Batosay kembali mendapat serangan sengit dari Arjun andalan Abah Hudan 911 SF dan John Plento amunisi Deny feat DOC dari Gak Udah Udah SF. Dan senada dengan pencapaian yang ditorehkannya di kelas sebelumnya, Batosay kembali hoki di posisi kedua.
Perjuangan Batosay di 2 kelas yang diikuti akhirnya membuahkan hasil saat diturunkan di kelas Denpal. Seolah ingin membalas dendam kepada John Plento yang mengalahkannya di sesi Croffle B, Batosay yang akhirnya menemukan permainan terbaiknya pun sukses tampil mempesona sekaligus merebut tahta juara dengan mengalahkan John Plento yang melorot ke posisi Runner up, Jaguar dan Super Star di posisi 3 dan 4 besar.
“Untuk Pangeran Sabrang kali ini belum beruntung. Emang sih sempat bermain bagus, tapi sayang penyakitnya yakni jatuh dari tangkringan membuatnya gagal meraih prestasi,” ungkap H Wiwied yang mengaku merawat sendiri Pangeran Sabrang dengan keberaniannya merubah pola rawatan hingga pola pakannya.
Tak hanya di kelas Murai Batu, Plat Merah yang diandalkan di kelas Cucak Ijo juga tak ingin ketinggalan untuk merebut prestasi. Bahkan di kelas pembuka 666 A, Plat merah mampu menunjukkan topform sekaligus meraih juara 1.*