Tetap incar prestasi di kelas bergengsi Murai Batu. Sosro Bahu nyaris hattrik dan Bodrex kembali tunjukkan kualitasnya di kelas utama pada gelaran Proklamator Cup Blitar ( 5/6 ) kemarin.
Dalam perhelatannya beberapa pekan terakhir ini, Sosro Bahu sang pemakai ring silver PBI yang menjadi andalan Dwi Jalu SF Kediri di beberapa even PBI yang diikutinya itu emang nyaris tak pernah meleset dari target juara. Apalagi dengan gaya sujud-sujud yang terlihat powerfull saat membawakan lagu-lagu dubbing yang menjadi andalannya, selalu menjadi jurus jitu untuk menarik perhatian juri yang bertugas.
Tak hanya mampu membawakan materi lagu yang cukup komplit, namun penampilannya yang terlihat ngotot juga menjadi nilai plus baginya. Ditambah lagi hal itu tak membuatnya lelah sehingga kinerjanya di lapangan mampu diselesaikannya dengan baik.
Salah satunya ditunjukkan di kelas Ring Silver PBI Salam Lestari. Sempat mendapat perlawanan sengit dari Gandring dan Sabda Alam, aksinya justru makin brutal dengan mengeluarkan lagu-lagu tajamnya. Sehingga tepat jika bendera koncer mutlak tertancap di nomer yang ditempatinya.
Kejadian serupa terjadi di kelas Ring Salam Lestari. Dengan kualitasnya yagg seolah tak menunjukkan penurunan, Sosro Bahu kembali naik tahta. Namun sayangnya, targetnya untuk meraih hattrik akhirnya kandas setelah aksinya di sesi Ring Silver Kampung Coklat membuatnya turun tahta sebagai runner up.
Perolehan tropi juara juga turut disumbangkan Adipati. Walau masih belum hoki di posisi puncak, namun keberhasilannya bertengger di 3 besar di kelas Murai Batu Ring Kabupaten Blitar dan ring Candi Penataran membuatnya masih bisa mempertahankan tradisi juara yang dicapainya selama beberapa bulan terakhir ini.
Kebanggaan Dwi Jalu juga turut ditujukan pada Cendet Padang Pasir. Turun di 3 kelas Cendet, 2 tropi juara berhasil dipersembahkannya bahkan salah satunya sebagai juara 1 yakni di sesi Salam Lestari. Juara 3 diperolehnya saat bertarung di kelas Penataran dan 5 besar di sesi Kampung Coklat.
Sementara itu. Lama tak terdengar kabarnya di dunia perburungan tanah air, Bodrex amunisi Erick Langgeng Mulya SF Kediri akhirnya kembali menunjukkan kualitasnya setelah beberapa bulan lamanya tak muncul lantaran mengalami masa mabung.
“Sebenarnya sih ini penampilan kedua seusai mabung. Pertama ya turun di even Kediri Vaganza seminggu yang lalu di kelas utama 5 juta yang belum hoki meski menurut saya saat itu sudah tampil cukup bagus,” ujar Alven LM yang dipercaya Erick LM mengawal burung-burung gaconya ke berbagai even besar.
Langsung turun di kelas utama Proklamator, Bodrex yang khas dengan gaya sujud-sujud yang ngotot abis sembari menunjukkan kepiawaiannya dalam memainkan lagu-lagu masteran itu sebenarnya sudah berusaha dikeluarkannya sekuat tenaga. Sayangnya dewi fortuna masih belum berpihak padanya, dan harus puas berada di posisi runner up di bawah Mahameru yang sukses bertengger di posisi puncak.
Perolehan tropi juara juga kembali didapatkannya saat kembali turun di sesi Candi Penataran. Sama halnya saat turun di kelas utama, Bodrex kembali bertarung hebat dengan Mahameru. Dan lagi-lagi keberuntungan masih belum berpihak padanya lantaran kembali mendapatkan tropi juara 2.
Belum kembalinya performa Bodrex seperti sedia kala sebenarnya diakui pula oleh Alven dan Indra K. sang pemandu bakat Murai Batu yang dulu dikenal sebagai spesialis juara kelas utama di berbagai even lintas EO. “Kondisinya belum pulih seratus persen seusai mabung dan waktu istiraht baginya yang sebentar yakni 1 minggu, padahal biasanya Bodrex turun lapangan tiap 2 minggu sekali,” ujar Indra.
Selain itu menurutnya, rontoknya bulu kemarin hanya terjadi pada ekornya saja, sedangkan hal itu tidak terjadi pada bulu halusnya. “Perlu waktu lagi sih untuk bisa mengembalikan kondisinya seperti semula,” akunya.*