Tak diunggulkan, Cendet Padang Pasir besutan Dwi Jalu Kediri justru sukses menjadi bintangnya lapangan pada perhelatannya di Piala Sukowati Sragen (26/5) kemarin. Dan rekan sekotanya yakni Agus Pia juga kembali mengantarkan Protein meraih poin juara di kelas Cucak Ijo.
Tak dipungkiri bahwa kedua punggawa PBI kab. Kediri itu emang bisa dibilang sangat loyalis terhadap even-even yang dikeas PBI di lintas blok. Tak terhalang jarak hingga level lomba yang dikemas baik gelaran setingkat lomba besar hingga Latpres sampai konsep hadiah yang tak menerapkan hadiah tanpa potongan yang merupakan marwah dari PBI, Dwi Jalu dan Agus Pia nyaris tak pernah absen untuk menurunkan gaco terbaiknya.
Yup, seperti pada lomba lokal terkendali yang digebyar di Taman Harmoni Sragen yang menganut hadiah berdasarkan kuota, keduanya tetap totalitas dalam menurunkan gaco-gaco terbaiknya.
Ada yang menarik pada perhelatan yang dilakoni Dwi Jalu saat itu. Karena diluar dugaan, gaco terbarunya di kelas Cendet sanggup menjalankan tugasnya dengan baik. Di kelas Cendet pertama, burung yang diberi nama Padang Pasir sukses melesat ke puncak teratas sesi Komunitas.
Berlanjut di sesi Bayanan, burung yang piawai dalam memainkan roll speed dengan gayanya yang dominan nancap satu titik itu sempat menurun ke posisi 4 besar. Dan barulah saat turun di sesi Kemukus, Padang Pasir tampil lebih agresif dalam memainkan lagu-lagi masteran terdahsyatnya dengan durasi main yang all out. Tak ayal, podium juara oun kembali direbutnya yang sekaligus mengantarkannya merebut double winner.
Di kelas Murai Batu, Dwi Jalu juga menurunkan gaco tergressnya. Mahendra yang dipercaya untuk turun di kelas Ring Silver PBI pun langsung membuka kemenangan di sesi Kemukus A. Begitu halnya di sesi Kemukus B yang yang turun tingkat ke posisi 3 besar.
Di kelas umum yakni Murai Batu ring Bayanan B, Mahendra yang juga piawai dalam memainkan roll tembak serta aksi sujud-sujud yang sempat terlihat beberapa kali itu juga mampu meraih runner up. Koleksi tropi juga semakin bertambah setelah di utama, Mahendra bersaing hebat dengan burung-burung jawara Jateng dan masih poin di 3 besar.
Kembali memboyong tropi juara juga sempat dirasakan Agus Pia yang ditemani sang ponakan yakni Abizar. Dan sempat belum bisa menampilkan performa terbaiknya di kelas utama Sukowati, namun Protein tetap bisa memberi perlawanan sengit pada burung-burung jawara lainnya dan finalnya posisi 3 besar berhasil direbutnya.
Di kelas lanjutan atau sesi Bayanan, burung yang handal mendubbing lagu-lagu isian khasnya sembari memainkan gaya ngentroknya yang begitu powerfull itu pun akhirnya bisa kembali memuaskan tuannya dengan melesat naik ke tahta juara.*