Bojonegoro Bangkit – Terapkan Konsep Penjurian Yang Lebih Transparan, Santet Dan Joko Tingkir Sulit Terbendung
Salut. Meski hanya lomba lokalan, namun gelaran yang digebyar di gantangan Plat S jalan Mangga Kabunan Balen Bojonegoro (9/4) kemarin tak ubahnya even besar, lantaran dijubeli para pemain-pemain besar blok timur maupun blok barat.
Namun ada yang menarik pada perhelatan kali ini, yakni telah diterapkannya pemisahan kertas penilaian juri yang dilakukan langsung seusai berakhirnya penilaian. “Jadi jika biasanya hasil rekap dimasukkan ke dalam ruang juri, maka sesuai dengan keputusan Rakernas, rangkap kerta penilaian harus dipisahkan diluar dan langsung ditempelkan di tempat yang disediakan panitia untuk bisa dilihat oleh semua peserta,” ujar Muflik salah satu panitia.
Hal itu bertujuan untuk menjaga transparansi hasil penilaian yang dilakukan juri. Jadi hasil rekap yang tertempel di tempat yang yang disediakan panitia, merupakan hasil murni dari penilaian juri di lapangan.
Dan benar saja. Terobosan yang dilakukan oleh PBI Bojonegoro selaku penyelenggara itu pun mendapat respon positif dari para peserta yang hadir dari berbagai daerah di Jatim hingga Jateng dan Jogja.
Kepuasan terhadap kinerja juri pun terlihat dengan tidak ditemuinya aksi protes peserta terhadap kinerja juri. Dan 23 kelas yang sukses digelar pun mampu berjalan cukup lancar dan kondusif.
Dengan berdatangannya para pemain kawakan, menjadikan persaingan sengit di tiap kelasnya pun tak bisa terhindarkan.
Dan tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, H Jui Saber BC yang menurunkan Santet di sesi pembuka Murai Batu Ring PBI Silver Bojonegoro Bangkit langsung menunjukkan performa terbaiknya. Dominan pukulan Cililin dengan volume tembusnya, Santet mampu menarik perhatian juri sekaligus menancapkan bendera koncer di nomer yang ditempatinya.
Tak hanya berhasil antarkan sang gacoan di kelas Murai, namun Jaka Tingkir yang diandalkan di kelas Cucak ijo juga mampu tampil powerfull. Dengan mengandalkan gayanya yang ngentrok saat membawakan lagu-lagu roll tembak tonjolan Kapas Tembak, Cililin dan Greja tarung, menjadi modal baginya untuk melesat di podium juara sesi Cucak Ijo Bojonegoro Bangkit.
“Dengan keberhasilannya kali ini, Santet mampu memboyong tropi juara 1 dan 3,” ujar H Jui Saber BC yang akan mengantarkan kembali gaco-gaco terbaiknya itu di gelaran The Sultan dan persiapan menuju Paku Alam.
Dan tak ketinggalan pula. Dwi Jalu Kediri yang mengandalkan burung-burung pelapis Murai Batu yakni Sosro Bahu dan Cendet Perisai, juga akhirnya pulang dengan memboyong tropi juara. Meski belum hoki di angka 1, namun hal itu setidaknya mampu mempertahankan tradisi burung-burung Dwi Jalu di jalur juara di berbagai even.
Senada dengan Dwi Jalu. Kroasia TMTN yang dikomandoi Agus Pia Kediri juga tak pulang dengan tangan hampa karena masih memboyong tropi juara di kelas Murai Batu, Kenari dan Lovebird fighter. Meski penampilan gaco andalan MB Tom Tom tidak pada performa terbaiknya lantaran kondisi suhu bumi Bojonegoro yang begitu terik, tak lantas membuatnya menyerah begitu saja.
Karena burung yang sempat melejit saat perhelatannya di bumi Bali beberapa bulan silam sebagai juara kelas utama, masih mampu menunjukkan kualitasnya dalam memainkan lagu-lagu masteran. Begitu halnya dengan Kenari yang masih mampu mengoleksi tropi juara 3 dan di kelas Lovebird fighter sebagai juara 1.*
@ Maaf tidak manampilkan data juara, lantaran panitia tidak menyiapkan data juara di lapangan