Bali Fiesta Cup 2 Denpasar – DiJubeli Kicaumania Lintas Propinsi, Duta Jogja Istimewa Dan Yudi HJ Bali Juara Umum
Mengulang kembali kesuksesan di even sebelumnya, Bali Fiesta Cup 2 yang dihelat di Desa Budaya Kertalangu Kesiman Denpasar Bali (23/1) kemarin berlangsung meriah. Tak hanya diikuti kicaumania dari Bali saja, tapi dari berbagai kota di penjuru negeri juga tak ingin melewatkan keseruan memperebutkan gelar juara di beberapa kelas yang diikuti.
Dibuka dengan arakan gadis Bali yang membawa tropi mewah khas Bali Fiesta sembari diiringi tarian Barong untuk diserahkan kepada perwakilan Walikota Denpasar dan ketua umum PBI Pusat Bagiya Rakhmadi. Ditambah lagi dengan pelepas liaran burung sebagai salah satu wujud pelestarian yang dilakukan PBI (Pelestari Burung Indonesia) selama ini di setiap acara seremonial di lomba burung berkicau.
“Kami sangat berterima kasih atas support dan partisipasi kicaumania lintas Propinsi yang telah ikut serta dalam mensukseskan gelaran kami kali ini,” ujar I Komang Agus selaku ketua Panitia sekaligus owner dari wisata Desa Budaya Kertalangu seraya mengungkapkan permohonan maaf jika ada kesalahan atau kekurangan selama penyelenggaraan masih berlangsung.
Dan benar saja. Setidaknya ribuan kicaumania yang ikut memadati area wisata itu tidak hanya datang dari berbagai kota di Pulau Bali, namun beberapa kicaumania dari NTB, Jatim, Jateng, Jogja, Jabar, Jakarta, Banten hingga Medan Sumut pun tak ingin melewatkan peluang untuk meraih prestasi di tiap kategori yang diikutinya.
Tak ayal, persiangan sengit di tiap kelas yang dihelat di 2 lapangan pun tak bisa dihindari. Mengingat banyak diturunkannya burung-burung terbaik lintas Propinsi dan jawara lintas EO.
Begitu halnya dengan perebutan juara umum BC dan SF yang saling kejar mengejar poin dari awal dibukanya kelas pembuka hingga di penentuan kelas penutup. Yang akhirnya berhasil dinobatkannya Duta Jogja Istimewa sebagai juara umum BC.
Namun ada pemandangan menarik pada saat penyerahan tropi juara umum BC yang diserahkan langsung oleh I Komang Agus. Lantaran H.M Hidayat dari 76 Team Medan yang notabene nya berasal dari salah satu EO lain, mendapat kehormatan untuk menerima tropi dengan didampingi oleh Alex Gresik dan Agus Pia Kediri. Sedangkan untuk juara umum SF diserahkan langsung kepada Yudi HJ Bali.
Sementara itu. Sengitnya pertarungan untuk meraih podium juara juga benar-benar dirasakan oleh Arie Santoso dari Team Pemburu Lombok NTB di kelas bergengsi atau Murai Batu.
Turun di kelas utama tiket 2 juta, burung andalan yang diberi nama Lamborghini itu tampil maksimal dengan mengandalkan kehandalannya dalam memainkan materi lagu yang dahsyat dengan tonjolan pada pukulan panjang-panjangnya.
Semakin menarik, performa dari Lamborghini itu mendapat perlawanan sengit dari Tom Tom besutan TMTN Kroasia yang posisinya berdampingan. Hingga akhirnya, burung yang baru dipegangnya kurang lebih 3 bulanan itu harus menerima kekalahan dengan berada di runner up dari Tom Tom yang bertengger di tahta juara.
“Untuk umurnya sih kurang tahu pasti ya, tapi setidaknya dia sudah mengalami 5 kali urakan,” celetuk Arie Santoso yang memimpikan ingin mengantarkan gaco terbaiknya mengikuti gelaran yang dikemas SMM (Seduluran Murai Mania) itu pun akhirnya meraih memboyong 2 tropi juara Murai Batu sebagai runner kelas utama Bali Fiesta dan sesi Bali Kembali.
Boyong Puluhan Gaco Lovebird Dari Surabaya, Abah Dinsyah Borong Tiket 1 Kelas
Apresiasi juga patut disematkan pada Abah Dinsyah Boss Kecil SF Surabaya. Seolah tak ingin ketinggalan moment kemeriahan Bali Fiesta Cup 2 ini, Abah Dinsyah nyaris memborong tiket di LB Umum Bali Kembali.
“Niatnya sih ingin memborong semua tiket di kelas tersebut, tapi sayangnya sudah ada 2 kekekmania yang sudah memesannya,” celetuk Abah Dinsyah.
Salutnya, niatan untuk memborong tiket itu bukan diperuntukkan bagi komunitas atau pun diperjual belikan lagi, tapi emang dipersiapkan untuk menggantangkan semua gaconya pribadi yang dibawanya langsung dari kediamannya yang sekaligus dijadikan tempat untuk beternak Lovebird.
“Kita melakukan terobosan itu yang semata-mata untuk membangkitkan kembali semangat kekekmania agar bisa memeriahkan kembali kelas kekean,” tutupnya.*