Kontes

Bali Fiesta Cup 2 Denpasar #2 – LB Giman Nyeri Teruskan Tradisi Juara Jalu SF, 3 Andalan Agus Black Jazz Sukses Di Jalur Prestasi

Kerahkan beberapa crew beserta amunisinya dengan menggunakan armada Bus, Dwi Jalu SF dan PBI kab. Kediri totalitas tunjukkan support dan dukungan kepada gelaran Bali Fiesta Cup 2 (23/1) kemarin. Baru seminggu didapat, Reog Berik andalan tergress Agus Black Jazz Ponorogo langsung torehkan prestasi.

Bagi Dwi Jalu, mengikuti suatu gelaran tak sekadar memprioritaskan perburuan gelar juara di beberapa kelas yang diikuti, tapi melainkan lebih kepada menjaga tali silaturahmi antar kicaumania nusantara. Hal itu sangat beralasan, karena jika biasanya Dwi Jalu kerap menurunkan gaco utamanya di kelas Murai Batu namun pada perhelatannya yang digebyar di Desa Budaya Kertalangu Kesiman Denpasar Bali tersebut doi justru menurunkan pelapisnya. 

Giman double winner, teruskan tradisi juara Jalu SF

“Ya kita ingin menunjukkan bahwa PBI kab. Kediri selalu mensupport setiap gelaran PBI di mana pun itu,” ungkap Dwi Jalu.

Salutnya, meski tak mengandalkan gaco utama untuk menghadaoi burung-burung berlabel bintang lintas Propinsi, namun perform yang dimilikinya masih mampu mengimbangi lawan-lawan terberatnya dan bahkan sukses meneruskan tradisi juara bagi Jalu di berbagai even besar hingga bergengsi.

Handoyo dijalur prestasi kelas Murai Batu

Salah satunya yang ditunjukkan Handoyo. Turun di kelas ring PBI silver, burung yang memiliki gaya khas ngeplay baik di tangkringan atas maupun bawah menjadi senjata ampuh baginya dalam memainkan materi lagu dengan cukup apik. Disertai dengan power tembus dan durasinya yang stabil menjadikannya sebagai salah satu kandidat juara, walau akhirnya keberuntungan hanya mengantarkannya sebagai juara 3.

Yang mengejutkan justru datang dari LB Giman. Lama tak diturunkan di even-even besar, maka pada gelaran kali ini seolah-olah menjadikannya sebagai ajang pelampiasan untuk mengeluarkan kemampuannya dengan totalitas.

Kepiawaiannya dalam memainkan suara kekean yang sangat panjang-panjang dalam sekali tarikan dan jeda rapat yang bikin kekekmania terkesima, disertai dengan powernya yang keras menjadikannya semakin sulit untuk dikejar lawan-lawan terberatnya saat itu. Alhasil, bendera koncer pun mutlak ditancapkan pada nomer gantangan yang ditempatinya di sesi Pariwisata.

Baca Juga :  Ebod Jaya Borneo, Road To Piala Ronggolawe II : Spartan BC Bontang Tak Terkejar, Asoka SF Samarinda Kampiun

Tak berhenti sampai di situ. Turun kedua kalinya di sesi PBI Lestari, Giman tak ingin menyia-nyiakan performanya yang lagi on fire dengan tampil lebih menggila. Alhasil, tahta juara pun kembali dipertahankannya dan sekaligus menjadikannya menyandang juara nyeri di kelas Lovebird umum.

Agus Black Jazz Ponorogo boyong tropi berkat 3 gaco terbaiknya

Senada dengan tujuan Dwi Jalu yang memiliki visi utama dengan menjalin silaturahmi dengan kicaumania nusantara yang tumplek blek di pulau Dewata itu, Agus Black Jazz Ponorogo mengaku cukup merindukan suasana kekeluargaan yang diperlihatkan di setiap gelaran di Bali.

Dan tak terlalu menargetkan juara di beberapa kelas yang diikuti 2 gaco andalan, Agus hanya berusaha semaksimal mungkin agar andalannya itu bisa kerja maksimal setelah menjalani perjalanan panjang dari Ponorogo ke Denpasar Bali.

“Ya emang kali ini kita gak ada target juara berapa pun, karena ini adalah pertama kali bagi kedua gaco kami melakoni perjalanan panjang dan bahkan melintasi luar pulau Jawa,” ujar Agus yang hanya mengandalkan MB Reog Berik, MB Gagak Sakti dan Cendet Bulgari.

Reog Berik gaco anyar raih prestasi di penampilan perdana bersama Agus Black Jazz

Menariknya, Reog Berik ternyata gaco terbaru yang baru saja ditake overnya sekitar seminggu yang lalu saat Agus melakoni lawatannya pada salah satu even di Jateng. Dan di perhelatan perdananya di tangan Agus, burung yang baru mengalami urakan kedua itu tak ingin mengecewakan si tuan barunya.

Turun di sesi D’tukad, Reog Berik langsung menunjukkan kepandaiannya dalam mendubbing lagu-lagu masteran mulai dari Greja tarung, Cililin hingga Lovebird, ditambah lagi dengan kepiawaiannya dalam memainkan lagu-lagu yang saling disambung dan diulangi berkali-kali. Powernya pun semakin keluar ketika posisi kepala sedikit mendongak keatas, dan diperindah dengan gaya sujud-sujud yang beberapa kali ditampilkan. Berkat durasinya yang powerfull itulah, tropi juara 3 berhasil diboyong pulang ke bumi Reog dan masih mampu berada di 10 besar sesi Bali Kembali.

Baca Juga :  Cucak Hijau Grandong Dongkrak Nama Mr.Sugik di Latpres Ramadhan Bangkalan

Torehan prestasi juga sempat dipersembahkan oleh gaco terlawasnya yakni Gagak Sakti di kelas utama tiket 2 juta. Diapit oleh-burung papan atas lintas Pulau, Gagak Sakti mampu memberi perlawanan pada rival terberatnya saat itu di tengah kondisi performanya yang sedikit menurun imbas dari perjalanan jauh yang ditempuhnya. Walau belum hoki di podium juara, namun kemampuannya bisa bertengger di posisi 6 membuat Agus tetap bangga dengan pencapaian 2 gaco andalan di kelas Murai.

Semakin lengkap rasa bangga pria yang mengawali hobinya sebagai pemain Kacer itu, Cendet Bulgari yang menjadi salah satu andalannya tersebut mampu memberikan hasil terbaik di 2 kelas yang diikutinya. Jika di sesi Pariwisata, Bulgari mampu bertengger di di posisi 4. Maka dikelas lanjutan, burung yang andal dalam memainkan roll speed dengan gayanya nancap satu titik itu akhirnya naik satu peringkat ke posisi 3 kelas Desa Budaya.*

Related Articles

Back to top button