
Kontesburung.com – Konsistensinya dalam menghidupkan kelas burung Trucuk di wilayah Madiun cukup tinggi. Mereka acap kali nglurug ke beberapa lokasi gantangan yang membuka kelas Trucukan.
Bersama rekan-rekannya, Mr. Muchlis selaku dedengkot PRM (Pejuang Ropel Madiun) menjadikan rutinitas hari Minggu adalah waktunya untuk berkumpul sambil ngegantang burung, sekaligus untuk menjaga keberadaan kelas burung Trucuk di Madiun tetap stabil dan eksis.
Belakangan ini, sekitar setahun terakhir kelas burung Trucuk di wilayah Madiun memang mulai naik daun. Hal itu terlihat dari beberapa tempat Latber yang mulai membuka kelas burung Trucukan. Seperti Gantangan DFP misalnya, meski masih dengan jumlah terbatas.
Burung jenis Merbah ini memang dikenal memiliki suara yang merdu dan unik, meski dibilang burung yang memiliki penampilan tak terlalu cantik karena warna bulunya yang suram. Namun kini burung Trucukan di Madiun mulai memiliki banyak penggemar.

Seperti yang terjadi pada Minggu (17/4/2022) lalu, PRM nglurug ke Gantangan Dungus Forest Park (DFP) Dungus Wungu Madiun, yang mana Gantangan DFP sendiri memang selama ini membuka atau menyiapkan kelas Trucuk pada setiap kegiatan Latbernya.
Ketua PRM Muchlis, sapaan akrabnya, mengaku punya harapan besar kedepan kelas trucuk yang selama ini masih dipandang sebelah mata di Madiun bisa terus eksis dan setara dengan kelas-kelas yang lainnya.
“Untuk saat ini penggemarnya di Madiun memang belum sebanyak jenis burung lomba pada umumnya, tapi kalau di luar kota kelas Trucuk sudah umum dan ramai sekali terutama di daerah jawa tengah, “ungkap Muchlis saat Latber di Gantangan DFP, Minggu (17/4/2022).
Dikatakannya, selama ini banyak juga yang memandang rendah trucukan. Dibilang, tidak punya daya jual tinggi, alias harganya murah. Namun demikian ia mengaku saat ini di Madiun sendiri anggota PRM sudah cukup banyak.

“Belakangan terutama di Madiun animonya lumayan besar banyak rekan-rekan yang mulai tertarik dan gabung komunitas. PRM hingga kini anggota sudah ada sekitar 65 orang, “jelasnya.
Dengan berkembangnya komunitas Trucuk yang semakin besar dan eksis, seperti PRM ini, tentu diharapkan keberadaan komunitas penghobi trucukan dapat mendongkrak derajat burung trucuk. Mengingat saat ini diluar daerah termasuk kota-kota besar kelas trucukan sudah umum dilombakan pada event nasional.
Seiring naik daunnya kelas Trucukan di Madiun, diharapkan juga kedepan kelas Trucuk bisa menjadi warna baru dalam meramaikan khazanah perburungan di Madiun sehingga dengan begitu kasta burung trucukan akan naik dan harganya pun turut terdongkrak. (*/tjr)



