Kontesburung.com – Kian hari komunitas Murai Batu di Madiun kian menjamur. Tak hanya di wilayah perkotaan saja, namun di daerah pinggiran kini komunitas burung ekor panjang ini juga nampak ramai diminati bahkan oleh sebagian kicau mania pemula.
Hal tersebut seperti terlihat di Gantangan Dungus Forest Park (DFP) yang bisa dibilang salah satu gantangan yang letaknya ada di pinggiran Madiun. Yakni, di Kelurahan/Kecamatan Wungu Kabupaten Madiun atau kurang lebih sekitar 15 kilo dari jantung Kota Madiun (masuk Kabupaten).
Kurun waktu setahun ini, komunitas Murai Batu di gantangan ini terus bertambah dan selalu konsisten mengikuti Latber rutin setiap minggunya. Hebatnya, peserta Murai Batu di gantangan DFP mayoritas datang dari para pemain pemula meski ada beberapa dari kalangan senior yang datang untuk sekedar ngutak-atik setingan.
Seperti hari ini, Minggu (31/10/2021) Latber rutin digelar panitia setelah sempat vakum tiga minggu karena ada kendala teknis. Kelas Murai Batu pada Latber kali ini masih ramai seperti sebelumnya dan menjadi kelas paling diminati oleh akar rumput meski di kelas lain seperti Kacer, Cendet dan Lovebird juga tak kalah antusiasnya.
Untuk kelas utama Murai Batu pada Latber kali ini keberuntungan didapat oleh Murai Batu Sudawirad milik Joko Sunaryo Kare BC yang berhasil meraih juara 1 setelah berjibaku sengit dengan rival-rivalnya.
Murai Batu Sudawirad ini tergolong burung yang mempunyai prospek cerah dan sering nangkring di urutan 3 besar selama sekitar 5 bulaanan setiap kali mengikuti Latber di gantangan DFP, dalam hal ini penjurian memakai sistem dan pakem Radja Garuda Nusantara (RGN).
Bukan tanpa alasan Sudawirad dibilang burung Murai Batu prospek cerah. Meski milik kicau mania pemula dan asal muasalnya juga dari burung Ndeso (desa) pinggiran, namun Murai Batu Sudawirad dirasa memiliki cukup bekal untuk melangkah ke jenjang event yang lebih besar. Pasalnya, irama lagu, durasi kerja dan materi serta volume yang dimilikinya sangat baik, hanya saja mungkin kurang jam terbang.
Sepanjang laga, jagoan milik Joko Sunaryo ini sejak awal di gantang langsung kerja memukau, materi isian seperti Gereja tarung, Kenari, Cililin dan Cucak Jenggot dibawakannya dengan irama lagu yang asik panjang-panjang serta ditopang dengan volume yang keras diatas rata-rata.
“Baru selesai bodol (ganti bulu -red) jadi lagi nyari setingan yang pas. Pernah beberapa kali main di event luar tapi belum hoki dan hanya masuk 5 besar, “kata sang pemilik Sudawirad, Joko Sunaryo.
Joko, menambahkan, saat ini memang rekan-rekannya lagi demam Murai Batu. Setiap Latber satu orang bisa bawa 2 hingga 3 burung Murai Batu ke gantangan DFP, apa lagi saat ini panitia membuka kelas Murai Batu Pastol (lepas trotol) sehingga kian bersemangat para pemain pemula.
“Lagi senang main murai batu, rombongan saya saja sekali berangkat satu mobil semua bawa burung murai batu apalagi sekarang dibuka khusus murai pastol, tambah ramai kedepannya, “tambah Joko.
Sebagai tambahan informasi, panitia Latber DFP atas permintaan peserta baru-baru ini memang telah membuka kelas khusus Murai Batu Pastol untuk memberi kesempatan bagi para kicau mania yang ingin melatih burung Murai Batu yang usianya masih muda.
Pada kelas perdananya, kelas Murai Batu Pastol terpantau sangat diminati peserta. Meski tidak sampai full gantangan hanya sekitar 15 san burung, namun kelas ini bisa dikatakan sangat disukai oleh para kicau mania pemula khususnya yang mempunyai burung Murai Batu dengan usia masih muda untuk dijadikan tempat membentuk mental dan mengajari calon burung jawara sekaligus jadi ajang bursa Murai Batu. (*)