Tak sekadar dijadikan ajang pencarian prestasi bagi burung-burung andalan. Gelaran yang dikemas SKN (Seduluran Kicaumania Nusantara) juga sebagai ajang ujicoba sekaligus penambah rasa percaya diri Murailovers untuk melangkah ke jenjang yang lebih tinggi di even SMM (Seduluran Murai Mania).
Yup, hal itulah salah satu alasan beberapa kicaumania yang ikut sertakan gacoannya berlaga di gelaran yang dikomandoi Mr Kemas selaku ketua SKN itu, khususnya saat Kopdar 5 SKN, di gantangan SHR Driyorejo Gresik, 26 September 2021 kemarin. Betapa tidak. Untuk konsep serta system yang digunakan nyaris senada dengan yang diterapkan SMM, mulai dari sistem penilaian, tata cara lomba hingga durasi penilaian yang sama-sama 10 menit. Bahkan untuk juri yang bertugas sebagian besar diambil dari juri andalan SMM.
“Karena penilaian dan konsep dari SKN ini sama dengan SMM, dan bahkan untuk pesertanya sendiri banyak didominasi para member SMM. Maka sebelum turun di SMM, terlebih dahulu saya ingin menjajal kemampuan gaco saya di sini,” celetuk Yoyon Anak Ajaib Probolinggo yang mengusung sang gaco andalan yang dinamakan MB Kurama.
Dan benar saja. Begitu turun di sesi Seduluran A, Kurama yang menempati nomer gantangan 40 itu langsung ngegass dalam memamerkan kemampuannya dalam mengolah lagu-lagu isian yang disertai dengan gaya sujudnya yang powerfull abis. Sayangnya dewi fortuna masih belum berpihak padanya dan hanya menjadikannya sebagai pengisi runner up.
“Dengan melihat kemampuan Kurama saat bersaing dengan para peserta, maka saya semakin pede untuk menurunkannya di even SMM,” ujar Yoyon yang mulai memikirkan cara dalam mencari solusi akan pemasangan ranjau yang dilakukan pada gaconya, mengingat di SMM sendiri sangat diharamkan jika dalam sangkar peserta terlihat ranjau ketika dilihat dari bawah.
Sementara bagi W2 Champ Surabaya, pada ajang kali ini dimanfaatkannya untuk menguji coba burung andalannya yang baru kelar mabung. Lantaran untuk mengetahui kesiapan dari sang andalan untuk bisa mengikuti lomba yang lebih besar.
Sementara bagi Abah Hudan SMM 911 SF yang menurunkan Arjun, juga sukses menarik perhatian juri dan publik kicaumania yang turut menyaksikan aksinya di sesi pembuka Luar Biasa A. Dan tanpa terlalu memamerkan gaya sujud-sujud, Arjun mampu memborbardil lawan dengan tembakan-tembakan panjangnya disertai dengan isian lagu roll yang membuat materi lagunya kian komplit. Berkat durasi kerjanya yang full, juri pun tak ragu-ragu lagi untuk menancapkan bendera koncer di nomer yang ditempatinya.
Keberhasilan Arjun untuk kembali menorehkan prestasi juga diperlihatkannya saat turun di kelas Luar Biasa B. Walau performanya mengalami penurunan dibanding dengan penampilan sebelumnya, namun Arjun tetap bisa memberi perlawanan burung om fire lain seperti The Jack milik H Subandi dan Tole andalan Sigit/Fauzan MKM, dan berhasil bertengger di posiai 3.
Berbeda dengan Rock N Roll. Walau gaya sujud-sujud yang menjadi ciri khasnya dalam memuntahkan lagu-lagu roll tembak sempat dimunculkan saat turun di sesi Nusantara B, namun hanya mampu mengantarkannya berada di posisi 5.
Tak ingin melewatkan untuk bisa memboyong tropi juara, Dewangga Dewa SF yang diperkuat dengan sang andalan MB Sapu Rata saat itu pun sukses tampil menawan di 2 kelas yang diikutinya.
Turun di nomor 28 sesi Seduluran A, Sapu Rata sempat bikin decak kagum kicaumania yang turut menyaksikan aksinya. Sayangnya dewi keberuntungan hanya mampu mengantarkannya meraih juara 4.
Alhasil begitu turun di sesi Nusantara B, burung yang khas dengan pukulan panjang plus power kerasnya dibarengi dengan kestabilannya dalam membawakan lagu selama masa penjurian, menjadi bekal baginya untuk melesat ke posisi puncak dan merebut gelar juara 1.
Handal dalam memainkan materi lagu isian yang cukup komplit lengkap dengan pukulan panjang-panjang, juga sempat dipamerkan peserta kelas Luar Biasa B yang menempati nomer gantangan 35.
Dan berada di nomer paling pinggir, burung yang ternyata adalah milik Sigit / Fauzan dari MKM itu sempat bikin Murailover terkesima dengan kualitas yang dimilikinya. Sayangnya faktor hoki masih belum berpihak padanya, dan doi pun harus puas gaconya berada di posisi runner up.
Sempat resah dengan pencapaian beberapa burung pelapis dari Halilintar, Kresno dan Suro yang diusungnya masih belum meraih hasil maksimal. Membuat Dwi Jalu SF terutama putra kesayangannya yakni Jalu kembali menurunkan Adipati di kelas tantangan.
Tak sia-sia. Ternyata burung yang mengandalkan aksi sujud-sujud dalam memainkan lagu-lagu isian roll tembak itu, mampu tampil powerfull selama penilaian. Berkat aksinya yang begitu menonjol itulah, membuat 4 bendera merah tertancap di nomer yang ditempatinya.*