Tak ubahnya nuansa lomba yang dirasakan pada even SMM, gelaran SKN kopdar 4 yang digebyar di gantangan SHR Driyorejo Gresik, 20 Juni 2021 kemarin menjadi adu prestasi burung-burung papan atas.
Bahkan burung-burung andalan SMM atau bahkan yang kerap berlangganan juara di setiap perhelatan evennya para Murailovers itu mendominasi daftar juara pada 10 kelas yang dipersiapkan oleh gelaran yang dikomandoi oleh Mr Kemas SKN itu.
Dan benar saja. MB Gajah Mada besutan Abah Chamto yang sempat menjadi bintangnya lapangan dengan meraih gelar juara sejati alias mendapat bendera koncer mutlak pada even akbar Anniversary 1st SMM silam, kembali membuktikan kedigdayaannya dengan merebut double winner.
Walau penampilannya tak terdahsyat kayak penampilannya saat merebut 1 unit mobil Brio waktu itu, namun performnya masih mampu mendominasi jalannya pertandingan dan nyaris meraih 4 bendera mutlak di sesi Murai Batu Biasa B. Aksinya kembali dipertontonkan saat turun di laga Nusantara B, dan mampu mempertahankan gelarnya sekaligus mengantarkannya meraih juara nyeri.
Abah Zaki yang telah lama puasa gelar juara dikarenakan sang gaco andalan Mak Paek memasuki masa ngurak, akhirnya lewat aksi gemilang yang ditunjukkan Pelor Mas, tropi juara yang menjadi koleksinya selama ini pun kini semakin bertambah. Hal itu tentunya berkat aksi gemilang yang dipamerkannya saat turun di sesi Kicau Nusantara A.
Begitu halnya dengan Pangeran Sabrang besutan Abah Wilson yang tampil menawan dalam memainkan materi lagu yang terbilang cukup komplit dan stabil selama 10 menit durasi penilaian di sesi Seduluran A, yang menjadi bekal baginya untuk bertengger di posisi puncak.
Kegembiraan meraih tropi juara 1 juga sempat dirasakan H Birin. Pasalnya burung tergress yang baru ditake over dari Mr Dewangga usai melakoni laga di Anniversary SMM itu kembali menunjukkan kualitasnya dengan tampil elegant di sesi Luar Biasa C. Tak tanggung-tanggung, burung yang diberi nama Shiva itu mampu merebut tahta juara. “Yang jelas meski aku harus merogoh kocek yang tak sedikit demi mendapatkan Shiva, namun saya sangat puas ditambah dengan penampilannya saat ini yang cukup mengagumkan,” ujar H Birin yang enggan membocorkan nilai mahar yang dikeluarkan untuk mendapatkan Shiva.
Sementara Arjun amunisi Abah Hudan yang tampil powerfull saat turun di laga Luar Biasa C yang khas dengan gaya sujud-sujud sembari memuntahkan lagu-lagu roll tembak sempat menjadi pusat perhatian publik kicaumania yang turut menyaksikan aksinya. Namun sayang hal itu masih belum membuat dewi fortuna berpihak padanya, dan akhirnya harus puas di posisi runner up.
Hal senada juga dialami gaco Abah Hudan lainnya yakni Rock N Roll atau yang kerap dipanggil RR saat turun di sesi Nusantara C. Kepiawaiannya dalam melantunkan lagu-lagu tonjolan yang menjadi jurus sakti sembari diperkuat dengan aksi sujud-sujud yang cukup menawan, ternyata juga masih belum bisa membujuk dewi keberuntungan untuk merebut tahta juara dan menjadikan Abah Hudan harus kembali puas meraih tropi juara 2.
Kresno andalan Dwi Jalu Kediri yang selama ini dikenal sebagai burung berpenampilan elegant dengan kinerjanya yang stabil di setiap laga yang diikutinya, masih belum menarik perhatian juri yang bertugas dan hanya mampu bertengger di posisi runner up sesi Luar Biasa D. Meski begitu, Dwi Jalu cukup mengakui dengan penampilan Kresno lantaran jurus andalannya yakni pukulan panjang dengan suara mengkristal plus power tembusnya justru keluar saat penilaian usai dilakukan.
Tapi dengan prestasi gaco lainnya seperti Halintar yang menempati juara 4 sesi Luar Biasa B dan Sosro Bahu di posisi yang sama yakni juara 4, setidaknya mampu menambah semangat baru bagi Dwi Jalu untuk terus mengantarkan gaco-gaco lainnya meraih prestasi di even-even lainnya. Kerennya lagi usai bertandang ke SKN Kopdar 4, Dwi Jalu langsung mengusung Kresno menuju Piala BnR Koalisi Surabaya dan berhasil merebut juara 1.
Lama puasa gelar yang sempat dialami Mr Dodiet Kober di beberapa even khususnya SMM, akhirnya terpecahkan saat sang gaco lapisnya Killing Sakti turun di kelas Luar Biasa D dan berhasil bertengger di posisi 3. “Akhirnya setelah sekian lama turun di beberapa even, kita kembali mendapat tropi juara nih,” aku Dodiet.
Sementara itu gelaran yang konsepnya nyaris sama persis dengan SMM namun dengan banderol tiket maksimal Rp 550 ribu dan terendah Rp 330 ribu itu sukses menarik minat pecinta Murai Batu yang tak hanya datang dari area Gresik, Sidoarjo maupun Surabaya, tapi juga ada yang datang dari Mojokerto, Jombang, Kediri hingga Malang.
Bahkan beberapa hari sejak di pubilkasikannya gelaran yang mengonsep G – 24 di all kelasnya itu telah ludes terjual. Kerennya lagi meski dijubeli oleh burung-burung berlabel juara, namun sebagian besar peserta mengaku cukup puas dengan kinerja juri yang bertugas dan dinilai mampu memilih burung-burung yang benar-benar layak mendapat predikat juara di tiap kelasnya.*
