Beberapa burung buktikan kualitasnya di SMM feat ASA BF Gresik Minggu, 31 Januari 2021 kemarin. Ada yang masih pertahankan tradisinya sebagai peraih tahta juara maupun masih berada di jalur prestasi, ada pula yang baru naik perdana langsung koncer.
Sempat keluar ucapan candaan “Bosan aku lihatnya, kok selalu aja juara” dari rekan-rekan W2 D’Champ Surabaya di SMM saat penyerahan tropi juara yang dilakukan Indra Asa BF si empunya gawe pada gelaran yang dikemas di gantangan Gagak Sakti BC Gresik. Cukup beralasan emang. Karena hampir di semua gelaran SMM yang dikemas di area Surabaya dan Gresik, nama W2 D’Champ selalu aja muncul di daftar juara, baik sebagai pengisi 5 besar maupun sebagai juara 1.
Menariknya, burung andalan yang kerap menjadi juara tersebut tidak hanya didominasi satu burung saja, tapi melainkan 2 burung yakni MB Armani atau pun MB Worth It. Jika di SMM sebelumnya nama Worth It bertengger di posisi runner up sesi utama, dan bahkan saat di SMM feat BHS berhasil nyeri sekaligus merebut hadiah utama berupa sepeda motor, maka di gelaran kali ini justru giliran nama Armani melesat ke podium juara sesi Murai Batu B, runner up Murai Batu BF dan juara 5 Murai Batu D.
“Hari ini kebetulan emang Armani lah yang siap turun, sedangkan Worth It kondisinya lagi kurang fit pada tenggorokannya,” ujar pria yang juga menjabat sebagai pembina RI Jatim itu.
Dan benar saja saat berlaga di sesi B, Armani langsung tancap gass dalam memuntahkan lagu- lagu yang menjadi tonjolannya. Bahkan dengan gayanya yang tenang serta tak mengandalkan gaya sujud, burung terlawas andalan W2 itu semakin leluasa dalam mengeluarkan pukulan-pukulan plus roll mulai dari Srindit, Pajaro hingga Cucak Cungkok yang cukup panjang-panjang serta power tembus.
Senada dengan W2 D’Champ, Abah Chamto Menteng Group dengan gaco kesayangannya yakni Gajahmada ternyata juga berhasil mempertahankan tradisinya berada di jalur prestasi di gelaran SMM. Bahkan untuk kali ini, 3 tropi juara berhasil diboyongnya pulang yakni juara 3 sesi D, juara 4 sesi A dan juara 5 sesi B.
Torehan prestasi yang diraih Gajahmada sebenarnya sudah dapat diprediksi, mengingat burung yang banyak mengoleksi tropi juara di berbagai even lintas EO itu termasuk burung stabil di setiap penampilannga. Apalagi dengan mengandalkan gayanya yang hyper, materi lagu seperti Cililin hingga Kenari itu keluar semua, ditambah lagi dengan tenaganya yang cukup kuat dan seolah tanpa lelah mampu bekerja selama 13 menit durasi penilaian.
Sedangkan kejadian mengejutkan terjadi di sesi Murai Batu C, pasalnya burung anyar besutan Kaji Yasir Kolomunyeng Surabaya yang baru didapatnya sekitar seminggu sebelumnya ternyata berhasil tampil menawan dan mampu bersaing dengan burung berlabel bintang lainnya. Tak cukup hanya pamer kualitas di depan juri yang bertugas, ternyata burung yang diberi nama Bromo itu sukses merebut tahta juara.
“Saat saya mendapatkan Bromo, kondisinya emang bisa dibilang siap untuk langsung dilombakan, sehingga saya tidak ragu lagi dengan kemampuannya,” ujar pria yang di even SMM sebelumnya mengantar Senopati dan Brandal merebut juara.
Aksi menawan juga sempat dipamerkan Basudewa amunisi Berly KLB Mojokerto. Pasalnya, berada di nomer gantangan 18 yang posisinya paling pojok saat turun di sesi terakhir Murai Batu E, burung yang juga dijadikan indukan pada penangkaran miliknya tersebut mampu memborbardil burung peserta lainnya dengan lagu-lagu tonjolan yang cukup panjang-panjang.
Ditambah lagi dengan power tembus dan kinerjanya yang cukup stabil, membuatnya sempat menjadi perhatian Murailovers yang turut memantau aksinya itu.
Sayangnya keberuntungannya saat itu hanya mengantarkannya sebagai juara 3. Meski begitu Berly mengaku cukup puas dengan gorehan prestasi Basudewa, dan doi akan kembali menyiapkannya agar bisa tampil lebih maksimal seperti yang sempat ditorehkannya sebagai juara 1 di SMM yang pertama di bulan Juni 2020 silam.
