Mahkota BF Mojokerto – Komposisi Pakan 70% Voer dan 30% EF, Dongkrak Produksi Panen yang Tentunya Dengan Biaya Lebih Ekonomis
Breeder Murai Batu asal Mojokerto yang bernama Abah Qomarudin memulai debut ternaknya 5 tahun yang lalu, suka duka dalam beternakpun sudah banyak dilalui bapak 2 anak ini. Berdasar pengalamannya, ternyata menu utama untuk indukan di kandang adalah Foer dengan komposisi 70% dan 30% EF yang lebih efektif untuk menstabilkan dan bahkan bisa menambah hasil produksi.
Karena sebagai menu utama, dalam pemilihan foer harus tepat untuk kebutuhan indukan. “Banyak produk foer yang bagus namun saran saya agar para breeder lebih selektif lagi dalam memilihnya agar hasilnya sesuai dengan keingainan kita. Lebih lengkapnya, foer itu harus mengandung Kalsium, Karbohidrat, Protein, Mineral dan minyak hewani yang lengkap dan juga dengan komposisi yang tepat pula,” papar Abah Qomar.
“Untuk EF, bisa Jangkrik, Ulat, Kroto ataupun cacing yang komposisinya menyesuaikan kebutuhan indukan mulai saat mau kawin sampai ketika indukan mau kawin lagi dan yang pasti untuk menu utamanya tetap voer dengan takaran 2 sendok makan untuk 2 – 3 hari sekali,” tambah lelaki paruh baya yang kesehariannya mengajar di salah satu SMU kota Mojokerto.
Seperti saat penjodohan, menurut H. Qomar untuk EF diberikan sesuai keinginan indukan. Masing – masing EF seperti jangkrik, ulat, cacing dan kroto di berikan sedikit – sedikit tergantung selera indukan dan apabila suka dengan jangkrik maka porsi jangkriknya ditambah begitu juga untuk takaran EF yang lain apabila lebih disukai indukan maka porsinya ditambah.
Dengan ukuran kandang 75 cm kali 185 cm dengan tinggi 2,5 meter, saat indukan sudah berjodoh dan mulai kawin maka untuk komposisi EF adalah jangkrik dipagi hari 6 dan untuk sore hari 10. Setelah indukan mulai ngunjal (mulai membuat sarang), maka komposisi EF ditambah kroto 2 sendok makan tiap 2 hari sekali dan terkadang diberikan cacing 2 – 4 ekor.
Fungsi diberikan kroto saat indukan terlihat kawin adalah kandungan hormon protosteron dan progesteron menimbulkan birahi indukan baik pejantan maupun betina yang juga berfungsi agar telur ngisi. Kembali lagi untuk kroto dengan takaran 2 sendok makan untuk 2 hari sekali karena kalau terlalu banyak maka indukan akan kegemukan dan berakibat gagal produk.
“Ketika saat betina mengeram, saya hanya memberikan pakan voer saja cuma terkadang juga saya kasih jangkrik 4 itupun 2 hari sekali,” jelas H. Qomar sembari mengingatkan untuk kandang harus memenuhi kriteria siklus udara lancar, sirkulasi airnya juga harus baik dan juga tetap menjaga kebersihan kandang.
Ketika telur mulai menetas, selain Voer untuk EF harus lengkap mulai dari kroto, jangkrik dan ulat Hongkong. “Ke-3 EF itu harus selalu ada karena jika indukan seleranya njuju (memberi makanan anaknya) anakan pakai salah satu EF yang jika tidak ada maka resikonya ga mau njuju dan bahkan anaknya bisa dibuang,” jelas Abah Qomar.
Dengan komposisi pakan voer 70% dan EF 30%, sirkulasi produksi tidak sampai 1 bulan panen dengan rincian, setelah panen 3 – 5 hari lagi betina mulai bertelur di tunggu sampai 12 hari lagi netas dan 5 – 7 hari ngunduh anakan.
Berdasar pengalaman H. Qomarudin dengan komposisi pakan tersebut juga bisa menambah hasil produksi bagi indukan yang sebelumnya hanya bertelur 1 bisa nambah 2 – 3 biji, sedangkan yang sebelumnya bertelur 3 bisa bertambah menjadi 4 biji. “Saya sangat merekomendasikan pada teman – teman breeder untuk menggunakan komposisi pakan yang saya pakai, dan kalau ragu bisa dicoba untuk 1 kandang dulu,” pungkas H. Qomarudin.