Bertarung di kelas neraka, burung-burung jawara regional dan lokal karesidenan tak ingin kalah bersaing dengan burung-burung bintang. Bahkan berkat topform yang dimiliki, mereka pun sukses memboyong tropi juara di even akbar Piala Kerajaan Kediri, 22 Nopember 2020 kemarin.
Salah satunya yang berhasil ditorehkan Al Fatih amunisi Tante Mery asal Acing BF Blitar, yang mampu menunjukkan kualitas terbaiknya di sesi PBI ring Silver Panjalu sekaligus mengantarkannya meraih podium juara. Cukup beralasan memang, apalagi saat turun di sesi bergengsi di even yang dikemas PBI itu mampu menyemburkan materi lagu andalan seperti Cililin dan Kenari.
Tak cukup sampai di situ, ternyata Al Fatih masih bertahan untuk bisa menghadapi burung-burung jawara nasional di sesi PBI ring Silver bintang PBI. Walau melorot ke posisi runner up, namun Tante Mery mengaku cukup puas dengan penampilan Al Fatih saat itu, ditambah lagi dengan prestasinya sebagai juara 7 sesi PBI ring silver Sekartaji.
“Begitu saat posisi kepalanya sujud ke bawah, maka di situlah saatnya bagi dia untuk mengeluarkan pukulan-pukulannya dengan memainkan durasi cukup panjang,” ujar Tante Mery seraya mengatakan bahwa burung yang berumur genap 2 tahun ini memiliki nomer ring PBI Silver 29284.
Usut punya usut, burung akan memasuki usia yang kedua ini ternyata anak pertama dari trah salah satu indukan andalan rumah breeder Acing BF Blitar. Bahkan Tante Mery juga mengaku kalau penampilan Al Fatih di even kali ini adalah penampilan terbaiknya selama diturunkan di beberapa even sebelumnya.
Berkat kinerjanya yang begitu powerfull tentunya menjadikan rasa percaya diri seorang Tante Mery kian meninggi untuk kembali mengawalnya menuju even-even besar “Kita akan persiapkan Al Fatih di gelaran Road To Delta Pandawa Sidoarjo di akhir tahun 2020 mendatang,” celetuknya.
Dan beratnya persaingan untuk meraih prrstasi di kelas bergengsi juga ikut dirasakan Abah Didik Bangsat 001 Nganjuk. Namun berkat aksi edan yang sempat dipamerkan The Doctor yang menjadi andalannya saat itu, membuat perhatian publik kicaumania di kota tahu pun tertuju pada gayanya yang sujud-sujud saat mengeluarkan materi lagunya yang cukup tajam-tajam. Tak hanya kinerjanya yang stabil, tapi power yang dimilikinya juga bikin keder lawan.
Berkat aksinya yang begitu memukau itulah, membuat bingung juri yang bertugas untuk menentukan juara. Alhasil penancapan bendera koncer pun akhirnya terpecah yang akhirnya dimenangkan oleh Land Cruiser andalan Aditya Bima, sedangkan posisi runner up diraih The Doctor andalan Abah Didik Bangsat 001.
Sementara bagi Mrs Syinta dari Syintaro Krian Sidoarjo, bahwa target juara tidak menjadi target utama pada perhelatan kali ini, karena yang penting menurut dia adalah bisa bertemu dan bersilaturahmi dengan kicaumania se antero nusantara. “Yang penting kita sudah melakukan persiapan sematang mungkin agar burung bisa bekerja maksimal, setelah itu ya kita serahkan oada faktor hoki aja,” celetuk Mrs. Syinta.
Dan benar saja, Murai Batu andalan yang diberi nama Jalu itu sukses menunjukkan kualitasnya saat turun di sesi Kilisuci. Namun sayang, meski mengeluarkan jurus jitunya saat melontarkan lagu-lagu Cililin dan Greja yang disambung Kapas Tembak sembari memamerkan aksi sujud-sujud yang ngotot abis, ternyata masih belum menarik perhatian juri yang bertugas.
Bahkan saat berlaga di sesi tersebut, Jalu setidaknya masih mampu berada di 5 besar yakni dengan menduduki posiai ke 4. Sedangkan di sesi Ring Kertajaya, Jalu juga masih mampu berada di posisi 8.*