IPK CUP I Kediri – Kelas Cucak Ijo Memanas, Sumber Indah Dan Surabaya Cell Juara Umum

Even bertajuk IPK Cup I Kediri sukses digelar. Tak hanya dijubeli para pemain dari Karesidenan Kediri, beberapa kota di Jatim juga ikut menyemarakkan lomba burung berkicau yang digebyar di gantangan Hayam Wuruk jalan Hayam Wuruk Kediri, 1 Nopember 2020 kemarin.

Euforia even yang dikomandoi Sukma Briliant dan Sinyo Yakuza aelaku panitia itu sebenarnya sudah dapat diprediksi sekitar 2 minggu sebelum pelaksanaan lomba, yang terlihat dari besarnya antusias para pemesan tiket terutama di 4 sesi pada kelas Cucak Ijo dan Murai Batu. Bahkan dengan ludesnya tiket 2 sesi Cucak Ijo, maka dengan banyaknya permintaan dari peserta maka panitia pun menambah 1 sesi kelas tambahan Cucak Ijo King G20 tiket Rp 300 ribu. Kerennya belum sehari dibuka, ketersediaan tiket nyaris ludes dan pada saat gebyarnya hanya menyisakan 2 nomer gantangan yang kosong.

Yup benar saja. Pada gelaran yang start sekitar jam 11.30 dan berakhir pada 17.15 wib itu emang bisa dibilang kelas Cucak Ijo menjadi kelas terpanas, mengingat nyaris sebagian besar peserta merupakan burung-burung jawara yang berada dalam kondisi on fire.

Kerasnya persaingan pun tak bisa terhindarkan. Bahkan di kelas pembuka Cucak Ijo IPK, pertarungan sengit ditunjukkan Bonex versus Impala. Bahkan sejak usai digantangkan hingga berakhirnya penilaian, kedua burung terlihat saling ngotot dalam mengeluarkan jurus andalannya masing-masing. Hingga akhirnya bendera koncer merah pun terpecah, dan dengan selisih 1 bendera merah menjadikan podium juara pun akhirnya berhasil ditorehkan pada Bonex amunisi Hendry Buser Trenggalek.

“Dari awal digantangkan Bonex udah cukup powerfull dalam membawakan lagu-lagu yang menjadi tonjolannya seperti Cililin, Kapas Tembak, Kenari hingga Lovebird  dengan gayanya yang hiper ngotot abis,” ujar Hendry.

Dan meski hanya meraih runner up, namun Mr Joe Jugala SF mengaku cukup puas dengan penampilan sang andalan CH Impala yang berhasil tampil maksimal dan cukup stabil saat memuntahkan lagu-lagu tonjolan roll tembak berdurasi panjang-panjang, berjeda rapat dan powernya yang  tembus. Ditambah lagi dengan keunggulan lain yakni gayanya yang ngentrok dan berada dalam satu titik.

Aksi menawan juga sempat dipamerkan CH Kipas Dewa amunisi H Nizar Sumber Indah BC Jombang di sesi utama Cucak Ijo King tiket Rp 300 ribu. Berada dalam kondisinya yang prima, Kipas Dewa sukses memberi pertunjukan yang cukup menarik bagi publik kicaumania Kediri raya yang ikut menyaksikan aksinya dari luar pagar pembatas dalam memainkan irama lagu roll tembak dengan gayanya yang hiper. Sayangnya aksi dari burung yang beberapa pekan terakhir ini kerap menorehkan prestasi di beberapa lomba yang diikuti itu hanya puas sebagai runner up.

“Ya mungkin belum hoki aja pada gelaran kali ini, tapi saya yakin kalau Kipas Dewa bakal lebih baik lagi saat berlaga di even-even yang akan dihadapi,” celetuk H Nizar yang juga sempat mengawal Kenari Armada berada di posisi runner up Kenari std Merah Putih.

Tak kalah serunya dengan kelas Cucak Ijo, persaingan sengit juga terjadi di kelas Murai Batu. Dan tak ingin menyia-nyiakan kesempatan dengan kondisinya yang lagi on fire, MB Sukhoi besutan Wahyu AG Bismo Team Tulungagung langsung ngegass dalam menggelontorkan lagu-lagu tonjolannya yang cukup mematikan. Meski gaya sujudnya hanya sempat tampil sekali saja, namun beberapa pukulan serta ngerollnya mampu dikeluarkannya dengan memainkan durasi panjang-panjang. Maka tak ada pilihan lain lagi bagi juri untuk sepakat menancapkan bendera pada nomer gantangan yang ditempatinya.

Di sesi Murai Batu kedua atau sesi Hayam Wuruk. Aksi balas dendam ditunjukkan andalan lain dari Hendry Buser SF Trenggalek yakni MB Preman, setelah di penampilan sebelumnya hanya mampu bertengger di posisi 4. Tanpa menyia-nyiakan waktu, Preman langsung melakukan serangan dengan aksi sujud-sujudnya sembari mengeluarkan lagu-lagu roll tembak yang dahsyat abis. Meski sempat tak lagi sujud, Hendry mengaku kalau saat itu justru membuatnya leluasa dalam memberi pukulan yang cukup panjang-panjang dan power mumpuni. Alhasil berkat kualitasnya yang keren abis itu, menjadikannya mutlak mendapat bendera koncer dari semua juri yang bertugas.

Aksi saling jegal untuk berebut tahta juara juga terlihat di kelas Kacer. Meski jumlah peserta tak memenuhi target, namun secara kualitas nyaris semua peserta berada dalam kondisi on fire dan sama-sama mengeluarkan kemampuan terbaiknya dengan cukup stabil. Meski sulit dalam menentukan sang juara, juri pun akhirnya memutuskan menentukan pilihan juara sesi Hayam Wuruk pada Rawa Rontek gaco Agung Jaya, sedangkan New Hard Rock andalan H Bayu Antasari harus puas sebagai runner up.

“Meski hanya meraih runner up, namun saya cukup puas dengan kinerja New HardRock. Karena sejak awal dia sudah kerja powerfull dengan roll speed disertai pukulan-pukulan dan tidak ada ngetemnya sama sekali,” celetuk Budi Antasari sang pemandu bakat andalan H Bayu Antasari.

Tontonan menarik sempat ditunjukkan Kacer Gentayangan versus Kacer Yakuza. Sama-sama tampil ngotot nan stabil dari awal usai digantangkan hingga berakhirnya penilaian demi mendapat perhatian juri yang bertugas. Memiliki gaya yang nyaris sama semi ngobra dengan ekor membuka serta materi lagu dan power yang memiliki keunggulan masing-masing, akhirnya dewi fortuna pun menghampiri Gentayangan amunisi Ir Heru Sentono SF Kediri. Perform apik dari Gentayangan di 2 even terakhir, semakin memantapkan seorang hati Ir Heru untuk mengawal Kacer andalannya mendampingi Cendet Jalu (gaco utamanya) di beberapa even besar hingga kolosal.

Penampilan apik juga sempat di pertontonkan AM Lahar besutan Hari Hauw AMK Kediri. Tak tanggung-tanggung, 2 sesi yang disediakan panitia pun berhasil disapu bersih oleh burung yang dari awal digantangkan langsung ngegas dengan mendoyongkan tubuhnya sembari menggelontorkan lagu-lagu roll tempak speed rapat.

Diakhir gelaran, panitia melakukan undian grandprize berupa 1 unit sepeda motor dan menyerahkan hadiah tropi juara umum kepada Sumber Indah BC yang komandoi H Nizar dan H Topo Surabaya Cell Kediri.*