287 SF Cup 2 Malang – Peserta Membludak, Kelas Murai Batu DiKuasai 3 Jawaranya Kediri

Bertempat di gantangan Mahkota BC Perum Sonde Ngantang Malang, even bertajuk 287 SF Cup 2, Minggu 4 Oktober 2020 kemarin berlangsung sukses. Namun sayang, membludaknya jumlah peserta itu tidak dibarengi dengan persiapan yang matang dari panitia.

Besarnya antusiasme para peserta yang tak hanya didominasi dari Malang raya, Kediri, Blitar, Jombang hingga Sidoarjo itu sebenarnya emang diluar dugaan panitia, dan untuk mengapresiasi besarnya animo kicaumaia, panitia pun memberi kelas tambahan cucak ijo dan murai batu di sesi utama tiket Rp 100 ribu dengan hadiah full tanpa potongan itu pada beberapa hari menjelang lomba. Dan benar saja. Beberapa kelas seperti Murai Batu, Cucak Ijo, Kenari, Lovebird hingga Cendet full gantangan.

Sayangnya hal itu tak diikuti dengan persiapan panitia di lapangan, salah satunya dengan tidak menyiapkan petugas keamanan di sekitar area gantangan yang setidaknya diharapkan mampu meredam suasana memanasnya pertarungan di setiap sesinya. Alhasil, teriakan dari para peserta pun sulit terkontrol sehingga membuat juri yang bertugas harus bekerja ekstra keras mengingat dekatnya jarak antara pagar pembatas dengan gantangan.

Ditambah lagi dengan aksi protes peserta yang sempat terjadi di sesi B kelas Murai Batu 287, membuat juri harus mengendalikan sekaligus meredam sendiri emosi peserta dengan dibantu panitia namun tanpa adanya pengawalan dari tim keamanan. “Seharusnya sih even dengan embel-embel Cup mestinya sudah dipersiapkan tim keamanan di sekitar gantangan, untuk mengkodisikan suasana lapangan agar lebih kondusif,” celetuk salah satu peserta sekaligus pemain lawas asal Kediri yang enggan disebutkan namanya.

Tak cukup sampai di situ. Gelaran yang dipandu oleh MC kondang Samuri MC dan Andik Blangkon itu juga sempat dikeluhkan peserta lantaran belum siapnya tropi juara di kelas tambahan, sehingga mengharuskan para juara itu harus menunggu datangnya tropi sedikit lebih lama.

“Selaku panitia, kita mengucapkan banyak terima kasih atas partisipasinya pada gelaran kami ini dan tak lupa kami haturkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahan dari kami baik disengaja maupun tidak selama penyelenggaraan masih berlangsung. Dan hal ini menjadi pembelajaran bagi kami untuk menjadi lebih baik di gelaran berikutnya,” ujar Dicky 287 SF yang didaulat sebagai ketua panitia.

Sementara itu, aksi menawan ditunjukkan oleh beberapa burung andalan Kediri yang sukses menguasai jalannya pertandingan di 4 sesi dari 5 sesi yang disediakan panitia.  Seperti MB Republik, MB Kaisar dan MB Raja Bongkar.

Bahkan MB Republik besutan Dwi Jalu SF Kediri yang berada dalam kondisi on fire itu kembali menunjukkan kualitasnya. Sebagai burung yang umurnya tak lagi muda justru mampu memamerkan aksi sujud-sujud yang powerfull saat membawakan lagu-lagu tonjolan yang menjadi andalannya. Tak tanggung-tanggung, tak hanya sampai di sesi A kelas utama tapi di sesi B kelas 524 juga berhasil dikuasai oleh burung yang syarat akan prestasi gemilang di even even besar.

Malah MB republik juga nyaris hattrik jika saja di sesi Squad posisinya tak melorot sebagai runner up. Berkat keberhasilannya meraih prestasi maksimal kali ini, MB republik pun dianugerahi sebagai Murai Batu terbaik.

Tak kalah dengan rekannya sesama Kediri, Erick LM SF yang dikomandoi langsung oleh sang manajer Alven LM SF kali ini justru menurunkan andalan tergressnya yakni MB Kaisar. Kerennya lagi, sebagai burung muda yang usianya belum genap setahun itu mampu tampil apik di penampilannya di even yang keempat kalinya. Materi lagu dengan tonjolan Cililin dan Lovebird yang menjadi pukulan dahsyat nan panjang-panjang dan disertai gayanya yang khas sujud-sujud, berhasil menarik perhatian juri independen yang bertugas. Sehingga tak ada pilihan lain bagi juri untuk tetap menancapkan bendera koncer di nomer gantangan yang ditempatinya.

“Di semua penampilannya pada 4 minggu secara nonstop, MB Kaisar semakin powerfull dan selalu berada di jalur juara,” celetuk Alven yang juga sukses mengembalikan perform CH Parangtritis yang telah lama vakum dari gelar juara selama beberapa bulan. Lewat aksi ngentrok saat memuntahkan roll tembakan berdurasi panjang-panjang, menjadi modal baginya untuk merebut posisi puncak sesi A kelas utama serta berhasil berada di posisi 3 dan 4 di kelas lanjutan yang diikutinya.

Di kelas Murai Batu pamungkas, MB Raja Bongkar amunisi H Gatot Rimba Raya BC Kediri sukses menutup kemenangan berkat aksi edannya dalam membawakan lagu-lagu roll tembak yang diperkuat dengan gaya sujud-sujudnya yang cukup stabil.

Aksi memukau juga sempat ditunjukkan burung muda besutan Synta dari Syintaro Krian Sidoarjo. Meski berhasil mengoleksi tropi sebagai runner up dua kali berkat aksinya di sesi A kelas utama 524 dan sesi B 287, namun burung yang mendapat posisi nomer gantangan paling pinggir itu mengundang decak kagum para penonton yang melihat aksinya yang begitu powerfull.

Yup benar saja, begitu usai digantangkan burung yang tampil perdana selepas masa ngurak itu mampu bekerja dengan cukup stabil hingga berakhirnya penilaian. Ditambah lagi, tak hanya piawai dalam menyemburkan lagu-lagu Cililin dan Gereja yang disambung Kapas tembak yang menjadi pukulan mautnya, tapi gayanya yang sujud-sujud yang ngotot abis menjadi keunggulan dari burung yang akan dipersiapkan menuju even MKBC Cup V Kediri 11 Oktober mendatang.

Di kelas Cucak Ijo. Sempat tertinggal di 2 sesi sebelumnya yang diikuti dengan bertengger di posisi 4 dan 6, CH Kipas Dewa amunisi H Nizar Sumber Indah Jombang langsung merangsek ke podium juara di sesi A kelas utama 287.  Cukup beralasan karena begitu di gantangkan, CH Kipas Dewa langsung pamer perform dalam mengalunkan lagu-lagu roll tembak dengan gayanya yang ngetrok abis serta memainkan durasi lagu dan jeda rapat yang cukup stabil hingga berakhirnya penilaian. Berkat aksi terakhirnya di sesi penutup dengan berhasil bertengger di posisi 3, CH Kipas Dewa pun sukses menggondol tropi sebagai Cucak Ijo terbaik.

Pertarungan sengit juga terjadi di kelas Cendet. Namun dengan bermodalkan kondisinya yang on fire nan stabil di beberapa even regional yang sempat ditorehkannya beberapa bulan terakhir ini, Cendet Master gaco H Syahril Polda dari Metric Mojokerto kembali menunjukkan kualitasnya dengan tampil apik di 3 kelas yang diikutinya. Bahkan burung yang namanya lagi naik daun itu nyaris hattrik jika saja di sesi Cendet 524 posisinya tidak turun sebagai runner up. Meski begitu, gelar sebagai Cendet terbaik yang menjadi incarannya itu pun berhasil diboyongnya pulang.

Terganjalnya Master raih hattrik  dikarenakan aksi gemilang yang ditunjukkan Tragedi besutan Cak Die Kediri yang sekaligus menggeser posisi sang juara bertahan di sesi 524. Pasalnya sejak aqal digantangkan, Tragedi tampil totalitas dengan tonjolan roll speed nan tancap abis.

Di kelas Anis Merah, Pancasona amunisi Gus Aan yang saat itu mengusung bendera Deltasari Pandawa juga tak lepas dari gelar juara. Apalagi tampilan apik berhasil ditunjukkannya saat berlaga di sesi 287, dengan gayanya yang khas neler hiper sembari mengalunkan lagu-lagu speed rapat yang cukup komplit.*