News

Cendet Ivbel, Mewah Tongkrongannya

“Yang ini masih di Malang,” ujar Yossy Liem,   sembari memperlihatkan sebuah rekaman video dari handphone-nya. Isinya, aksi menawan seekor cendet koleksi Yossy yang dia sebut sebagai bahan yang bakal “bicara” dimasa yang akan datang. Yossy tidak berlebihan, cendet muda yang ada di video itu  memiliki tonjolan-tonjolan panjang dan volume yang keras, talenta yang perlu dipoles lebih lanjut.

Keponakan tokoh burung tempo doeloe asal Solo, Koh Mbo-Mbo ini memang sedang gandrung dengan cendet. Di kota Solo, Jawa Tengah, nama Yossy akrab ditelinga para penggemar cendet atau cendeter. Itu lantaran pria berusia 42 tahun ini memiliki beberapa koleksi cendet dengan kualitas mumpuni.

Koleksi paling gres Yossy adalah cendet Ivbel yang juga dibeli dari kota Apel. Ivbel hijrah ke Solo lantaran cendet andalan Yossy yang bernama Ronggeng mati. “Karena saya tidak memiliki gacuk, Ivbel saya tarik kesini. Dari segi kemampuan, Ivbel jauh lebih bagus,” ujar Yossy.

Marketing PT Baja Prima Jaya ini menceritakan bahwa di Malang, Ivbel kerap menjadi juara, bahkan  bisa dikatakan tak ada lawan. Yossy bukannya sombong, tapi kemampuan Ivbel memang tergolong komplit, baik dari segi lagu, durasi, volume, power maupun gaya. “Sulit untuk mencari kelemahannya,” tambahnya.

Materi lagu Ivbel berupa suara burung kunti, gereja, dan lovebird. Yossy mengatakan bahwa materi lagu Ivbel memang tidak terlalu panjang tapi lagu tersebut terus diulang-ulang hingga durasi terakhir. Bila berlaga, lagu tersebut dilantunkan dengan volume keras, menembus suara burung-burung lain.

Nah, yang paling menarik dari Ivbel adalah gayanya. Cendet yang dulu dibeli dengan banderol delapan setengah juta perak ini bakal “nongkrong” dari awal hingga akhir pertandingan. Disebut nongkrong karena dia tak bergeser sedikit pun dari pangkringannya, apalagi meloncat seperti cendet pada umumnya. Bila disimak dengan seksama, gayanya mirip lovebird yang sedang ngekek, berbeda dengan yang lain dan sulit mencari karakter semacam ini. Jika sudah panas, Ivbel bakal tampil lebih menghibur lagi, dia akan tancep  sambil memainkan ekornya. Poin lain, volume Ivbel ini tetap keras meski dia tancep. “Biasanya burung nancep itu volume-nya kurang,” ujar warga perumahan Sumber Harapan, Sumber Trangkilan Solo.

Hanya saja gaya nongkrong tersebut bakal buyar kala di sekitar tempat lomba ada handphone. Ivbel sangat sentitif bila di sekitarnya ada handphone, seperti burung cendet lainnya. Tak heran bila Ayah dari Ivena dan Belvania ini bakal pilih-pilih latber atau even yang akan didatanginya. Bila pagar pembatasnya jauh maka itu lah pilihan nyang terbaik. “Mungkin Piala Raja atau Twister 2. Jarak burung dan penonton cukup jauh,  ideal bagi burung cendet,” ujarnya.

Alumnus Duta Wacana Jogjakarta ini mengatakan bahwa Ivbel adalah burung simpel soal perawatan. Sebelum berangkat kerja, pada pagi hari,  Yossy rutin menjemur Ivbel selama satu jam. Menu makan Ivbel berupa 10 ekor jangkrik, pagi 5 sore 5 plus kroto seminggu dua kali. Bila ingin berlomba treatmen tambahannya hanya mandi saja. “Sesudah mandi dikrodong siap berangkat ke lomba,” kata pria yang semasa kuliah kerap menenteng anis merah di dalam mobil travel yang ditumpanginya. Akankan Ivbel bakal sejajar dengan cendet legendaris seperti Arjuna atau Laba-Laba pada masanya?Wallahualam. yon

 

Related Articles

Back to top button