Mengenang Sosok Kho Sing, Juri Idealis
Tulisan ini mengutip pengalaman Heri Soegihono SH.MH ketua PBI cabang Surabaya yang juga ketua PBI Pengda Jatim. Selama main burung Heri mengaku sangat terkesan sekaligus mengenal pria yang akrab dipanggil Kho Sing setelah dirinya sering cangkruk di pasar burung Bratang. Pasalnya pria yang punya nama lengkap Petrus Hadi Seputro ini orangnya sangat sederhana, kalau bicara apa adanya dan pengetahuan tentang burung banyak banget.
Waktu itu tahun 2011 PBI cabang Surabaya vakum, tidak ada pengurus dan tidak punya jadwal lomba. Sebagai pelomba Heri mengaku ingin sekali PBI cabang Surabaya yang sudah ada sejak tahun 90 an, dihidupkan agar bisa menggelar lomba lomba sebagai mana tahun 90 hingga 2000 an yang lombanya sangat digemari banyak kicaukania dari berbagai kota ditanah air.
Karena keinginan yang besar akan hidupnya PBI cabang Surabaya, Heri yang tahu kalau Kho Sing dan kakaknya Yohanes adalah motornya PBI Cabang Surabaya sejak tahun 90 an, waktu ketemu di pasar burung Bratang mendorong agar pak Sing dan pak Yohanes mau jadi ketua dan pengurus PBI. “Dorongan saya direspon baik, hanya saja belau berdua senang PBI bisa dihidupkan lagi, hanya saja keduanya tidak mau jadi ketua. Malah dibalik saya yang disuruh jadi ketua,” kenang Heri Soegihono.
Karena saya tidak tau sama sekali tentang organisasi perburungan PBI, ia mengaku mau jadi ketua asal pak Sing menjadi wakilnya dan pak Yohanes mau masuk pengurus. Dengan kesepakan itulah pak Sing yang mempertemukan dirinya dengan pak Teguh yang saat itu sebagai pengurus PBI Pengda Jatim sekaligus pengurus Pusat. Dari pertemuan dengan pak Teguh itulah PBI Surabaya aktif setelah pengurusnya lengkap. Dimana Ketua Pak Heri, Wakilnya pak Sing dan Sekretaris pak Yohanes.
Setelah pengurus inti terbentuk, kemudian pak Sing mencari orang yang berkompeten masuk di susunan pengurus PBI cabang yang baru. Dengan kepengurusan yang solid digelarlah lomba tingkat nasional bertajuk pak De Karwo Cup dari yang pertama sampai ke delapan. Lomba besar itu sukses mengangkat nama PBI cabang Surabaya sekaligus ikut meramaikan kembali dunia perburungan di Jawa Timur khususnya Surabaya. Sampai lomba yang terakhir tahun kemarin adalah Khofifah Cup 1 juga sukses mendatangkan ribuan kicaumania.
Perkembangan PBI cabang Surabaya yang begitu pesat sejak aktif kembali tahun 2011, tak lepas dari peran Kho Sing. Termasuk kesuksesan gelaran lomba tingat nasional diatas juga berkat peran besar pak Sing. Karena itulah untuk urusan pemanggilan juri pak ketua menyerahkan sepenuhnya pada kho Sing. Kenapa selama sembilan kali even besar urusan juri diserahkan pak Sing?. Menurut Heri, sosok pak Sing itu sangat idealis dan jarang ada juri yang punya sikap seperti beliau.
Menurut Heri pak Sing itu juri yang tidak bisa diajak kompromi, kalau dimitai tolong jawabnya ya, tapi setelah dilapangan burung tidak kerja atau kurang kerja ya tidak akan dijuarakan. “Kalau ditanya kok tidak masuk juara? Dia bisa menjelaskan secara rinci. Dalam perkembanganya PBI cabang Surabaya bisa besar dan dekat dengan tokoh Even Organiser juga dengan tokoh kicaumania di Surabaya tak lepas dari peran Kho Sing.
Meski jarang muncul kepermukaan, menurut Heri Soegihono pak Sing sangat mewarnai munculnya PBI yang kreatif mulai digelarnya Munaslub, Diklat Juri berbiaya murah serta yang menggalang kicaumania simpatisan PBI berangkat ke lomba lomba besar juga ada peran beliau, meski ia sendiri tidak bisa ikut. “Saya menjadi pengurus PBI dua periode pak Sing tetap masuk dalam kemengurusan, karena selalu saya minta pertimbangan dan masukannya,” terang Heri sang ketua PBI.
Heri juga mengenang beberapa kejadian saat gelaran lomba besar Pak De Karwo Cup, dimana ada tokoh burung yang datang kedia dan bilang kalau pak Sing diatur oleh orang orang yang punya duit. Untuk memasang juri ini juri itu. Bahkan ada yang bilang pak Sing telah dibeli, gara gara ada juri yang tidak diturunkan saat bertugas.
“Mereka komplain ke saya langsung, bilang kalau pak Sing diatur oleh orang yang punya Uang. Saat itu saya jelaskan dan jamin bahwa pak Sing tidak seperti itu. Saya jelaskan juga sebagai ketua kalau tidak pas juga diprotes kok. Setelah lomba selesai saya konfirmasi ke pak Sing jawabnya ternyata bisa diterima akal. Ia ingin saya ikut atur pak Sing agar pasang juri tertentu agar burungnya bisa masuk. Sebagai seorang pemain saya melihat berkali kali sikap idealis dari sosok pak Sing, semoga sikap idealis seperti pak Sing bisa diikuti rekan juri yang lain, ” kenang Heri Soegiono.