News

Oke Bird Farm Solo – Dari Hobi Kembali Ke Hobi

Selama dua bulan ini kesibukan Agusta Dwi Tama, ketua PBI(Pelestari Burung Indonesia) Solo bertambah. Bila dulu, pria yang akrab dipanggil Tomo ini hanya berkutat pada usaha batik dan berlomba saja, kini dia mulai menangkar.

Sebenarnya niat menangkar itu sudah lama ada dibenaknya namun kendala ada pada lahan dan nyali yang belum dimilikinya. Tekad menangkar itu akhirnya membulat lantaran dorongan dari teman-temannya seperti Adi Dumilah, Handoyo UMS Mastering,  dan Beni Sunarto Boyolali Mastering. Ketiga orang inilah yang selalu ngoyak-oyak atau mendorong Tomo agar segera menangkar.

Salah satu pertimbangannya yaitu lomba burung yang berbiaya tinggi seperti harga tiket dan akomodasi bila ke luar kota. Kata mereka, kalau bisa ikut lomba burung itu jangan pakai uang pribadi terus. Bila beternak hasilnya nanti bisa digunakan untuk membiayai lomba burung. “Maksudnya dari hobi kembali ke hobi. Tanpa mereka,  mungkin saya belum berkecimpung di dunia breeding seperti sekarang ini,” papar Tomo.

Alasan kedua, Tomo memang pengen mencetak jagoan murai dari kandang ternaknya sendiri. Bagi dia adalah suatu tantangan dan kebanggan tersendiri bila dia mampu melakukan semua itu.

Lantas, tak tanggung-tanggung, semua murai yang kerap malang melintang di arena lomba pun di masukkan ke dalam kandang penangkaran. Seperti misalnya, Domino yang pernah menempati podium kedua Piala Raja dan juara pertama Solo Vaganza. Bahkan seorang Prio Sutrisno pun pernah kesengsem dengan performa Domino,  sempat nawar meski akhirnya tidak terjadi deal. Ada juga nama Ramones yang  pernah juara 7 Piala Raja kelas 75O dan juara tiga Kapolda Cup Semarang. Kedua murai ini memang berkelas nasional dengan seabrek prestasi. Sehingga dari segi materi Oke BF ini tak perlu diragukan lagi.

Baca Juga :  Piala Kerajaan Kediri 2 Kejutan dengan Hadirnya Anggota DPR RI

Pejantan tangguh yang tak kalah mentereng lainnya adalah Goliat. Meski masih skala lokal,  tapi secara materi tak kalah dengan Domino maupun Ramones. Dia adalah juaranya murai batu pada event Solo Kota Budaya.

Sedangkan betina diambil dari keturunan Pesona dan Raja Tega milik Bambang AB Galeh Pekalongan. Ada 4 ekor yang diborong Tomo. Tomo berharap pejantannya yang memiliki kelebihan pada irama lagu serta volume akan berpadu dengan betina Pesona dan Raja Tega yang punya gaya ngeplay dan sujud sujud. Tomo sudah memantaunya sejak lama. “Saya dapat harga khusus alias harga teman, ” tambaj pria yang sejak 2007 sudah berkiprah di dunia perkicauan ini. Adapun 2 ekor betina lainnya berasal dari Andi Saputra Sragen dan Jinendra Jakarta. Nah, sejak itu Tomo mengibarkan bendera Oke Bird Farm, nama yang dia pakai selama berkiprah di kompetisi burung berkicau.

Adakah kendala dalam perjodohan?Tomo menggelengkan kepala. “Biasanya burung lomba kalau mau ditangkar harus ada treatment secara khusus untuk menurunkan temperamen atau emosinya. Alhamdulillah saya tidak melalui tahap itu. Semua burung lomba yang saya tangkar gampang dalam perjodohannya, ” aku Tomo.

Uniknya, kendati belum berproduksi,  sahabat-sahabat Tomo sudah memesan terlebih dulu. “Mereka tahu kualitas  indukan yang saya tangkar, ” ujar bapak dua anak membeberkan alasannya.

Pangsa pasar Oke BF ini memang kicau mania yang berkiprah di kompetisi lomba burung. Jadi kualitas yang menjadi tujuan utamanya didirikannya Oke BF ini.

Vakum dulu dilomba burung karena semua jagoan masuk kandang penangkaran? Tomo menepis pandangan seperti itu. Lomba burung jalan terus. Tomo sudah mempunyai cadangannya berupa jagoan-jagoan murai batu yang dia siapkan untuk

Baca Juga :  Ternyata Seperti Ini Liku-liku Rintisan Kompetisi Anis Merah dan Kembang di Surabaya - Sidoarjo

lomba-lomba selanjutnya. “Masih gres. Mungkin beberapa minggu lagi bakal saya keluarkan, ” pungkas Tomo yang ditemui kontes burung.com dirumahnya yang terletak dikawasan Sandakan Solo.

Related Articles

Back to top button