Dewan Team, Kartasura. Tidur Di Lapangan Ngak Masalah

Kontesburung.com – Jagat perburungan sering menghadirkan banyak cerita bagi pelakunya. Seperti misalnya pengalaman Dewan Team Kartasura, Jawa Tengah. Mereka pernah tidur di lapangan untuk menunggu lomba.
Pengalaman tersebut mereka alami saat bertandang ke Pemalang. Ade Wijaya, ketua Dewan Team, mengatakan bahwa saat itu mereka tiba di lokasi lomba sekitar jam 1 malam. Lantaran belum mengenal daerah Pemalang dan sekitarnya mereka memutuskan untuk langsung menuju lokasi lomba.
“Kita sengaja pengin lihat lokasi gantangan terlebih dahulu. Selain itu kita juga belum beli tiket untuk keesokan harinya, ” kata Ade memberi alasan.
Lantaran perjalanan yang melelahkan mereka memutuskan untuk tidur saja di lokasi lomba. Ada tikar dan bantal yang menemani mereka. “Perjalanan yang memakan waktu 6-7 jam membuat badan rasanya pegal semua, ” tambah Ade. Kenapa tidak tidur di hotel layaknya pemain-pemain burung?. Dengan bercanda Ade menjawab kalau mereka ingin tirakatan.
Kemudian tak berapa lama datang beberapa orang panitia lomba menghampiri mereka. Dengan itikad baik mereka mengajak Dewan Team untuk menginap di mess panitia. “Sejak itu, hingga kini, hubungan silaturahmi diantara kami terjalin dengan erat. Bila mereka bikin kontes kami pasti datang, ” ujar Ade.
Untuk melancong ke luar kota, Dewan Team memiliki amunisi yang cukup mumpuni. Jagoan-jagoan mereka hampir semua sudah berprestasi. “Murai batu dan cendet tak perlu diragukan lagi. Love bird juga kerap jadi juara. Adapun yang lain tinggal mencari setingan yang pas, ” imbuhnya.
Rinciannya, di kelas murai batu mereka punya 4 burung yakni Jaguar, Sersan, Serdadu dan Pendekar. Sedangkan cendet ada dua nama yakni Mbah Pujan dan Padoger milik Inggah AP yang selalu membuat decak kagum dalam setiap penampilannya. Di kelas kacer, mereka memiliki Brio dan Lindu milik Hari Purnomo yang juga kerap malang melintang di arena lomba. Adapun Lovebird yang sering menjadi pendulang poin adalah Emon.
Dengan sederet burung-burung berkualitas tersebut, tropy juara SF kerap menghampiri mereka. Seperti menjadi juara SF pada gelaran bertajuk Road To Compressor 2 Ponorogo medio Agustus yang lalu. “Menjadi juara tentu suatu pengalaman yang mengesankan. Tapi yang paling penting adalah menambah persaudaraan dan menjunjung tinggi sportifitas, ” ungkap Ade.
Selain berkompetisi, Team hasil kependekan dari Dewe Wani ini juga mengelola sebuah arena latihan. Gantangan mereka terletak di Desa Wisata Rotan Trangsan, Kartasura. “Monggo, bila rekan-rekan kicau mania hadir di tempat kami. Hari minggu saja,” ujar Ade.
Nah, minggu ini rencana mau kemana? Perhelatan Piala Wira Waskita Cup Jogjakarta yang digelar Sabtu 2 November menjadi ajang yang menarik untuk mereka kunjungi. Selain itu, sebagai orang Solo mereka ingin mensukseskan gelaran Balai kambang Kumandang 4 yang bakal dihelat 24 November nanti. Semoga sukses.



