Profil

Agung Jogja Tak Kejar Gengsi, yang Penting Happy

Kontesburung.com – Kicau mania yang satu ini adalah spesialis anis kembang. Agung, nama tokoh kita kali ini. Bagaimana kiprahnya di jagat perburungan?. Agung sendiri adalah salah satu pemain lawas di dunia perhubungan. Sejak tahun 1994, pria bertubuh kecil ini sudah berkutat dengan hingar-bingarnya lomba burung. Jagoan yang membesarkan namanya kala itu adalah anis kembang Batubara. 

“Berbagai daerah pernah saya jelajahi, dari Jakarta hingga Surabaya, ” ungkap Agung yang ditemui kontesburung.com di sela-sela lomba Gubernur Cup yang dihelat di PRPP Semarang. 

Namun pada tahun 2000, pria bertutur sapa halus ini terpaksa harus vakum dari pentas lomba burung berkicau. Ya, lantaran tugas dari perusahaan dimana dia bekerja, Agung harus hijrah ke tanah Papua, tepatnya di Manokwari. 
Tahun 2018, hobi lama bermain burung itu kembali muncul.  Pasalnya, Agung rehat dari perusahaan pelayaran dan pertambangan yang sudah membesarkannya. 

“Saya dan kawan-kawan kemudian membidani terbentuknya komunitas Jogja anis kembang. Alhamdulilah pada Piala Raja kita juga ikut berpartisipasi bersama-sama teman-teman dari Jawa Timur, Jawa Tengah,  dan Jakarta,”

Kini dirumah di Tajem, Sleman, Jogjakarta ada sekitar 14 burung anis kembang, 8 siap lomba sedangkan sisanya masih bakalan. Salah satu dari jagoan-jagoan itu adalah Kembang Langit yang menjadi juara pertama pada Lomba Gubernur Cup Jateng. 

Keistimewaan Kembang Langit terletak pada lagunya yang berisi suara kenari, blacktroat dan trocokan. Selain itu, Kembang Langit juga punya mental baja, dia tak mau mletik meski ada gangguan di kiri-kanan maupun depan-belakang. “Yang paling saya suka adalah gayanya. Kembang Langit ini kalau bernyanyi suka mendongakan kepalanya keatas,  sangat eksotik, ” ujar Agung yang juga memiliki anis kembang beken bernama Metal, Lissie, Kapten,  Toreto. 

Dengan kemampuan seperti itu tak heran bila Kembang Langit harganya juga selangit. Dulu, Agung mengadopsinya dengan banderol sebesar 60 juta rupiah. “Saya pantau prestasinya selama 6 bulan, kok ternyata stabil saat itulah kemudian saya take over,” cerita Agung. 

Rencana mau ditangkar?Belum. Namun, nanti, bila segala fasilitasnya sudah lengkap baik tempat dan kandangnya, Kembang Langit bakal ditangkar. Catatan tambahan, Agung bercita-cita bakal membuatnya di sekitar Borobudur. 

Lantas apa kesan mengenai lomba seni suara burung Gubernur Cup Jateng ini? 

Saya senang dengan lomba burung seperti ini, guyup, rukun,dan ramai, bukan lomba yang terlalu besar yang mengejar gengsi dan prestise.

Lomba besar terlalu banyak kepentingan,  baik untuk mengangkat nama bird club maupun single fighter,  sehingga kadang muncul kecurigaan dan dugaan ada kasak- kusuk sebelum lomba atau ketika di lapangan, kata Agung low profile. 

Related Articles

Back to top button