Perkutut

Ditandai Gelaran Latber, Hobi Perkutut Bondowoso Kembali Hidup Setelah Empat Tahun Mati Suri

Kung mania Bondowoso harus menunggu empat tahun untuk merasakan kembali hobi perkutut didaerahnya. Waktu yang tidak sebentar bagi komunitas penghobi dan peternak perkutut untuk menikmati kembali alunan suara burung perkutut yang dikerek dan digantang.

Peraih juara di Kelas Piyik Hanging poses bareng usai menerima piagam

Lewat gelaran latber yang menempati lokasi di rumah H.Junaedi atau H.Yuyun Tamansari Bondowoso. “Alhamdulillah akhirnya hobi perkutut di Bondowoso kembali hadir setelah empat tahun vakum,” jelas H.Junaedi. Lokasi ini memang dimanfaatkan oleh kung mania Kota Tape sebagai tempat arisan burung perkutut Bondowoso.

Come backnya geliat hobi perkutut mendapat dukungan dari beberapa tokoh seperti Sis Margono dan juga Ketua Pengda Bondowoso Misnawan. “Saya berharap agar hobi perkutut di Bondowoso bisa kembali aktif dan eksis,” harap Misnawan. Bahkan dirinya yakin bahwa perkutut di Bondowoso akan kembali eksis.

Peserta membludak, sampai ada bebeapa peserta tidak kebagian tiket

Kenyakinan ini diperkuat dengan hasil latber. Meski baru pertama kalinya hadir setelah vakum, namun dukungan yang diberikan peserta cukup besar. Tidak hanya peserta dari Bondowoso sendiri, kung mania dari Sukowono, Sempolan, Kalisat dan Arjasa ikut menjadi peserta.

Ada juga peserta dari Situbondo, Praktekan, Pasir Putih dan juga Mlandingan, tercatat dalam daftar hadir.  Dukungan inilah yang membuat kung mania di Bondowoso merasa yakin dan optimis bahwa ke depan hobi perkutut akan kembali hadir dengan kondisi yang lebih semarak.

Suasan santai menikmati acara penjurian di semua kelas yang dilatberkan

Besarnya dukungan yang diberikan berimbas pada ludesnya tiket yang disediakan. Ada beberapa peserta yang tidak kebagian tiket. Keberhasilan panitia menghadirkan peserta dalam jumlah besar, diikuti pula oleh sukses peserta yang berhasil menembus daftar kejuaraan di dua kelas yang dibuka yakni Kelas Dewasa Bebas dan Piyik Hanging.

Di Kelas Dewasa Bebas, Lambaian Tangan orbitan H.Nawar Sukowono memastikan diri sebagai peraih podium pertama. Dikerek pada nomor 28, perkutut ternakan IBM meraih bendera dua warna hitam pada babak pertama dan kedua. Di babak ketiga mengalami kenaikan performa.

Penjurian di Kelas Dewasa Bebas berlangsung selama empat babak

Bendera tiga warna berhasil tertancap persis dibawa kerekan miliknya dan diakhir babak hanya meraih bendera dua warna. Di urutan kedua ada Casanova milik Iwan Bobo Sukowono. Keberhasilan perkutut yang menempati nomor kerekan 11 dan bergelang IBM sebagai pemenang kedua, diraih setelah mendapatkan bendera dua warna hitam empat babak berturut-turut.

Dan di tempat ketiga ada Samba Putra jago Wrsih Tumanan pada kerekan 32 dengan raihan bendera dua warna hitam pada babak pertama, kedua dan ketiga. Sedangkan babak keempat hanya meraih bendera dua warna. Di Kelas Piyik Hanging, King Kong andalan Marjito Prajegan unggul atas lawan-lawannya.

Digantang pada nomor 101, King Kong berhasil mengumpulkan nilai bendera dua warna hitam pada babak kedua dan keempat, serta bendera tiga warna pada babak ketiga. Sedangkan pada babak pertama, tidak memperdengarkan suaranya. Disusul kemudian oleh Ar Meratus orbitan H.Fandi Situbondo.

Hobi perkutut telah menyatukan kung mania dari berbagai lapisan

Menempati nomor gantangan 104, perkutut ternakan Anak Kampung ini meraih bendera dua warna hitam pada babak pertama, kedua dan keempat, sedangkan babak ketiga hanya dua warna tertancap dibawah gantangan miliknya. Diurutan ketiga ada nama Selat milik Imam Pioner Bondowoso.

Digantang pada nomor 128, perkutut ternakan Pioner ini meraih nilai bendera dua warna pada babak pertama dan keempat serta bendera dua warna hitam pada babak kedua dan ketiga.   

Related Articles

Back to top button