Perkutut

Produk Ternak Kandang A.4 Nofa Bird Farm Bangkalan, Curi Perhatian Kung Mania Tanah Air

Saat ini Nofa Bird Farm Bangkalan berhasil mencuri perhatian beberapa kung mania tanah air. Pasalnya salah satu produk kandang ternaknya yakni A.4 sukses mencetak burung yang membuat mereka penasaran. Tidak sedikit dari kung mania tanah air yang sempat mempertanyakan kebenaran dan keberadaan burung yang dimaksud, baik melalui whatsapp ataupun telpon.

Abdul Wahid (tengah), sukses curi perhatian kung mania lewat hasil ternaknya

“Ada beberapa penghobi yang telpon ke saya bertanya tentang burung dari produk kandang ternak Nofa Bird farm A.4, ada juga yang tanya apakah burung tersebut mau dijual. Bahkan ada yang berani memberikan penawaran,” terang Abdul Wahid pemilik Nofa Bird Farm.  Sebagai peternak pinggiran yang bermarkas di Desa Keleyan Bangkalan Madura, Abdul Wahid merasa bersyukur karena hasil ternaknya direspon bagus oleh kung mania.

“Saya mengucapkan banyak terima kasih atas perhatian dari teman-teman penghobi dan peternak perkutut yang sempat menghubungi saya. Tapi terus terang saya belum ada rencana untuk melepas, ini baru pertama kalinya saya punya burung bagus dari hasil ternakan sendiri. Saya ingin melombakannya dulu, sekalian untuk memastikan prestasinya di lapangan,” papar Abdul Wahid.  

Kehebohan ini bermula, saat dirinya memposting rekaman produk ternak kandang A.4 (Nofa K.444 x Nofa K.DDD), di group whatsapp. Postingan tersebut langsung mendapatkan respon dari beberapa kung mania yang kebetulan nimbrung di group tersebut. Diceritakan oleh Abdul Wahid bahwa secara tidak sengaja, saat dirinya mau menyortir produk kandang ternaknya, ia sempat mendengar ada suara yang terdengar bagus.

Produk Nofa Bird Farm Bangkalan, siap pantau untuk kung mania

Ia memastikan suara itu berasal dari salah satu ranji yang menampung produk ternak Nofa Bird Farm. Setelah diamati dengan seksama, akhirnya perhatian tertuju pada satu piyik bergelang Nofa 447 yang lahir pada 26 Agustus 2018. Saat itu dirinya sempat mendengar burung tersebut bunyi sampai 10 kali dengan suara yang tidak berubah. Tanpa meunggu waktu lebih lama, ia memisahkannya dari kumpulan beberapa burung ke dalam sangkar.

Baca Juga :  Latber NPD Cup Probolinggo, Arista, Raider dan Kinanti Naik Panggung

Selama ini dirinya mengaku jarang mantau burung karena kesibukan pekerjaan di Surabaya. Dirinya ada di Bangkalan hanya pada hari Sabtu dan Minggu saja. Kebetulan Rabu, 16 Januari 2019, ia ada di Bangkalan dan berniat untuk mantau burung, setelah sekian lama tertunda.

Bersama kung mania Bangkalan dan Surabaya, Abdul Wahid makin optimis

Tidak berapa lama, teman-teman sesama penghobi di Bangkalan datang ke rumahnya untuk bersilturrahim. Iseng-iseng mereka melakukan proses perekaman dan hasil rekaman mereka kirim ke beberapa group whatsapp. Saat itulah awal beberapa kung mania menghubunginya. Hari berikutnya, yakni Kamis burung tersebut dilatih bersama burung lain di lapangan Kahyangan Residen Bangkalan, ternyata mau bunyi.

Produk Nofa BF, nunggu waktu senggan Abdul Wahid untuk dipantau

Padahal saat membawa dari markas Nofa  BF burung itu dalam posisi dimasukkan kotak. Baru sampai di lapangan dipindah ke sangkar. Kenyataan inilah yang membuat Abdul Wahid bangga karena berhasil mencetak burung berkualitas meski prestasinya belum teruji di lapangan. Namun jika melihat perkembangan yang ada, ia berharap penuh bahwa burung tersebut akan mampu menampilkan performanya dan merebut posisi terbaik.

Munculnya produk anakan keempat dari kandang A.4 ini, menjadikan Abdul Wahid makin optimis menekuni ternak perkututnya. Bukan tidak mungkin akan muncul produk-produk berikutnya yang kualitasnya tidak beda jauh. Apalagi jika ada kandang favorit milik Nofa BF yakni K.444 (Amuse 555 x Nofa K.90 dan K.666 (Irama K.16 x TOP K.13). 

Kandang ternak Nofa BF Bangkalan, hasilkan produk unggulan

Kedua kandang favorit ini merupakan basic blood pengembangan materi indukan yang kini dimiliki Nofa BF. Anakan yang dihasilkan dari kedua kandang ini memang cocok untuk bahan atau materi kandang ternak.

Related Articles

Back to top button